Pariwara

Followers

Tangga Umpan Balik dan Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 2:39 PM

Masih dari grup yang sama [saya tidak berani menegur secara langsung karena saya termasuk paling junior dalam grup tersebut, dan juga karena saya memegang teguh tradisi untuk menghormati senior ;D], kali ini tentang salah seorang senior yang kekeuh (atau gak peduli?) kendatipun sudah diingatkan (meski secara tidak langsung) berkali-kali saat salah menuliskan satu istilah yang paling sering dipakai dalam seni beladiri Shorinji kempo yaitu "senpai" (senior/kakak).

Berikut adalah salah satu kutipan chat-nya (sedikit saya edit tapi tidak mengubah artinya secara keseluruhan)

A: "Osh, gimana kabarnya sienpey?"
B: "Osh, baik senpai, semoga senpai A dan keluarga juga selalu diberi perlindungan dan kesehatan olehNya"
A: "Amin... terimakasih sienpey, osh"

[Perhatikan penggunaan kata "sienpey" (ini kata bukan ya??) dan "senpai"; Dan tidak, saya tidak akan membahas penggunaan kata "osh" yang sudah salah kaprah].

Terlihat bahwa senior B sudah berusaha mengingatkan senior A (secara tidak langsung) bahwa penulisan yang benar adalah "senpai", tapi senior A tetap saja ngeyel menulis "sienpey".

Jadi apa yang salah?

Ijinkan saya memberitahu Anda apa yang salah.

Si senior A jelas-jelas belum pernah mendengar tentang "Tangga Umpan Balik".

Apa itu?

Tangga umpan balik (atau feedback ladder) adalah sebuah konsep yang saya pelajari dari sebuah kursus kepemimpinan yang pernah saya ikuti beberapa tahun yang lalu. Konsep tersebut digambarkan seperti ini:

Tangga umpan balik
Anda mungkin tidak mengerti hanya dengan melihat gambar diatas, tapi memang itu tujuannya, kalau Anda langsung mengerti, Anda tentunya tidak akan melanjutkan membaca postingan saya ini bukan? ;D.

Intinya adalah setiap orang yang menerima umpan balik--yang bisa berupa saran, nasehat, kritik, atau apapun Anda menyebutnya--akan merespon dengan salah satu dari lima cara, tergantung dimana posisinya dalam tangga umpan balik.

Seperti yang bisa Anda lihat, posisi terbawah adalah R.

Dan posisi teratas adalah C.

Yang menjadi tujuan kita adalah mendaki tangga umpan balik tersebut hingga mencapai tingkat tertinggi (C) dan (ini yang paling berat) bertahan disana, atau dengan kata lain, tidak melorot lagi ke tingkat U, E, atau lebih rendah.

Lalu apa arti dari huruf-huruf R, D, E, U, dan C tersebut? Mari kita bahas satu persatu mulai dari tingkat paling bawah.

Tangga umpan balik tingkat 1 - Rejection (penolakan)

Seorang yang nangkring di tingkat ini akan menolak semua hal yang dikatakan kepadanya. Setiap kali diberi umpan balik, dia akan langsung menolaknya dengan berkata dalam hati: "Emang gue pikirin. Saya menolak semua kritikan. Umpan balik bukan untuk saya". Atau dengan kata lain, umpan balik Anda akan diabaikan sama sekali.

Berdoalah Anda tidak akan pernah bertemu dengan orang yang bercokol di tingkat ini.

Tangga umpan balik tingkat 2 - Defend (mempertahankan diri)

Kalau dihadapkan dengan umpan balik, orang yang duduk di tingkat ini akan mempertahankan dirinya mati-matian. Bagi mereka, umpan balik adalah ancaman. "Aku gak ngelakuin hal itu. Bukan itu yang terjadi" adalah mekanisme pembelaan ego si defender kepada setiap umpan balik yang diberikan kepadanya.

Sebisa mungkin hindarilah si defender ini.

Tangga umpan balik tingkat 3 - Explain (memberi penjelasan)

Para explainer mungkin tidak akan menolak umpan balik ataupun membantah kesalahan mereka, mereka justru akan mencoba menjelaskan kenapa mereka berbuat salah, sehingga seolah-olah kesalahan tersebut menjadi masuk akal...

... paling tidak bagi mereka.

"Saya tidak salah menulisnya, bahasa Jepang kan bahasa yang rumit, jadi walaupun terdengar seperti 'simpe' penulisan yang benar adalah 'sienpey'. Lagi pula saya dulu diajarinya begitu. Dan sekarang saya kebelet pipis. Dan besok istri saya ultah".

Mendengarkan alasa... err "penjelasan" mereka akan membuat Anda lelah hayati. Berhati-hatilah dengan para 'pemberi penjelasan' ini.

Tangga umpan balik tingkat 4 - Understand (mengerti)

Eits... jangan tertipu. Meskipun para understander memahami umpan balik Anda... ya benar, orang-orang yang berada di tingkat ini adalah mereka yang mau mendengarkan dan bahkan memahami umpan balik yang Anda berikan, tetapi sayangnya hanya sampai disitu saja. Tidak lebih. Mereka tidak benar-benar melakukan apa yang Anda katakan. Mereka mendengarkan dan memperhatikan Anda, tapi begitu Anda membalikkan punggung Anda, mereka akan langsung kembali ke kebiasaan lamanya.

Orang-orang yang sudah "paham" ini masih memiliki satu kekurangan yaitu...

Tangga umpan balik tingkat 5 - Change (berubah)

Inilah tingkat yang paling tinggi. Anda melihat/ mendengar sebuah kesalahan, Anda mengkoreksi kesalahan tersebut, dan orang yang Anda koreksi mau berubah dengan cara memperbaiki kesalahannya itu. Anda tidak lagi ditolak, dibantah, diberi penjelasan, ataupun diabaikan lagi. Anda didengarkan dan perubahan benar-benar terjadi .

Dan kenapa semestinya harus begitu?

Kalau Anda dengan sukarela, dengan mengorbankan waktu dan tenaga Anda untuk memberi nasehat, masukan, kritik, koreksi, atau apapun Anda menyebutnya, tidak ada hal lain yang pantas Anda terima kecuali perubahan...

... paling tidak di dalam dojo, tetapi untuk diluar dojo/tempat latihan lain lagi ceritanya.

Misalnya, Anda bisa saja menasehati teman Anda untuk lebih hemat, tetapi tentu saja dia bebas untuk menerima nasehat Anda atau tidak, dia bebas melakukan apa saja semaunya. Tetapi tidak di dalam dojo, di dalam latihan seni beladiri, perubahan adalah satu-satunya respon yang seharusnya Anda dapatkan.

Dan kalau Anda mendapatkan respon lain (lihat tingkat 1-4) berarti orang tersebut belum siap untuk menerima umpan balik.

Atau dengan kata lain, orang tersebut belum siap untuk berkembang.

Jadi apa yang perlu kita lakukan? Mengubah orang tersebut? Tidak akan ada gunanya. Untuk mengubah orang lain, kita-lah yang pertama kali harus berubah.

Mulailah mendaki tangga umpan balik ini hari ini juga. Evaluasi diri Anda terus menerus. "Bagaimana respon saya terhadap kritik yang barusan saya terima? Apakah saya menolaknya? Apakah saya mempertahankan diri terhadap kritikan tersebut? Sial, ternyata saya masih harus terus mendaki". Dan setelah mencapai tingkat yang tertinggi, teruslah berusaha untuk bertahan di sana.

Semoga bermanfaat.

 
 


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:39 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB