Pariwara

Followers

Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya

Posted by Yonatan Adi on 10:59 AM

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"

Pernah mendengar peribahasa tersebut? Beberapa hari yang lalu saya sempat mengalami kejadian yang sangat pas dengan peribahasa tersebut.
 
Photo creditCatkin
Pasangan saya mempunyai seorang saudari (sebut saja namanya Bunga) yang sudah memiliki beberapa orang anak. Waktu itu si Bunga meminjam spray pengharum (penghilang bau) sepatu/tas/helm milik pasangan saya. Tetapi, meski cuma meminjam (atau lebih tepatnya meminta), Bunga menyemprotkan pengharum tersebut sangat banyak seolah-olah pengharum tersebut adalah miliknya sendiri, pasangan saya bahkan sempat menegur: "Jangan banyak-banyak makainya", tetapi si Bunga cuek saja. Setengah bercanda, saya pun ikut menyeletuk: "Kalau minta itu nggak gitu, pantesan ditiru sama anaknya" [kebetulan salah seorang anak dari Bunga ini mempunyai kebiasaan buruk meminjam/ meminta sesuatu untuk kemudian (hampir) menghabiskannya]. Tetapi si Bunga dengan enteng menjawab: "Anakku kan sudah tidur".

__________

Dalam dunia seni beladiri, sensei/ pelatih/ senior adalah mentor/ panutan bagi murid/ juniornya. Yang dimaksud menjadi panutan disini adalah semua ucapan, cara bertindak, bahkan cara berpikir senior (tidak hanya dalam latihan tapi juga dalam keseharian), akan ditiru oleh sang murid/ juniornya.

Seorang senior tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak benar (saya pakai contoh membuang sampah sembarangan) hanya karena 'tidak dilihat' oleh juniornya.

Kita perlu ingat bahwa semua tindakan yang kita lakukan berasal dari sebuah kebiasaan. Misalnya kita terbiasa membuang sampah ditempat sampah, saat kita 'terpaksa' hendak membuang sampah sembarangan (karena tidak ada tempat sampah atau letak tempat sampah yang jauh), hati kecil kita akan memberontak dan berkata: "Itu salah", sehingga kita pun nggak jadi membuang sampah sembarangan.

Kembali ke contoh senior (yang membuang sampah sembarangan) di atas, yang menjadi pertanyaan adalah: apakah benar dia membuang sampah sembarangan hanya disaat itu saja? Apakah benar dia membuang sampah sembarangan hanya saat tidak ada junior yang melihatnya? Saya berani menjamin pasti tidak.

Karena semua tindakan kita adalah sebuah kebiasaan, tindakan si senior saat membuang sampah sembarangan pasti suatu saat pernah dan/ atau akan dilakukannya saat ada juniornya yang melihat.

Hal ini juga bisa terjadi dalam latihan teknik-teknik beladiri. Seorang senior yang dengan sembarangan melakukan sebuah teknik hanya karena tidak dilihat oleh juniornya, suatu saat pasti pernah dan/ atau akan melakukannya di depan juniornya.

Kembali ke cerita di atas, si Bunga--yang dengan enteng menjawab bahwa tindakannya tidak akan mungkin ditiru oleh anak-anaknya karena tidak ada seorang pun anaknya yang melihat--tidak sadar bahwa dirinya pasti pernah melakukan hal semacam itu di depan anak-anaknya, karena darimana lagi si anak meniru kalau bukan dari orang terdekat yaitu orang tua dan saudara-saudaranya?

Bagi Anda yang sudah senior dalam suatu seni beladiri, jadilah teladan yang baik bagi junior Anda. Berilah contoh yang baik kepada mereka tidak hanya dalam latihan tetapi juga dalam keseharian, karena seni beladiri bukan hanya sekedar 'jutsu' (teknik/ cara berkelahi) saja melainkan juga 'do' (jalan hidup).

Tujuan latihan seni beladiri bukan hanya untuk melatih praktisinya menjadi seorang yang--meminjam istilah dari pencak silat--pandai silat, tetapi juga mendidik praktisinya menjadi manusia yang baik, yang bertanggung jawab, santun, menghargai orang lain, suka menolong, tidak sombong, suka menabung...

*ehem*

Kalau Anda merasa senior, itulah tanggung jawab yang harus Anda pikul.

Kalau Anda tidak bisa atau tidak mau memikul beban tersebut, jangan pernah menjadi seorang senior.

Siapa bilang jadi senior itu enak?

Ingat kata pepatah: "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 10:59 AM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape
Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB