Pariwara

Followers

Perbedaan antara Olahraga Beladiri dengan Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 8:48 AM

Semakin populernya Mixed Martial Arts (MMA) membuat banyak orang berbondong-bondong ingin mempelajari aliran beladiri 'baru' tersebut. Gym MMA bermunculan dimana-mana, seminar dan workshop MMA juga selalu dipenuhi oleh peserta.

Padahal MMA bukanlah beladiri baru, MMA--sesuai dengan namanya--adalah gabungan dari berbagai aliran beladiri yang lebih menekankan pada sisi olahraga daripada sisi 'do'-nya.

Seni beladiri modern (gendai budo) seperti judo, kendo, dan karate-do--yang lebih mengutamakan aspek 'do' daripada 'jutsu'--adalah modernisasi dari koryu budo (seni beladiri kuno). Seiring dengan perkembangan jaman, gendai budo--yang tujuan utamanya adalah untuk membangun karakter manusianya--pada akhirnya juga dipertandingkan.

Pertandingan ini tentu saja berbeda dengan perkelahian. Misalnya, dalam pertandingan beladiri--karena tujuannya bukanlah untuk menghabisi lawan--banyak teknik-teknik 'kotor' dan berbahaya yang dilarang pemakaiannya.

Lalu apa sih perbedaan antara olahraga beladiri dengan seni beladiri? Berikut adalah 7 diantaranya:

#1. Mencari poin vs. mencari selamat
Tujuan utama seni beladiri adalah mencari selamat, untuk selamat kita tidak harus berkelahi, kita bisa saja lari dan mencari pertolongan. Apabila memang terpaksa harus berkelahi untuk membela diri, praktisi beladiri akan cenderung lebih defensif dan mengutamakan keselamatan tubuhnya daripada berusaha merobohkan lawan.

Tetapi jangan dibayangkan seorang praktisi beladiri hanya akan terus bertahan saja sepanjang pertarungan, kalau ia menemukan celah dalam pertahanan lawan, maka doski tidak akan segan-segan untuk memanfaatkan celah tersebut dalam rangka melumpuhkan lawan secepat mungkin dan dengan cara apapun [dan dengan begitu menjamin keselamatan dirinya].

Dalam olahraga--walaupun ada juga atlet yang bergaya defensif--tujuan utamanya adalah mendapatkan poin, sehingga si atlet akan cenderung agresif menyerang lawan tandingnya. Dengan agresif menyerang (tanpa melupakan pertahanan tentu saja), peluang untuk mendapatkan poin tentunya akan lebih besar.

#2. 1 lawan 1 vs. 1 lawan 1, 1 lawan 2, atau 1 lawan banyak
Dalam olahraga, pertandingan akan selalu berlangsung antara satu orang kontestan (atau tim) melawan satu orang kontestan (atau tim) lain; tetapi di dalam seni beladiri, perkelahian bisa saja terjadi 1 lawan 1, namun yang lebih sering (terutama di perkelahian jalanan) adalah 1 lawan banyak.

Kalau di dalam pertandingan kita 'hanya' perlu fokus dan waspada dengan lawan di depan kita, di dalam seni beladiri--selain harus fokus dan waspada pada lawan di depan kita--kita juga perlu waspada dengan keadaan sekitar karena bisa saja lawan 'menyembunyikan' teman-temannya untuk ikut menyerang saat kita lengah.

#3. Banyak aturan vs. tidak ada aturan
Bahkan pertandingan MMA yang katanya tanpa aturan, masih memiliki banyak aturan di dalamnya, aturan-aturan tersebut antara lain tidak boleh menyerang mata, tidak boleh menyerang daerah kemaluan, tidak boleh menyerang bagian belakang kepala, dan lain sebagainya; padahal di dalam seni beladiri tradisional, bagian-bagian tubuh tersebut adalah daerah yang paling efektif untuk melumpuhkan lawan.

Selain itu, di dalam pertandingan juga ada seorang wasit yang bertugas mengawasi jalannya 'perkelahian'; apabila ada salah satu pihak yang terlihat terdesak, wasit akan memisahkan kedua kontestan, dan jikalau ada salah satu kontestan yang KO atau tidak bisa melanjutkan pertandingan, wasit akan menghentikan pertandingan tersebut.

