Pariwara

Followers

"Kenshi" atau "Kempoka"?

Posted by Yonatan Adi on 10:01 AM

Beberapa hari yang lalu, salah seorang junior saya di Shorinji kempo bertanya di grup media sosial. Pertanyaannya sangat menarik:

"Kenapa praktisi Shorinji kempo disebut kenshi, bukan kempoka seperti judo ~judoka atau karate ~karateka? Terus apa beda arti kata kenshi di Shorinji kempo dan kendo?".

Meskipun sudah dijawab dengan cukup baik oleh salah seorang rekan sabuk hitam di dalam grup tersebut--gini jawabannya:

"Kalo dari term 'kenshi' itu sendiri artinya orang yang belajar ilmu bertarung dengan senjata tajam. Ya bisa di bikin anagram dari 2 kata 'ken' sama 'deshi' yang juga bisa dibaca murid pedang. Cuma kalo kita kembalikan ke dalam term punya Shorinji kempo, arti dari kata 'ken' sendiri dilihat dari huruf kanjinya bisa diartikan sebagai kekuatan atau 'tinju' (fist). Jadi khusus untuk Shorinji kempo penggunaan istilah 'kenshi' ini bakal menjelaskan identitas akar sejarah keilmuannya sendiri tanpa harus terikat dengan identitas budo yang lain" --masih ada beberapa hal yang kurang jelas.

Nah, di postingan ini saya akan berusaha menjawabnya. Ingat bahwa jawaban serta penjelasan saya ini hanyalah sebatas pengetahuan dan pendapat saya pribadi, kalau teman-teman pembaca punya pendapat lain, silakan dibagikan di kolom komentar di bawah.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu melihat sedikit sejarah dari Shorinji kempo.

Shorinji kempo dikembangkan oleh Nakano Michiomi (atau yang lebih dikenal dengan nama Doshin So) berdasarkan berbagai aliran quan fa (kungfu) Tiongkok kuno terutama giwamon-ken, byakuren-ken, dan kakuritsu-ken. Doshin So sendiri adalah pewaris ke-21 dari giwamon-ken menggantikan gurunya Wen Laoshi (Wen Taizong).

Setelah kembali ke Jepang--saat itu Jepang baru saja mengalami kekalahan dalam perang dunia ke-2--Doshin So melihat kemerosotan moral bangsanya sehingga doski kemudian bertekad untuk memperbaikinya dengan pendidikan dan pelatihan mental dan fisik melalui seni beladiri.

Doshin So kemudian menyusun ulang berbagai ilmu beladiri yang didapatkannya di Cina serta menggabungkannya dengan beberapa aliran beladiri seperti kendo dan jujutsu (utamanya fusen-ryu dan hakko-ryu). Doshin So menyebut seni beladiri 'baru' ciptaannya ini dengan sebutan "siauw liem sie quan fa" (dalam lafal Jepang menjadi "shorinji kempo") yang secara garis besar berarti "teknik tinju/ bertarung yang berasal dari kuil Shaolin". Penamaan ini dilakukan karena giwamon-ken (mandarin: yihemen quan) adalah salah satu aliran kungfu yang diajarkan di kuil shaolin.

Dari sini bisa dilihat bahwa kata "kempo" atau "quan fa" bukan hanya milik Shorinji kempo seorang (atau sebuah??).

Kalau kita teliti lebih dalam lagi, quan fa adalah istilah dalam bahasa mandarin yang dipakai untuk menjelaskan seni beladiri itu sendiri (quan fa = kempo = seni beladiri). Quan fa sendiri berarti "metode bertinju/ bertarung" --"quan" berarti pukulan atau tinju, sedangkan "fa" berarti metode, cara, atau jalan.

Akhiran -ka (dalam judoka misalnya) sendiri bisa memiliki bermacam-macam arti, beberapa di antaranya adalah ahli, atau orang yang ber-, contohnya judoka berarti ahli judo atau orang yang ber-judo.

Lalu kenapa praktisi Shorinji kempo tidak disebut kempoka?

Jawabannya adalah: kempo bukanlah sebuah aliran seni beladiri, kempo adalah seni beladiri itu sendiri (salah satu aliran kempo adalah Shorinji kempo). Jadi lucu kalau praktisi Shorinji kempo disebut kempoka yang berarti ahli seni beladiri atau orang yang ber-seni beladiri, padahal praktisi Shorinji kempo bukanlah seorang yang menguasai (semua) seni beladiri [hanya ahli dalam satu aliran seni beladiri (atau kempo) saja yaitu Shorinji kempo].

Selain itu, ada semacam aturan tak tertulis kalau akhiran -ka hanya bisa digunakan untuk aliran budo yang namanya berakhiran dengan -do saja seperti judo dan kendo [dan bukan, karate bukanlah pengecualian karena nama 'lengkap' karate adalah karatedo].

Dan seperti jawaban teman saya di atas, kenshi tersusun atas dua karakter huruf kanji yaitu "ken" dan "shi". "Ken" (kanji: ) berarti tinju (baca: seni beladiri) [bedakan dengan "ken" (kanji: ) yang berarti pedang] sedangkan "shi" (kanji: ) berarti "scholar" atau orang yang mempelajari sesuatu. Contohnya seperti ini: kalau renkinjutsu artinya adalah alkemi, maka renkinjutsushi adalah alkemis atau orang yang mempelajari ilmu alkemi. "Shi" kemungkinan juga berasal dari kata "deshi" yang berarti murid.

Bukan... bukan Kenshi(n) yang ini [photo credit: Net Sama]
Jadi "kenshi" berarti orang/ murid (shi/ deshi) yang sedang mempelajari teknik bertinju (ken).

Perhatikan bahwa saya menggunakan kata "mempelajari" (dan bukan "menguasai") karena menurut saya tidak ada yang namanya ahli beladiri. Setinggi apapun tingkatan seseorang dalam suatu seni beladiri, orang tersebut harus tetap terus berlatih, karena kalau tidak dia akan kehilangan 'sentuhannya' seperti kata Gichin Funakoshi dalam niju-kun: "Karate (martial arts) is like boiling water, without heat it returns to its tepid state" ~karate (seni beladiri) itu seperti merebus air, tanpa panas yang terus-menerus ia tidak akan mendidih~

Gimana, sudah terjawab bukan?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 10:01 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB