Pariwara

Followers

Budo --Seni Beladiri--

Posted by Yonatan Adi on 1:13 PM

Hmmmm... bikin postingan apa ya hari ini?

Lagi kehabisan ide nih... hhmmm...

Oh iya, saya tahu... mosting yang itu aja ah...

Sejujurnya tulisan ini sudah lama tersimpan di dalam harddisk laptop saya.

Agak malu juga sih sebenarnya, karena ini adalah salah satu tulisan pertama saya, maklumlah kalau masih sedikit amburadul [tapi daripada gak bikin postingan baru, bisa-bisa rating blog saya turun di mata mbah gugel (~'3')~].

Meskipun begitu, tulisan yang pernah saya pajang di mading dojo saya selama beberapa bulan ini pernah sukses 'menjerumuskan' banyak mahasiswa/i untuk ikut bergabung dalam seni beladiri yang saya tekuni.

Gambar dari maxpixel.freegreatpicture.com
Tanpa mengedit sedikitpun, inilah isi tulisan tersebut secara keseluruhan

武道 (Budo)


Q: Apakah budo itu?
A: Budo adalah kata dalam bahasa Jepang yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai beladiri, tetapi sebenarnya budo mempunyai arti yang jauh lebih luas dari sekedar beladiri. Budo tersusun dari 2 huruf kanji yaitu “ (bu)” dan “ (do)”. Huruf “bu” inilah yang diartikan sebagai beladiri, sedangkan huruf “do” --yang juga ditemukan dalam kendo, aikido, kobudo dsb-- berarti jalan hidup. Huruf “bu” sendiri tersusun atas dua huruf kanji yaitu “yame” yang berarti berhenti dan “yari” yang berarti tombak, jadi secara harfiah “bu” berarti menghentikan tombak. Tombak disini merupakan konotasi dari pertikaian, perselisihan, atau peperangan. Selama ini beladiri seringkali hanya diartikan sebagai ilmu untuk mempertahankan diri atau ilmu untuk berkelahi, hal ini tidaklah salah, tetapi tujuan sebenarnya dari beladiri adalah untuk menghentikan pertikaian/perselisihan dan menciptakan perdamaian.


Q: Lalu kenapa dalam budo diajarkan teknik-teknik untuk berkelahi?
A: Ada dua jawaban untuk pertanyaan ini, yang pertama adalah bahwa teknik-teknik dalam budo dipergunakan dalam keadaan sangat terpaksa dan bila tidak ada pilihan lain, dan yang kedua adalah bahwa teknik-teknik dalam budo tidak hanya bisa dipergunakan untuk membela diri sendiri tetapi juga bisa dipergunakan untuk melindungi orang lain. Misalnya anda melihat seseorang dirampok sedangkan di tempat tersebut tidak ada orang lain selain anda dan pihak berwajib sulit dihubungi atau lokasinya jauh. Apa yang akan anda lakukan? Tentu saja hati nurani anda ingin menolong, disinilah teknik-teknik budo bisa dipergunakan.


Q: Lalu kenapa ada orang yang belajar beladiri yang menjadi preman atau suka berkelahi?
A: Selain teknik-teknik beladiri, budo juga mengajarkan filosofi dan falsafah kehidupan. Praktisi beladiri yang menjadi preman atau suka berkelahi mungkin salah pendidikan beladirinya atau individu itu sendiri yang kurang memahami inti dari beladiri yang dipelajarinya. Menurut pengalaman penulis justru banyak preman yang “bertobat” setelah belajar beladiri.


Q: Berarti beladiri bisa memperbaiki perangai seseorang?
A: Bila diajarkan dengan benar (bukan hanya teknik-tekniknya saja yang diajarkan tetapi juga filosofi dan falsafahnya) beladiri bisa membangun karakter seseorang menjadi lebih baik. Seorang guru besar budo yang dianggap sebagai bapak karate modern Gichin Funakoshi pernah berkata bahwa beladiri bukanlah tentang berkelahi, beladiri adalah tentang membangun karakter. Hal yang senada juga diucapkan oleh guru besar Shorinji Kempo Nakano Michiomi atau yang lebih terkenal dengan nama Doshin So bahwa belajar beladiri adalah untuk membangun seseorang menjadi orang yang dapat diandalkan dan orang yang bertindak dengan mempertimbangkan orang lain sebagaimana mempertimbangkan dirinya sendiri.


Q: Saya adalah orang yang cinta damai dan tidak suka kekerasan, apakah beladiri cocok untuk saya?
A: Seorang jenderal besar dan mantan presiden Amerika Serikat yang bernama George Washington pernah berkata bahwa jika kita menginginkan perdamaian maka kita harus siap untuk berperang. Beladiri justru sangat cocok untuk mereka yang cinta damai, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa tujuan beladiri adalah untuk menghentikan perselisihan dan menciptakan perdamaian.


Q: Bukankah perselisihan bisa diselesaikan dengan cara berunding? Mengapa harus belajar beladiri?
A: Memang akan lebih baik jika perselisihan bisa diselesaikan dengan cara damai, akan tetapi jika dua pihak yang berselisih sudah mulai saling jotos maka kita harus menghentikan terlebih dahulu adu jotos tersebut. Contoh kasusnya seperti ini: ada dua orang saudara atau teman kita berkelahi, sebelum kita bisa mengajak mereka berdua untuk berunding dan menyelesaikan masalah dengan cara damai, kita harus terlebih dulu menghentikan perkelahian tersebut. Contoh lain: kita berselisih dengan seseorang dan kebetulan orang tersebut adalah tipe orang yang sulit diajak bicara dan langsung main pukul, kita tidak akan bisa menghentikan pukulan tersebut dengan kata-kata. Kalau kita ingin berunding dengan orang tersebut, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menghentikan pukulan tersebut dan membuat si pemukul berpikir dua kali untuk memukul kita lagi. Semuanya itu membutuhkan kemampuan dan keberanian yang bisa didapatkan dari latihan beladiri.



Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan
Kekuatan tanpa kasih sayang adalah kedzaliman
“Shorinji Kempo”

----------

Itulah dia salah satu hasil peras otak dan banting jari saya yang pertama. Kalau dilihat-lihat lagi sebenarnya sudah cukup lumayan sih ;p, apalagi bagi saya yang paling tidak suka (dan paling tidak bisa) dengan pelajaran mengarang waktu bersekolah dulu.

Suka dengan tulisan saya? (Meski kecil kemungkinannya) 😅 Anda juga boleh lho menggunakan ulang tulisan ini, tentunya Anda perlu mengeditnya terlebih dulu supaya lebih enak dibaca, DAN (ini yang penting) jangan lupa mencantumkan link balik ke blog saya ini :D.

Semoga bermanfaat


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 1:13 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB