Pariwara

Followers

Pelajaran Hidup (dan Seni Beladiri) dari Game Pokemon

Posted by Yonatan Adi on 10:32 AM

(*ehem*)... Maaf pamer dikit, beberapa hari yang lalu (10/01/17) saya baru saja menamatkan game mainline "Pokemon" terbaru yaitu "Pokemon Moon".

Bagi Anda yang belum tau (kemana aja loe? :D), "Pokemon" adalah seri game ber-genre RPG, dimana Anda berperan sebagai seorang trainer yang menangkap dan melatih monster (disebut pokemon) untuk 'diadu' dengan pokemon milik trainer lain atau untuk membela diri kalau Anda diserang oleh pokemon liar. Tujuan utama game ini adalah untuk mengumpulkan badge dari 8 Gym (atau menyelesaikan Island Trial dalam "Pokemon Moon") untuk kemudian menantang Pokemon League untuk menjadi seorang Pokemon League Champion.

Akan tetapi--karena saya tahu kalau penggemar game terlebih game "Pokemon" itu sedikit jumlahnya  (apalagi penggemar game terlebih game "Pokemon" yang juga menggemari seni beladiri)--di postingan ini saya tidak akan membahas panjang lebar tentang game "Pokemon" ini.

Selama memainkan game ini, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran yang berharga (siapa bilang maen game itu tidak berguna dan hanya membuang-buang waktu?), dan pelajaran-pelajaran tersebut bisa diterapkan tidak hanya di dalam kehidupan sehari-hari, melainkan juga bisa diterapkan ke dalam seni beladiri, hobi saya yang lain selain bermain game.

Apa sajakah itu? Langsung saja disimak.

#1: 
Superman itu tidak ada, yang ada adalah super team

Superman adalah salah satu tokoh superhero ciptaan DC Comic... ups maaf salah intro.

Monster-monster dalam game Pokemon mempunyai berbagai macam tipe dengan total ada 18 tipe, 3 tipe paling dasar (biasanya sebagai starter) adalah fire, grass, dan water.

Di dalam game Pokemon, tidak ada pokemon yang paling hebat, tidak ada satu pokemon pun yang bisa mengalahkan semua pokemon yang lain (kecuali level pokemon kita sangat tinggi). Sebagai contoh, pokemon bertipe flying akan unggul apabila berduel melawan pokemon bertipe fighting, grass, dan bug, tetapi akan kalah apabila harus melawan pokemon bertipe electric, rock, dan ice; pokemon bertipe rock, kendati unggul jikalau melawan pokemon bertipe flying (dan juga bug, ice, dan fire), akan kalah kalau harus melawan pokemon bertipe grass, water, fighting, ground, dan juga steel.

Kita, sebagai seorang trainer, hanya bisa membawa enam ekor (??) pokemon bersama kita saat berpetualang. Sangat disarankan untuk membawa berbagai macam tipe pokemon sebagai partner kita. Dengan begitu kita bisa menghadapi dan mengalahkan bermacam-macam tipe pokemon (dan trainer) dengan lebih mudah.

Aplikasi dalam kehidupan:
Sebuah tim atau organisasi (termasuk organisasi beladiri) terdiri atas banyak individu yang memegang bermacam-macam peran/jabatan. Untuk memilih siapa yang memegang jabatan apa tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing individu.

Seorang ketua tidak akan mungkin bisa menjalankan roda organisasi seorang diri, dia harus dibantu oleh rekan-rekan pengurus dalam organisasi tersebut. Misalnya untuk masalah surat-menyurat, seorang ketua membutuhkan bantuan dari seorang sekretaris; untuk mengatur keuangan organisasi, seorang ketua akan membutuhkan bantuan bendahara. Demikian juga pengurus organisasi tidak akan bisa mengatur jalannya organisasi tanpa bantuan dari anggota organisasi yang lain.

Tanpa ada kerja sama tim, organisasi yang bersangkutan tidak akan dapat berjalan. Sehebat apapun seorang ketua, tanpa bantuan dari pengurus dan anggota organisasinya, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Sehebat apapun seorang presiden, tanpa bantuan dari anggota kabinet dan warga negaranya, maka kehebatannya tidak akan berarti apa-apa. Tidak ada superman, yang ada adalah super team.

