"Shorinji kempo adalah akar dari seni beladiri dunia", itulah judul dari sebuah artikel di internet yang saya baca baru-baru ini.
Kendati sudah sering sekali membaca ataupun mendengar klaim semacam ini, saya masih saja merasa 'gemas' sehingga saya tidak tahan untuk tidak menulis tentang hal ini.
Tetapi sebelumnya saya ingin sedikit meluruskan bahwa yang dimaksud dengan Shorinji kempo disini bukanlah shaolin kungfu ['shorin' adalah cara lidah orang Jepang untuk melafalkan 'shaolin', sedangkan kenpo (atau kempo) adalah pelafalan dari kungfu/ quan fa (baca: chuan-fa)] melainkan seni beladiri Shorinji kempo yang dikembangkan dan didirikan oleh Nakano Michiomi di Jepang.
Shorinji kempo dikembangkan oleh Nakano Michiomi (yang kemudian diberi gelar Doshin So) sekitar tahun 1940-an dari (utamanya) dua aliran kungfu yaitu giwamon-ken (mandarin: yihe men quan) dan byakurenmon-ken. Dua aliran kungfu tersebut dipelajari oleh Michiomi saat doi bekerja sebagai agen intelijen Jepang di Tiongkok saat perang dunia kedua--Michiomi bahkan mewarisi gelar grand master giwamon-ken dari gurunya Wen Taizong. Saat kembali ke Jepang, Michiomi kemudian menyederhanakan dan menyusun ulang dua aliran kungfu tersebut serta menggabungkannya dengan beberapa aliran seni beladiri Jepang yang pernah ia pelajari (kemungkinan kendo yang dia pelajari dari kakeknya, dan jujutsu aliran fusen-ryu) sehingga terbentuklah seni beladiri 'baru' yang dia beri nama "Shorinji kempo".
Oh iya, saya sengaja tidak menjabarkan sejarah Shorinji kempo ini secara panjang lebar karena Anda bisa menemukannya dengan sangat mudah dengan bantuan sensei Gugel.
"Terus kenapa Nakano Michiomi memberi nama Shorinji kempo untuk seni beladiri yang dikembangkannya kalau seni beladiri itu tidak sama dengan kungfu shaolin?", mungkin itu pertanyaan yang terbersit di pikiran Anda.
Shorinji kempo memang bukan kungfu shaolin, tetapi Shorinji kempo berakar dari kuil shaolin. Giwamon-ken dan byakurenmon-ken adalah salah dua dari sekian banyak aliran kungfu yang terdapat di kuil shaolin, upacara pelantikan Nakano Michiomi menjadi guru besar giwamon-ken (dan mendapat gelar Doshin So) juga dilakukan di kuil shaolin, Michiomi juga sangat terkesan dengan lukisan dinding yang terdapat di balai seribu Budha di kuil shaolin--dan bahkan dikatakan bahwa lukisan tersebut adalah sumber inspirasi terbesar bagi Nakano Michiomi dalam penyusunan, pengembangan, serta pendirian Shorinji kempo.
Sangat jelas bahwa Shorinji kempo memiliki hubungan yang sangat erat dengan kuil shaolin sehingga tidak heran Michiomi menamai seni beladiri "ciptaannya" itu dengan nama Shorinji kempo yang secara literal berarti teknik tinju/ seni bertarung (kenpo) yang berasal dari kuil (ji) shaolin (shorin).
Kembali kepada rasa gemas saya di atas; mana mungkin Shorinji kempo yang baru muncul tahun 1940-an adalah akar dari seni beladiri dunia? Di Jepang sendiri saja banyak sekali aliran seni beladiri yang sudah ada puluhan bahkan ratusan tahun sebelum kemunculan Shorinji kempo, sebut saja karate-do, jujutsu (bukan jujitsu), kendo, sumo, kyudo, dan masih banyak lagi yang lain.
Lain lagi kalau klaim tersebut menyatakan bahwa kungfu shaolin adalah asal dari seni beladiri, karena mungkin ada benarnya--meskipun hal ini juga masih perlu dikaji lebih lanjut; bagaimana dengan pencak silat? bagaimana dengan kalaripayat? bagaimana dengan hiten mitsurugi? (eh, ini aliran beladiri apa ya, kok kayak kenal?)
Sebagai penutup, menurut saya sangatlah tidak etis, sebagai sesama pelaku beladiri, untuk mengklaim bahwa seni beladiri yang kita pelajari adalah yang paling hebat (dengan menyatakan bahwa seni beladiri tersebut adalah akar dari seni beladiri lainnya). Karena menurut pendapat saya tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri yang lain, yang ada adalah praktisi beladiri yang lebih hebat daripada praktisi beladiri lain. Doshin So bahkan lebih gamblang lagi menjabarkannya: "Hito, hito, hito, subete wa hito no shitsu ni aru" yang artinya "Manusianya, manusianya, manusianya, segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat manusianya."
