Pariwara

Followers

Prinsip Melepas

Posted by Yonatan Adi on 2:57 PM

"Please release me, let me go", begitulah penggalan lirik dari sebuah lagu jadul yang judulnya saya tidak tahu.

Tetapi apakah hanya dengan meminta kita bisa membuat seseorang melepaskan kita? Apa jadinya kalau tangan, lengan, atau bagian tubuh kita yang lain (jangan ngeres lho ya ;D) dipegang (atau lebih tepatnya dicengkeram) oleh seseorang yang tidak kita kenal? Kita pastinya akan berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman itu bukan?

Tetapi, melepaskan diri dari cengkeraman seseorang ternyata tidak semudah seperti yang kita bayangkan lho. Buktinya berbagai aliran seni beladiri mengajarkan berbagai macam teknik untuk melepaskan diri.

Kalau perlu diajari berarti secara alamiah kita tidak tahu caranya, iya kan?

Atau dengan kata lain kalau kita tidak belajar cara-cara untuk melepaskan diri, kita akan mengalami kesulitan untuk lepas dari cengkeraman mantan... *ehem* dari cengkeraman seseorang.
Photo credit: mohamed hassan
Tentunya ada ribuan teknik melepaskan diri dari berbagai aliran seni beladiri di dunia, akan tetapi, meskipun secara bentuk mungkin tidak sama, prinsip-prinsipnya secara umum tidaklah jauh berbeda.

Prinsip-prinsip ini harus selalu ada tidak peduli bagaimana cara dan di bagian tubuh mana lawan mencengkeram kita. Di seni beladiri yang saya dalami, prinsip-prinsip ini dikenal sebagai "prinsip melepas" (ya iyalah, duh).

Lalu apa sajakah prinsip-prinsip untuk melepaskan diri itu?

1. Yang pertama adalah: begitu terpegang buka telapak tangan dan juga jari-jemari tangan kita.
Kelihatannya sepele, tetapi membuka telapak dan jari-jari tangan akan membuat otot-otot di lengan bawah kita mengeras dan membuat lingkar lengan kita sedikit membesar. Selain itu, semakin kita ngotot untuk melepaskan diri, semakin ngotot pula lawan mencengkeram kita. Membuka telapak tangan akan membuat kita menjadi lebih rileks, membuat lawan merasa kita sudah menyerah dan sedikit mengendorkan pegangannya.

2. Lakukan atemi.
Atemi memang bisa diartikan sebagai serangan (ingat atemi no go yosho), tetapi tujuan dari atemi disini bukanlah untuk menyerang melainkan untuk mengalihkan konsentrasi lawan dari cengkeramannya. Dalam rangka memecah konsentrasi lawan, kita bisa melakukan atemi dengan cara melancarkan kepretan jari ke arah mata, menendang ke arah perut, dan lain sebagainya.

3. Ambil posisi "shuho".
Shuho bertujuan untuk merusak keseimbangan lawan sambil tetap mempertahankan keseimbangan kita sendiri. Posisi shuho apa yang harus kita ambil sangat tergantung pada cara lawan mencengkeram dan apa yang lawan lakukan setelah mencengkeram kita (menarik, mendorong, memuntir, atau membanting).

4. Mae yose ashi.
Mungkin namanya berbeda antara satu beladiri dengan beladiri lain, mae yose ashi dilakukan dengan cara mendekatkan kaki belakang ke kaki depan. Tujuannya selain untuk mempermudah putaran pinggul (yang sangat penting dalam nuki waza), juga untuk mempertahankan kamae (kuda-kuda) yang kuat dan stabil.

5. Jadikan bagian yang terpegang sebagai poros.

Photo credit: vpzotova
Selain putaran pinggul, untuk bisa melepaskan diri dari cengkeraman, kita harus menggerakkan badan dan juga bagian tubuh kita seperti bahu dan siku mendekat (atau menjauh) dari lawan. Tetapi saat kita melakukannya bagian yang terpegang tidak boleh berpindah tempat.

6. Lakukan serangan balik.
Setelah berhasil melepaskan diri lakukan serangan balik seperlunya. Tujuan utama dari serangan balik ini adalah membuat lawan kapok dan membuat doski berpikir seribu kali untuk melakukan cengkeraman lagi pada kita. Tetapi kalau memang diperlukan, serangan ini bisa juga dilakukan untuk melumpuhkan lawan.


Selain ke enam prinsip di atas, yang juga perlu diingat adalah selalu tempatkan bagian tubuh yang terpegang sedekat mungkin dengan tubuh kita; dan juga lakukan teknik melepaskan diri ini secepat dan sehalus mungkin, semakin lawan tidak menyadari kalau kita sedang berusaha melepaskan diri semakin baik.

Penting diketahui bahwa ini bukanlah langkah-langkah untuk melepaskan diri. Kendati saya memberi penomoran bukan berarti kita melakukan "langkah" nomor 2 setelah selesai melakukan "langkah" pertama, dan seterusnya. Prinsip-prinsip ini memang harus dilakukan secara berurutan, tetapi kerjakan secara simultan dan juga dalam satu "aliran" gerakan.

 
Itulah sedikit yang bisa saya bagikan. Jangan sungkan untuk menyampaikan pendapat dan berdiskusi di kolom komentar di bawah ya.

Semoga bermanfaat dan selamat berlatih.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:57 PM

2 komentar:

  1. Replies
    1. Untuk dasar-dasarnya bisa abang pelajari sendiri di beladiri yang abang tekuni. Karena dasar itu sangat penting, akan lebih baik kalau ada mentor atau pelatih yang membimbing abang.

      Delete

Copyscape

Protected by Copyscape
Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB