"Diketahui sebuah segitiga siku-siku dengan keliling 150 cm dan panjang sisi miring 64 cm, berapakah luas dari segitiga tersebut?"
Saat sedang masyuk nge-youtube, mak bedunduk (ujug-ujug alias tiba-tiba) muncullah thumbnail ini di beranda YouTube saya.
Dasar gemar dengan puzzle, saya pun merasa tertantang untuk mencoba memecahkan teka-teki yang terlihat sedikit sulit ini.
Markicah (mari kita pecahkan) ;D...
Sebelumnya--untuk lebih mempermudah--saya akan menamakan segitiga siku-siku tersebut sebagai kecap... eh maksud saya segitiga ABC yang mana sisi BC bertindak sebagai alas (a)-nya, sisi AB adalah tinggi (t) dari segitiga yang bersangkutan, sedangkan AC (c) adalah sisi miringnya.
Berdasarkan teorema pythagoras, maka a² + t² = c² atau dalam hal ini a² + t² = 64²
... (1)
Dan seperti yang kita semua tahu (iya kan??), keliling (atau bahasa jawanya: perimeter) sebuah segitiga adalah hasil penjumlahan dari panjang ketiga sisi segitiga tersebut, atau untuk segitiga ini kelilingnya sama dengan a + t + 64 = 150 atau kalau disederhanakan a + t = 150 - 64 => a + t = 86 ... (2)
Sekarang kita punya dua persamaan:
(1) a² + t² = 64²
, dan
(2) a + t = 86
Kita apakan ya dua persamaan ini...??
Hhmmm ...
Oh ya, saya tahu...
Kita masukkan saja ke persamaan berikut:
(a + t)² = a² + t² +
2at
86² = 64² + 2at
2at = 86² - 64²2at = (86+64)(86-64)
2at = 150 × 22
2at = 3300
at = 1650 => a × t = 1650
Kalau saya tidak salah ingat (maklum saya bukan ninja yang punya ingatan sempurna), rumus dari luas segitiga adalah ½ × alas × tinggi, sedangkan dari perhitungan di atas kita dapatkan hasil dari alas dikalikan tinggi (a × t) sama dengan 1650, maka kita bisa dengan mudah menghitung luas segitiga ABC ini yaitu dengan cara mengalikan setengah alias membagi dua angka 1650 tersebut sehingga kita dapatkan bilangan 825... voila.
Kembali ke lapto... eh ke niche blog ini ...
Tidak berbeda dengan teka-teki yang barusan kita pecahkan, kita juga (sudah) harus mampu melakukan tindakan beladiri meskipun kita hanya punya secuil informasi belaka.
Bicara tentang budo (seni beladiri), dalam perkelahian (baca: mem-beladiri), pada prinsipnya kita hanya akan punya satu informasi semata yaitu bahwa "pihak lawan akan melakukan serangan." Tentunya kalau hanya informasi ini saja yang kita miliki, kita tidak akan mampu mem-beladiri kita dengan baik; ada beberapa 'informasi' tambahan yang perlu kita gali lebih dalam; informasi seperti 'kapan', 'bagaimana', dan 'kemana' serangan itu akan dilancarkan.
Hampir sama pula seperti teka-teki di atas, untuk bisa mendapatkan informasi pendukung ini, kita perlu menerapkan berbagai prinsip dasar beladiri yang (tentunya) sudah kita kuasai. Informasi 'kapan' misalnya, kita dapat memprediksi kapan lawan akan melancarkan serangan (salah satunya) dengan cara membaca napasnya; menyerang sama dengan mengeluarkan tenaga, dan kita hanya akan mampu mengeluarkan tenaga secara optimal saat sedang menghembuskan (atau menahan) napas, dengan kata lain hampir tidak mungkin lawan melakukan serangan saat doski sedang menarik napas; atau 'kemana' yang bisa kita perkirakan dengan melihat mata lawan; dan sebagainya.
Tentu saja ini adalah perkara yang "mudah untuk dikatakan (atau dituliskan ;p) daripada dilakukan," karena untuk mampu melakukannya dibutuhkan keterampilan untuk dapat "membaca" detail-detail kecil dari setiap gerak-gerik lawan. Dan strepei hynlaa ktia bsia mcabmea kamilat ini kneraa taleh tsaibrea mcabmea (dan/ aatu milunes) rasutan aatu bakhan raubin ktaa dan kamilat saitep hyniraa, keterampilan itu hanya bisa didapatkan dengan cara sesering mungkin membaca (baca: melihat) dan menulis (baca: melakukan) serangan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: "bagaimana kita bisa melakukan keduanya?", ada tiga dua jawaban: (1) melakukan latih tanding, (2) ber-kogeki kihon (latihan gerakan dasar menyerang) yaitu memukul dan/ atau menendang di depan cermin, dan (3) bila perlu melatih ketenangan jiwa dan pikiran melalui latihan meditasi.
Perkelahian (atau per-beladirian-an dalam konteks blog ini) adalah laksana teka-teki yang--serupa dengan puzzle di atas--tanpa kemampuan untuk menggali serta mengumpulkan informasi [yang hanya dapat dilakukan dengan bekal pengetahuan serta pemahaman yang cukup mengenai prinsip-prinsip dasar beladiri (sekaligus keterampilan untuk menerapkannya)] bakal sangat sulit untuk 'dipecahkan'. Dengan kata lain pengetahuan dan pemahaman (sekaligus keterampilan untuk mengaplikasikan) berbagai prinsip (serta teknik-teknik) dasar beladiri akan sangat berpengaruh terhadap tingkat survivabilitas kita; jadi sudahkah Anda memiliki ketiganya? Hanya Anda yang bisa menjawabnya; bukan saya dan juga bukan rumput yang bergoyang ;p.
0 komentar:
Post a Comment