Tetapi sebelumnya saya ingin sedikit meluruskan bahwa yang dimaksud dengan Shorinji kempo disini bukanlah shaolin kungfu ['shorin' adalah cara lidah orang Jepang untuk melafalkan 'shaolin', sedangkan kenpo (atau kempo) adalah pelafalan dari kungfu/ quan fa (baca: chuan-fa)] melainkan seni beladiri Shorinji kempo yang dikembangkan dan didirikan oleh Nakano Michiomi di Jepang.
Shorinji kempo dikembangkan oleh Nakano Michiomi (yang kemudian diberi gelar Doshin So) sekitar tahun 1940-an dari (utamanya) dua aliran kungfu yaitu giwamon-ken (mandarin: yihe men quan) dan byakurenmon-ken. Dua aliran kungfu tersebut dipelajari oleh Michiomi saat doi bekerja sebagai agen intelijen Jepang di Tiongkok saat perang dunia kedua--Michiomi bahkan mewarisi gelar grand master giwamon-ken dari gurunya Wen Taizong. Saat kembali ke Jepang, Michiomi kemudian menyederhanakan dan menyusun ulang dua aliran kungfu tersebut serta menggabungkannya dengan beberapa aliran seni beladiri Jepang yang pernah ia pelajari (kemungkinan kendo yang dia pelajari dari kakeknya, dan jujutsu aliran fusen-ryu) sehingga terbentuklah seni beladiri 'baru' yang dia beri nama "Shorinji kempo".
Oh iya, saya sengaja tidak menjabarkan sejarah Shorinji kempo ini secara panjang lebar karena Anda bisa menemukannya dengan sangat mudah dengan bantuan sensei Gugel.
"Terus kenapa Nakano Michiomi memberi nama Shorinji kempo untuk seni beladiri yang dikembangkannya kalau seni beladiri itu tidak sama dengan kungfu shaolin?", mungkin itu pertanyaan yang terbersit di pikiran Anda.
Shorinji kempo memang bukan kungfu shaolin, tetapi Shorinji kempo berakar dari kuil shaolin. Giwamon-ken dan byakurenmon-ken adalah salah dua dari sekian banyak aliran kungfu yang terdapat di kuil shaolin, upacara pelantikan Nakano Michiomi menjadi guru besar giwamon-ken (dan mendapat gelar Doshin So) juga dilakukan di kuil shaolin, Michiomi juga sangat terkesan dengan lukisan dinding yang terdapat di balai seribu Budha di kuil shaolin--dan bahkan dikatakan bahwa lukisan tersebut adalah sumber inspirasi terbesar bagi Nakano Michiomi dalam penyusunan, pengembangan, serta pendirian Shorinji kempo.
Sangat jelas bahwa Shorinji kempo memiliki hubungan yang sangat erat dengan kuil shaolin sehingga tidak heran Michiomi menamai seni beladiri "ciptaannya" itu dengan nama Shorinji kempo yang secara literal berarti teknik tinju/ seni bertarung (kenpo) yang berasal dari kuil (ji) shaolin (shorin).
Lukisan dinding yang memberikan pengaruh besar pada Nakano Michiomi dan Shorinji kempo (sumber) |
Lain lagi kalau klaim tersebut menyatakan bahwa kungfu shaolin adalah asal dari seni beladiri, karena mungkin ada benarnya--meskipun hal ini juga masih perlu dikaji lebih lanjut; bagaimana dengan pencak silat? bagaimana dengan kalaripayat? bagaimana dengan hiten mitsurugi? (eh, ini aliran beladiri apa ya, kok kayak kenal?)
Sebagai penutup, menurut saya sangatlah tidak etis, sebagai sesama pelaku beladiri, untuk mengklaim bahwa seni beladiri yang kita pelajari adalah yang paling hebat (dengan menyatakan bahwa seni beladiri tersebut adalah akar dari seni beladiri lainnya). Karena menurut pendapat saya tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri yang lain, yang ada adalah praktisi beladiri yang lebih hebat daripada praktisi beladiri lain. Doshin So bahkan lebih gamblang lagi menjabarkannya: "Hito, hito, hito, subete wa hito no shitsu ni aru" yang artinya "Manusianya, manusianya, manusianya, segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat manusianya."
0 komentar:
Post a Comment