Pariwara

Followers

Membela Diri dengan Tidak Menyentuh Wajah, Bisa Gak Ya?

Posted by Yonatan Adi on 2:42 PM

Pagi itu saya sedang mengantar istri ke pasar (biasalah suami yang baik ya gini ini ;p), saat sedang menunggu istri berbelanja, saya melihat seseorang yang cukup kami kenal. Karena jarak yang memisahkan kami cukup jauh (dan bukan karena saya sombong) saya pun mengurungkan niat untuk menyapanya.

Tapi bukan itu yang akan saya bahas.

Kenalan kami ini saya lihat telah mematuhi salah satu protokol kesehatan yakni memakai masker saat keluar rumah. Dan di lingkungan yang sebagian besar penduduknya cuek bebek dengan hampir semua protokol kesehatan, doski patut diacungi dua jempol. Sayangnya, saat sedang membetulkan letak kacamatanya, doski sedikit mengucek mata kanannya dengan jari tangannya...
 
Untungnya (atau sialnya??) doski tidak sendirian, karena harus diakui bahwa kita semua juga melakukannya. Tak terhitung berapa kali kita menyentuh wajah kita setiap harinya. Sebabnya bisa macam-macam, mulai dari gelisah dan hidung gatal sampai dengan kelilipan dan ngupil (jangan bilang cuma saya saja yang hobi melakukannya ;p). Tetapi tahukah Anda bahwa menyentuh wajah akan meningkatkan resiko penularan berbagai macam penyakit terutama flu dan--yang sedang mewabah saat ini--coronavirus?
 
Mata, hidung, dan mulut adalah area tubuh dimana virus, kuman, ataupun bakteri bisa dengan mudahnya meng-infeksi dan membuat kita menjadi sakit, yang dibutuhkan hanyalah menyentuh bagian-bagian tubuh tersebut dengan tangan atau jari yang sudah diboncengi oleh si virus ataupun agen penyebab infeksi lainnya.
 
Kabar buruknya, para peneliti menemukan bahwa kita secara konstan (dan spontan) menyentuh wajah kita setiap saat.

Photo credit: mjps | pixabay.com
Pada sebuah penelitian di tahun 2008, 10 subyek penelitian yang ditempatkan di lingkungan kerja kantoran yang diobservasi secara terpisah selama 3 jam, peneliti menemukan bahwa mereka menyentuh wajah mereka rata-rata 16 kali per jamnya. Tidak itu saja, bahkan para pekerja medis--yang semestinya lebih paham dan 'sadar'--ditemukan menyentuh wajah mereka rata-rata 19 kali setiap 2 jam. Ckckck parah. (Tunggu, berarti saya juga donk ;p).
 
"Saat sedang aktif bekerja, orang terbiasa menggoyang-goyangkan kakinya, memainkan rambutnya, atau dalam hal ini menyentuh wajahnya. Saya kira akan sangat membantu untuk mengetahui kapan Anda rentan melakukan hal-hal tersebut serta mencoba untuk tetap 'sadar', saat sedang rapat, menelepon, ataupun saat sedang sibuk bekerja," kata Dr. Alex Dimitriu, pendiri Psychiatry & Sleep Medicine, di Menlo Park, California kepada Healthline.

Kabar baiknya, menyentuh wajah adalah kebiasaan yang--meskipun sulit--bisa kita hentikan, atau paling tidak bisa kita kurangi.

Berikut adalah 4 trik yang bisa membantu kita untuk menghentikan kebiasaan menyentuh wajah.

1. Bawalah selalu tisu
Kan ada tuh kemasan tisu kecil yang bisa Anda masukkan saku. Nah, saat Anda merasakan gatal di daerah wajah, ingin menggaruk hidung, atau membetulkan letak kacamata, alih-alih menggunakan jari dan tangan Anda, lakukan dengan menggunakan tisu.

Namun bagaimana seandainya Anda ingin bersin tapi lupa membawa tisu? Saat bersin, jangan menutup mulut Anda dengan tangan, akan lebih baik kalau Anda menggunakan siku bagian dalam atau lengan atas Anda.

2. Usahakan tangan Anda agar supaya tetap sibuk
Jangan biarkan tangan Anda menganggur, sibukkan dengan meremas-remas payu... *ehemstress ball atau squeeze misalnya. Dengan melakukannya Anda akan bisa mengurangi dorongan untuk menyentuh wajah, begitu kata para ahli. Oh iya, tetapi jangan lupa untuk mencuci dan membersihkan stress ball ataupun squeeze Anda dengan rutin ya.

Tetapi bagaimana kalau saya tidak punya stress ball ataupun squeeze? Sibukkan tangan Anda dengan hal-hal lain seperti melipat cucian, atau menghapus file yang memenuhi memori ponsel Anda misalnya. Bagaimana kalau saya tidak pernah mencuci baju atau memori ponsel saya sangat besar? (Anda banyak tanya ya?) Cari saja hal-hal lain yang bisa menyibukkan kedua tangan Anda, tapi jangan nggratil lho ya.
 
3. Kenali faktor pencetus
Cari dan kenali perilaku kompulsif dengan cara berhenti sejenak dari aktivitas harian Anda dari waktu ke waktu. Begitu Anda menyadari kapan dan mengapa Anda menyentuh wajah Anda, menemukan penyebabnya akan bisa menjadi solusi yang efektif. Kalau Anda seringkali mengucek mata karena terlalu sering memelototi gambar cewek cantik mata Anda kering dan gatal misalnya, Anda bisa menggunakan tetes mata untuk mencegah iritasi mata. 

Menempelkan post-it notes di desktop laptop atau di buku agenda juga bisa membantu mengingatkan Anda untuk tidak menyentuh wajah.

4. Woles alias jangan sampai stress
Mungkin ini yang paling penting, hindari stres. Stres mempengaruhi sistem imun, semakin kita stres, semakin lemah pula kemampuan tubuh kita untuk melawan infeksi. Jangan terlalu memikirkan cara-cara untuk mencegah supaya kita tidak menyentuh wajah seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Sepanjang tangan kita bersih, menyentuh wajah bukanlah akhir dari segalanya.


__________

Sekarang yang jadi pertanyaan adalah: "kenapa sih kebiasaan menyentuh wajah ini sangat sulit untuk dihilangkan?"

"Menyentuh wajah adalah salah satu kebiasaan paling umum yang ditemukan pada setiap orang," kata Kevin Chapman, seorang psikolog sekaligus pendiri dan direktur dari Kentucky Center for Anxiety and Related Disorders. Sejak kecil kita telah "diajari" untuk sering-sering menyentuh wajah, entah itu saat ber-make up, saat menggosok gigi, saat bercukur, ataupun saat merapikan rambut. Saking seringnya, kebiasaan ini kemudian masuk ke dalam pikiran bawah sadar kita sehingga tanpa perlu berpikir (baca: tanpa sadar) pun kita melakukannya. Bahkan terkadang kebiasaan ini terbawa ke dalam keseharian meskipun sebenarnya tidak ada tujuannya sama sekali seperti menggaruk hidung (meskipun tidak gatal) saat berbelanja misalnya.

Kecenderungan untuk menyentuh wajah bahkan sudah bukan sekedar sebuah kebiasaan lagi melainkan juga kebanggaan diri. Kok bisa? "Kita seringkali menyentuh wajah untuk memastikan bahwa muka kita terlihat dengan tampilan tertentu di muka umum," tambah Kevin Chapman. Bayangkan saja seandainya di sudut mulut Anda ada sebutir nasi yang menempel, orang pasti akan mengira bahwa Anda jorok atau tidak memperhatikan penampilan. Menyentuh wajah membuat kita bisa mengatur penampilan kita dan menunjukkan pada orang lain bahwa kita punya kesadaran (dan kebanggaan) diri.

Sekarang, seandainya saja gerakan-gerakan beladiri yang sudah kita pelajari juga bisa menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dihilangkan...

Yang saya maksud bukan kebiasaan memukuli orang ataupun menyakiti orang lain lho ya, karena hal itu akan sangat bertentangan dengan intisari dari budo (seni beladiri) itu sendiri. Yang saya maksud kebiasaan disini adalah apabila kita mendapat ancaman (bisa berupa serangan, terjatuh, atau yang lainnya), kita bisa meresponnya dengan jenis reaksi yang sesuai tanpa perlu berpikir lagi.
 
Bercermin dari terbentuknya kebiasaan menyentuh wajah di atas, kata kuncinya ada 2:
1. Sejak kecil, dan
2. Sering dilakukan

Tetapi bagaimana kalau saya baru belajar beladiri saat menjadi mahasiswa? Sejak kecil bukan berarti Anda harus belajar beladiri sejak Anda masih kanak-kanak, sejak kecil disini berarti untuk dapat menjadikan sebuah (atau banyak buah??) gerakan menjadi satu kebiasaan, kita membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak cuma satu atau dua tahun saja. Dan yang lebih penting kita harus melakukannya berulang kali. Otak kita mungkin bisa menghapal sebuah gerakan hanya dengan melakukannya beberapa kali saja, tetapi 'ingatan' otot kita membutuhkan repetisi ratusan, ribuan, atau bahkan mungkin jutaan kali sebelum bisa menghapal.
 
Itu saja syaratnya?

Ada satu lagi. Seperti halnya menyibukkan tangan bisa menghentikan kebiasaan menyentuh wajah, pikiran yang sibuk juga bisa menghambat 'kebiasaan' kita untuk melakukan gerakan-gerakan beladiri. Karena itu pikiran Anda harus selalu dalam keadaan tenang, meski sedang dalam keadaan terancam (dalam situasi perkelahian misalnya) sekalipun. Hanya ada satu cara untuk bisa mendapatkan pikiran yang jernih dan tenang... ya benar, latihan meditasi.
 
 

Sumber:
https://www.healthline.com/health-news/how-to-not-touch-your-face#We-touch-our-faces-all-the-time
https://www.nytimes.com/2020/03/05/health/stop-touching-your-face-coronavirus.html
https://www.livescience.com/why-hard-to-stop-touching-face.html


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:42 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape
Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB