"Please release me, let me go," begitulah bunyi penggalan lirik dari sebuah lagu jadul yang barusan saya dengar tapi yang judulnya saya tidak tahu ;D.
"Tolong lepaskan, biarkan aku pergi;" yang jadi pertanyaan sekarang adalah: apakah hanya dengan meminta kita akan bisa membuat seseorang melepaskan kita? Apa jadinya kalau tangan, lengan, atau bagian tubuh kita yang lain (jangan ngeres lho ya ;D) dipegang (atau lebih tepatnya dicengkeram) oleh seorang asing yang tidak kita cint... eh kenal? Kita pastinya akan berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman itu bukan?
"Tolong lepaskan, biarkan aku pergi;" yang jadi pertanyaan sekarang adalah: apakah hanya dengan meminta kita akan bisa membuat seseorang melepaskan kita? Apa jadinya kalau tangan, lengan, atau bagian tubuh kita yang lain (jangan ngeres lho ya ;D) dipegang (atau lebih tepatnya dicengkeram) oleh seorang asing yang tidak kita cint... eh kenal? Kita pastinya akan berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman itu bukan?
Akan tetapi, melepaskan diri dari cengkeraman tangan seseorang ternyata tidak semudah seperti yang kita bayangkan lho. Buktinya berbagai aliran seni beladiri mengajarkan berbagai macam teknik lepasan untuk melepaskan diri.
Kalau perlu diajari berarti secara alamiah kita tidak tahu caranya, iya kan?
Atau dengan kata lain kalau kita tidak belajar cara-cara untuk melepaskan diri tersebut, kita akan mengalami kesulitan untuk lepas dari cengkeraman mantan... *ehem* maksud saya dari cengkeraman seseorang.
Tentunya ada ribuan teknik melepaskan diri dari berbagai aliran seni beladiri di dunia, akan tetapi, meskipun secara bentuk mungkin tidak sama, prinsip-prinsipnya secara umum tidaklah jauh berbeda.
Prinsip-prinsip ini harus selalu ada tidak peduli bagaimana cara dan di bagian tubuh mana lawan mencengkeram kita. Di seni beladiri yang saya dalami, prinsip-prinsip ini dikenal sebagai "prinsip melepas" (ya iyalah, duh).
Lalu apa sajakah prinsip-prinsip untuk melepaskan diri itu?
![]() |
Photo credit: mohamed hassan |
Prinsip-prinsip ini harus selalu ada tidak peduli bagaimana cara dan di bagian tubuh mana lawan mencengkeram kita. Di seni beladiri yang saya dalami, prinsip-prinsip ini dikenal sebagai "prinsip melepas" (ya iyalah, duh).
Lalu apa sajakah prinsip-prinsip untuk melepaskan diri itu?
NB. Ke-semua prinsip ini terutama dikerjakan apabila sasaran cengkeraman lawan adalah pergelangan tangan, lengan bawah, ataupun lengan atas kita.
1. Yang pertama adalah: begitu terpegang buka telapak tangan dan juga jari-jemari tangan kita.
Kelihatannya sepele, tetapi membuka telapak dan jari-jari tangan akan membuat otot-otot di lengan bawah kita mengeras dan membuat lingkar lengan kita sedikit membesar; selain itu, semakin kita ngotot untuk melepaskan diri, semakin ngotot pula lawan mempertahankan cengkeramannya. Membuka telapak tangan akan membuat kita menjadi lebih rileks, membuat lawan merasa kita sudah menyerah dan (harapannya) akan sedikit mengendorkan pegangannya.
1. Yang pertama adalah: begitu terpegang buka telapak tangan dan juga jari-jemari tangan kita.
Kelihatannya sepele, tetapi membuka telapak dan jari-jari tangan akan membuat otot-otot di lengan bawah kita mengeras dan membuat lingkar lengan kita sedikit membesar; selain itu, semakin kita ngotot untuk melepaskan diri, semakin ngotot pula lawan mempertahankan cengkeramannya. Membuka telapak tangan akan membuat kita menjadi lebih rileks, membuat lawan merasa kita sudah menyerah dan (harapannya) akan sedikit mengendorkan pegangannya.
2. Lakukan atemi.
Atemi (Ing: strike) memang bisa diartikan sebagai serangan (ingat atemi no go yosho), tetapi tujuan dari atemi disini bukanlah untuk menyerang melainkan untuk mengalihkan konsentrasi lawan dari cengkeramannya. Dalam rangka memecah konsentrasi lawan, kita bisa melakukan atemi dengan cara melancarkan kepretan jari ke arah mata, menendang ke arah perut, dan lain sebagainya.
3. Ambil posisi "shuho".
Shuho bertujuan untuk merusak keseimbangan lawan sambil tetap mempertahankan keseimbangan kita sendiri. Posisi shuho apa yang harus kita ambil sangat tergantung pada cara lawan mencengkeram dan apa yang lawan lakukan setelah mencengkeram kita (menarik, mendorong, memuntir, atau hendak membanting).
4. Mae yose ashi.
Mungkin namanya berbeda antara satu beladiri dengan beladiri lain, mae yose ashi dilakukan dengan cara mendekatkan kaki belakang ke kaki depan. Tujuannya selain untuk mempermudah putaran pinggul (yang sangat penting dalam nuki waza), juga untuk mempertahankan kamae (kuda-kuda) yang kuat dan stabil.
5. Jadikan bagian yang terpegang sebagai 'poros'.
![]() |
Ilustrasi poros. Photo credit: vpzotova |
6. Lakukan serangan balik.
Setelah berhasil melepaskan diri lakukan serangan balik seperlunya. Tujuan utama dari serangan balik ini adalah membuat lawan kapok dan membuat doski berpikir seribu kali untuk melakukan cengkeraman lagi pada kita. Tetapi kalau memang diperlukan, serangan ini bisa juga dilakukan untuk melumpuhkan lawan.
Selain ke enam prinsip di atas, yang juga perlu diingat adalah selalu tempatkan bagian tubuh yang terpegang sedekat mungkin dengan tubuh kita; dan juga lakukan teknik melepaskan diri ini secepat dan sehalus mungkin, semakin lawan tidak menyadari kalau kita sedang berusaha melepaskan diri semakin baik.
Penting diketahui bahwa ini bukanlah langkah-langkah untuk melepaskan diri. Kendati saya memberi penomoran bukan berarti kita melakukan "langkah" nomor 2 setelah selesai melakukan "langkah" pertama, dan seterusnya. Prinsip-prinsip ini memang harus dilakukan secara berurutan, tetapi kerjakan secara simultan dan juga dalam satu "aliran" gerakan.
Itulah sedikit yang bisa saya bagikan. Jangan sungkan untuk menyampaikan pendapat dan berdiskusi di kolom komentar di bawah ya.
Semoga bermanfaat dan selamat berlatih.
Semoga bermanfaat dan selamat berlatih.
Bang klo dasar2 nya mna
ReplyDeleteUntuk dasar-dasarnya bisa abang pelajari sendiri di beladiri yang abang tekuni. Karena dasar itu sangat penting, akan lebih baik kalau ada mentor atau pelatih yang membimbing abang.
Delete