#2:
Untuk dapat menanamkan suatu ide (yang benar) kepada seseorang, kita harus terlebih dulu melemahkan ide (yang salah) di 'kepala' orang tersebut

Di dalam game Pokemon, untuk bisa menangkap dan menjinakkan monster, kita harus melemahkan monster tersebut terlebih dulu. Kalau kita berusaha menangkap monster tersebut saat health bar si monster masih penuh, kita hanya akan membuang-buang pokeball saja. Tetapi jangan kebablasan ketika berusaha melemahkan cew... err pokemon incaran Anda, karena kalau Anda membuat pokemon tersebut faint, Anda juga tidak akan bisa menangkapnya.

Photo credit: geralt
Aplikasi dalam kehidupan:
Kalau kita hendak menanamkan suatu ide (yang benar) kepada orang lain, kita harus 'melemahkan' terlebih dahulu ide-ide lain (yang salah) di dalam kepala orang tersebut.

Kalau kata orang bijak: "Untuk bisa mengisi gelas dengan air bersih, Anda harus membuang terlebih dulu air kotor di dalam gelas tersebut."

Contoh dalam budo (seni beladiri): Anda melihat seorang perampok sedang beraksi, sebelum Anda bisa menanamkan ide (kepada si perampok) bahwa merampok itu salah, Anda harus 'melemahkan' perampok itu terlebih dulu. Perhatikan saya menggunakan kata melemahkan dan bukan 'menghabisi', karena kalau Anda 'menghabisi' si perampok (membuatnya pingsan atau bahkan tewas), Anda tentu saja tidak akan bisa menanamkan ide tersebut kepadanya (dan dengan begitu Anda tidak bisa 'menguatkan' si perampok untuk kembali ke jalan yang benar).

Fusatsu katsujin saudara-saudara?

#3:
Pengalaman akan membuat seseorang berkembang menjadi lebih baik

Setelah mengumpulkan pengalaman [atau bahasa RPG-nya experience (exp) point] yang mencukupi dan mencapai level tertentu (biasanya level 16-18 untuk starter pokemon), pokemon akan mengalami evolusi.  Litten misalnya, salah satu starter dalam Pokemon Moon, akan mengalami evolusi menjadi Torracat setelah mencapai level 17; dan ketika mencapai level 34, Torracat akan berevolusi menjadi Incineroar.

Aplikasi dalam kehidupan:
Di dalam budo (seni beladiri), kita akan terus 'berevolusi' (secara fisik dan mental) sejalan dengan "level" atau tahap latihan kita. Penguasaan teknik beladiri dan karakter kita akan terus mengalami peningkatan. Kalau 'evolusi' tersebut tidak Anda alami, maka kemungkinan Anda tidak sengaja menekan tombol "B" (Anda yang pernah memainkan game Pokemon pasti tahu maksud dari kalimat saya ini ;D).

#4:
Kita bisa berkembang dengan optimal kalau ada seseorang yang membimbing kita

Di dalam game Pokemon, "musuh" yang menghalangi jalan Anda untuk menjadi seorang champion hanya ada dua. Dua musuh tersebut adalah [1] pokemon liar dan [2] pokemon yang dimiliki oleh seorang trainer. Dari dua jenis musuh tersebut, pokemon yang dimiliki (dan dilatih) oleh seorang trainer biasanya lebih sulit untuk dikalahkan (dan juga memberikan exp point yang lebih banyak) daripada pokemon liar dengan level yang sama.

Aplikasi dalam kehidupan:
Di dalam seni beladiri, tanpa bimbingan dari seorang sensei/guru, kita mungkin masih bisa berkembang, akan tetapi perkembangan tersebut tidak akan se-optimal kalau ada seorang sensei/guru yang menjadi mentor kita. Contohnya saya sendiri, hampir satu setengah tahun ini saya belajar teknik pernapasan secara otodidak, tetapi kemajuan yang saya alami sangatlah kecil bahkan bisa dibilang tidak ada, setelah menemukan dan dibimbing oleh seorang guru, (gak bermaksud sombong '-'v) saya mengalami kemajuan cukup besar dalam waktu yang relatif singkat.


__________

Buang jauh-jauh dari pikiran Anda bahwa bermain game itu tidak berguna, hanya buang-buang waktu, dan hanya bikin bodoh, karena ternyata ada seabrek pelajaran yang bisa diambil dari video game, seperti 4 pelajaran yang saya dapatkan dari game Pokemon di atas.

[Bacaan terkait: Tanggapan Saya Sebagai Seorang Gamer terhadap Fatwa Haram Pokemon GO]  

Terima kasih dan semoga (tidak) bermanfaat ;D.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 10:32 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB