Pernahkah Anda merasa aras-arasen (bhs jawa: malas) berangkat ke dojo untuk berlatih beladiri?
Jawabannya sudah pasti pernah.
Jangankan Anda, saya yang hobi berlatih beladiri saja seringkali merasa malas saat akan berangkat berlatih. Apalagi saat bulan puasa seperti sekarang ini, rasa lapar dan haus membuat tubuh kita terasa lemas sehingga membuat kita malas untuk melakukan aktivitas fisik yang berat seperti berlatih beladiri.
Kok bisa ya kita merasa lemas? Sebenarnya apa sih yang menyebabkan rasa lemas itu?
Pada saat berpuasa, asupan makanan dan minuman kita--baik jumlah maupun waktunya--mengalami perubahan, tidak sama dengan hari-hari biasanya. Perubahan ini tentu saja akan berpengaruh cukup besar pada sistem metabolisme tubuh.
Jawabannya sudah pasti pernah.
Jangankan Anda, saya yang hobi berlatih beladiri saja seringkali merasa malas saat akan berangkat berlatih. Apalagi saat bulan puasa seperti sekarang ini, rasa lapar dan haus membuat tubuh kita terasa lemas sehingga membuat kita malas untuk melakukan aktivitas fisik yang berat seperti berlatih beladiri.
Kok bisa ya kita merasa lemas? Sebenarnya apa sih yang menyebabkan rasa lemas itu?
Pada saat berpuasa, asupan makanan dan minuman kita--baik jumlah maupun waktunya--mengalami perubahan, tidak sama dengan hari-hari biasanya. Perubahan ini tentu saja akan berpengaruh cukup besar pada sistem metabolisme tubuh.
Sistem metabolisme tubuh kita akan sedikit berubah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan jumlah dan waktu (terutama waktu) makan dan minum ini. Hal inilah (perubahan metabolisme) yang menyebabkan timbulnya rasa lemas.
Image credit: Internet Archive Book Images |
Selain secara psikologis akan membuat kita merasa berat untuk memulai berlatih lagi, berhenti total dari latihan beladiri selama bulan puasa akan membuat kita kesulitan untuk mengembalikan kondisi fisik (seperti kelenturan, stamina, dan kekuatan otot) seperti sebelumnya, bahkan bisa menurunkan keterampilan beladiri kita, seperti kata Gichin Funakoshi:
"Karate is like boiling water, if you do not heat it constantly, it will cool".
Latihan beladiri kan berat, kalau kita tetap ngotot berlatih sambil berpuasa mana mungkin kuat?
Tentu saja gak akan kuat kalau kita "ngotot", tetapi perlu diingat bahwa latihan beladiri tidak hanya soal bagaimana memukul atau menendang sekuat tenaga, tapi juga bagaimana sih cara yang efektif dan efisien untuk memukul atau menendang.
Latihan beladiri saat bulan puasa tentu saja harus berbeda dengan latihan beladiri di bulan-bulan yang lain. Saat berpuasa, asupan nutrisi dan cairan berkurang sehingga tubuh kita akan mudah sekali mengalami dehidrasi, dan kadar gula darah--sebagai sumber tenaga--pun juga akan cepat turun. Latihan beladiri harus disesuaikan dengan kondisi tubuh saat berpuasa, tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan tenaga dan tidak perlu terlalu banyak berkeringat.
Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu dan intensitas dari latihan.
Waktu berlatih
Latihan sebaiknya dilakukan 1-2 jam menjelang berbuka puasa sehingga setelah selesai berlatih kita bisa langsung minum untuk berbuka sekaligus mengganti cairan yang hilang selama latihan. Dan kalau sebelumnya kita bisa berlatih setiap hari, sebaiknya saat berpuasa frekuensi latihan diturunkan menjadi 2-3 kali saja dalam satu minggu.
Intensitas latihan
Berlatihlah dengan intensitas ringan - sedang. Kalau biasanya kita mampu melakukan kihon (latihan dasar) sebanyak 50 kali untuk setiap teknik pukulan, tendangan, dan atau tangkisan, angka itu sebaiknya kita turunkan menjadi 10-20 kali saja. Waktu istirahat di sela-sela latihan sebaiknya juga diperpanjang.
Fokuskan latihan untuk memperbaiki dan/atau menyempurnakan teknik-teknik beladiri kita, jangan terlalu fokus pada kecepatan dan kekuatan. Tujuan latihan beladiri disini hanyalah untuk maintenance saja supaya stamina, kelenturan, kekuatan otot, dan keterampilan beladiri kita tidak mengalami penurunan.
Sebagai catatan, untuk mengukur intensitas latihan, Anda bisa menggunakan cara menghitung denyut jantung maksimal. Kalau saat hari-hari biasa (tidak puasa) denyut jantung permenit saat latihan boleh mencapai 80% dari denyut jantung maksimal (djm = 220 dikurangi usia), pada saat berpuasa turunkan menjadi 60% dari denyut jantung maksimal.
Misalnya Anda berusia 25 tahun, saat tidak puasa denyut jantung saat latihan boleh mencapai 80% dari (220 - 25) = 156 kali permenit, saat berpuasa denyut jantung saat latihan jangan sampai melebihi 117 kali permenit.
__________
Puasa adalah ibadah, sedangkan latihan beladiri adalah kebutuhan, karena itu jangan jadikan ibadah kita sebagai alasan untuk berhenti berlatih. Dengan berlatih beladiri badan tetap bugar saat berpuasa, puasa pun jadi asyik dan menyenangkan.
0 komentar:
Post a Comment