Dalam seni beladiri, jangan berharap ada hal semacam itu; saat kita terdesak, lawan justru akan lebih menggencarkan serangannya, bahkan misalnya kita ter-KO sekali pun, lawan tidak akan menghentikan serangannya untuk memastikan kita benar-benar koit.

Dalam situasi membela diri, tidak ada larangan untuk menggunakan berbagai macam senjata baik bagi diri kita maupun lawan kita, karena itu tidak ada salahnya memanfaatkan benda apapun yang bisa digunakan sebagai senjata (misalnya batu, dahan pohon, atau pasir) untuk memperbesar peluang selamat.

#4. Terjadi di arena vs. terjadi dimana saja dan kapan saja
Pertandingan olahraga beladiri selalu berlangsung di dalam suatu arena dan pada satu waktu yang sudah ditentukan. Arena yang digunakan pun sudah terjamin keamanannya, sehingga apabila kita terjatuh atau terbanting sekalipun, kita tidak akan mengalami cedera yang parah.

Waktu (kapan dan dimana) yang sudah ditentukan membuat kita bisa menyiapkan fisik dan mental kita untuk menghadapi pertandingan tersebut. Kita juga bisa 'mempelajari' calon lawan kita dan menyusun strategi sebelum bertanding.

Hal ini sangat berbeda dengan seni beladiri. Perkelahian dalam seni beladiri bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Kita tidak bisa memilih tempat untuk berkelahi; kita bisa saja berkelahi di lapangan rumput, jalanan beraspal, tanah berkerikil, atau pasir dengan segala resikonya. Kita juga ndak bisa memilih waktu terjadinya; perkelahian bisa saja terjadi saat kita sedang kurang sehat, saat kita sedang capek, dan sebagainya.

#5. Adil vs. tidak selalu adil
Pertandingan beladiri selalu berlangsung adil: 1 lawan 1, berat badan yang sama, alat pelindung yang sama, sama-sama tidak menggunakan senjata (atau sama-sama menggunakan senjata), aliran beladiri yang sama (kecuali mungkin MMA), serta terikat aturan yang sama.

Dalam perkelahian sering kali terjadi kebalikannya: 1 lawan banyak, berat badan yang jomplang, lawan yang bersenjata (dan kita [seringnya] tidak bersenjata), serta tujuan yang sama sekali berkebalikan (lawan ingin 'menghabisi' kita, sementara kita hanya ingin selamat).

#6. Ada alat pelindung vs. tanpa pelindung
Pertandingan beladiri adalah perkelahian yang diperhalus: ada aturannya, pesertanya pun memakai alat pelindung seperti gloveshead/body/elbow/knee/groin/shin protector. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko cedera (meskipun ada juga alat pelindung yang justru 'berbahaya' bagi lawan tanding kita seperti sarung tinju misalnya).

Photo credit: 378322
Dalam perkelahian, pelindung kita hanyalah Tuhan YME serta kemampuan beladiri yang kita dapatkan dari latihan keras selama bertahun-tahun.

#7. Latihan teknik saja vs. latihan teknik plus plus pelajaran teori dan filosofi
Tujuan latihan olahraga beladiri adalah untuk memenangkan pertandingan, sedangkan tujuan latihan seni beladiri (budo) adalah--selain melatih kemampuan membela diri--membangun karakter dari para praktisinya.

Dalam latihan, olahraga beladiri hanya akan fokus pada teknik dan taktik bertarung saja; sedangkan dalam seni beladiri tradisional, selain melatih teknik dan taktik bertarung, kita juga akan mendapatkan pelajaran teori, filosofi, dan juga budi pekerti.


__________

Itulah dia 7 perbedaan antara beladiri sport dengan seni beladiri versi on the spot Goblog.

Seharusnya postingan ini lebih cocok diberi judul "Perbedaan antara Perkelahian dan Pertandingan" tapi ini kan postingan saya, suka-suka saya donk ;p. Dan walaupun terlihat sangat berbeda, sebenarnya olahraga beladiri dan seni beladiri tradisional juga memiliki banyak persamaan. Persamaan-persamaan tersebut antara lain adalah sama-sama membutuhkan teknik beladiri (ya iyalah), butuh persiapan berupa latihan rutin dan terartur, butuh taktik dan strategi, serta membutuhkan fisik dan mental yang sehat dan kuat.      


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 8:48 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB