Naluri saya sebagai seorang gamer kembali tergelitik.
Bagaimana tidak, beberapa hari yang lalu, PUBG, game online yang saat ini sedang booming dan kekinian, dinyatakan haram oleh MPU Ac*h.
Salah satu sebab dari keluarnya fatwa haram tersebut adalah karena game PUBG dianggap mengajarkan kekerasan pada anak-anak.
Mungkin terdengar aneh, tapi saya sangat setuju dengan anggapan tersebut. Kenapa? Karena game PUBG memang mengajarkan kekerasan pada anak-anak. Dan salah siapakah itu?
Bagaimana tidak, beberapa hari yang lalu, PUBG, game online yang saat ini sedang booming dan kekinian, dinyatakan haram oleh MPU Ac*h.
Salah satu sebab dari keluarnya fatwa haram tersebut adalah karena game PUBG dianggap mengajarkan kekerasan pada anak-anak.
Mungkin terdengar aneh, tapi saya sangat setuju dengan anggapan tersebut. Kenapa? Karena game PUBG memang mengajarkan kekerasan pada anak-anak. Dan salah siapakah itu?
Orang tua.
Ya benar, orang tua, DAN BUKAN game-nya.
Semua karena kesalahan orang tua yang membiarkan anak-anaknya memainkan game yang tidak diperuntukkan untuk usia mereka.
Kalau Anda belum tahu, video game memiliki sistem rating yang didasarkan pada konten dari game tersebut. Sistem rating ini membagi pemain game berdasarkan kelompok umur serta bertujuan untuk mencegah suatu judul game dimainkan oleh mereka yang belum memasuki kelompok usia tersebut. Misalnya rating M (mature), yang mana game tersebut hanya boleh dimainkan oleh mereka yang telah berusia dewasa; atau rating E (everyone), yang mana game tersebut boleh dimainkan oleh siapapun tanpa dibatasi usia.
Dikutip dari situs https://esrb.org, rating dari game PUBG adalah T (Teen). Yang artinya game ini hanya boleh dimainkan oleh mereka yang sudah memasuki usia remaja alias 13 tahun ke atas.
Kalau Anda belum tahu, video game memiliki sistem rating yang didasarkan pada konten dari game tersebut. Sistem rating ini membagi pemain game berdasarkan kelompok umur serta bertujuan untuk mencegah suatu judul game dimainkan oleh mereka yang belum memasuki kelompok usia tersebut. Misalnya rating M (mature), yang mana game tersebut hanya boleh dimainkan oleh mereka yang telah berusia dewasa; atau rating E (everyone), yang mana game tersebut boleh dimainkan oleh siapapun tanpa dibatasi usia.
Dikutip dari situs https://esrb.org, rating dari game PUBG adalah T (Teen). Yang artinya game ini hanya boleh dimainkan oleh mereka yang sudah memasuki usia remaja alias 13 tahun ke atas.
Lebih ekstrim lagi USK (Unterhaltungssoftware Selbstkontrolle), sebuah badan pemerintah yang menangani masalah rating usia pemain video game di Jerman, menyatakan bahwa game ini memiliki rating 16+ (sebelumnya 18+) sehingga hanya boleh dimainkan oleh mereka yang telah berusia 16 tahun keatas.
Inilah yang kurang diketahui oleh para orang tua di Indonesia. Sebagian besar orang tua selalu menganggap bahwa video game adalah mainannya anak kecil (seperti halnya mereka menganggap bahwa "film kartun" adalah tontonannya anak kecil). Padahal video game dan juga "film kartun" memiliki rating usia bagi pemain dan atau penontonnya. Untuk video game, badan yang bertugas memberi rating adalah ESRB (untuk lebih jelasnya silakan baca postingan saya tentang ESRB).
Dan kalau anggapan "mengajarkan kekerasan pada anak-anak" bisa membuat game PUBG dilarang untuk dimainkan, maka seni beladiri juga bisa mendapat predikat "haram".
Inilah yang kurang diketahui oleh para orang tua di Indonesia. Sebagian besar orang tua selalu menganggap bahwa video game adalah mainannya anak kecil (seperti halnya mereka menganggap bahwa "film kartun" adalah tontonannya anak kecil). Padahal video game dan juga "film kartun" memiliki rating usia bagi pemain dan atau penontonnya. Untuk video game, badan yang bertugas memberi rating adalah ESRB (untuk lebih jelasnya silakan baca postingan saya tentang ESRB).
Dan kalau anggapan "mengajarkan kekerasan pada anak-anak" bisa membuat game PUBG dilarang untuk dimainkan, maka seni beladiri juga bisa mendapat predikat "haram".
Kenapa begitu?
Karena seni beladiri juga mengajarkan kekerasan (bahkan tidak hanya kepada anak-anak saja).
Tetapi benarkah hal tersebut?
Tentu saja tidak.
Kalau dilihat sekilas, seni beladiri memang hanya mengajarkan cara-cara untuk memukul dan menendang (dan juga membanting serta mengunci), salah dua unsur dari tindak kekerasan. Tetapi, kalau mau mempelajari lebih dalam, seni beladiri lebih dari sekedar "tindakan kekerasan" untuk melumpuhkan lawan. Bahkan cara-cara untuk melumpuhkan lawan ini bukanlah tujuan utama dari seni beladiri. Tujuan utama seni beladiri adalah membentuk manusia yang tangguh baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Teknik-teknik beladiri hanyalah salah satu cara untuk mewujudkannya.
Dan meskipun "mengajarkan kekerasan", saya justru menyarankan para orang tua guna mendukung anak-anaknya untuk berlatih seni beladiri sejak usia dini. 7 atau 8 tahun adalah usia yang paling ideal menurut saya. Karena berlawanan dengan pendapat umum, seni beladiri justru banyak memberikan manfaat untuk anak-anak. Beberapa diantaranya adalah menumbuhkan rasa percaya diri, belajar untuk bersosialisasi, belajar untuk menjadi tangguh, dan masih banyak lagi yang lain.
Tetapi, semuanya kembali lagi kepada manusianya. Kalau sampai kita menemukan seorang praktisi beladiri yang melakukan tindak kekerasan, yang pertama kali harus kita salahkan adalah orangnya, bukan seni beladirinya. Begitu pula dengan game PUBG, kalau seorang pemain PUBG sampai melakukan tindak kekerasan, yang harus disalahkan pertama kali adalahorang tuanya *ehem* manusianya, dan bukan PUBG-nya.
Kalau dilihat sekilas, seni beladiri memang hanya mengajarkan cara-cara untuk memukul dan menendang (dan juga membanting serta mengunci), salah dua unsur dari tindak kekerasan. Tetapi, kalau mau mempelajari lebih dalam, seni beladiri lebih dari sekedar "tindakan kekerasan" untuk melumpuhkan lawan. Bahkan cara-cara untuk melumpuhkan lawan ini bukanlah tujuan utama dari seni beladiri. Tujuan utama seni beladiri adalah membentuk manusia yang tangguh baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Teknik-teknik beladiri hanyalah salah satu cara untuk mewujudkannya.
Dan meskipun "mengajarkan kekerasan", saya justru menyarankan para orang tua guna mendukung anak-anaknya untuk berlatih seni beladiri sejak usia dini. 7 atau 8 tahun adalah usia yang paling ideal menurut saya. Karena berlawanan dengan pendapat umum, seni beladiri justru banyak memberikan manfaat untuk anak-anak. Beberapa diantaranya adalah menumbuhkan rasa percaya diri, belajar untuk bersosialisasi, belajar untuk menjadi tangguh, dan masih banyak lagi yang lain.
"Martial arts is not about fighting, it's about building character"
"Seni beladiri bukanlah soal berkelahi, seni beladiri adalah soal membangun karakter"
~ Gichin Funakoshi
Tetapi, semuanya kembali lagi kepada manusianya. Kalau sampai kita menemukan seorang praktisi beladiri yang melakukan tindak kekerasan, yang pertama kali harus kita salahkan adalah orangnya, bukan seni beladirinya. Begitu pula dengan game PUBG, kalau seorang pemain PUBG sampai melakukan tindak kekerasan, yang harus disalahkan pertama kali adalah
"Hito, hito, hito, subete wa hito no shitsu ni aru."
"Orangnya, orangnya, orangnya, segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat orangnya."
~ Doshin So
0 komentar:
Post a Comment