Apa ketakutan Anda yang terbesar? Takut ketinggian? Takut dengan tempat gelap? Takut dengan kecoa? Takut berkelahi? Atau mungkin takut dengan minarai?
Saya sih takut semuanya (kecuali dengan kecoa karena saya tidak takut melainkan jijik '-'v).
Akan tetapi, dari semua ketakutan yang saya sebutkan di atas, ada satu rasa takut yang mengalahkan semuanya, one fear to rule all... (*ehem*) takut terinfeksi virus corona.
Yang saya takutkan sih bukan kemungkinan untuk menjadi sakit (oke deh takut dikit... baiklah, takut banget), yang lebih saya takutkan adalah menulari keluarga saya terutama putri saya yang masih sangat kecil.
Kenapa rasa takut ini tiba-tiba menyeruak muncul ke permukaan? Karena saya melakukan kontak dekat dengan dua orang yang kemudian terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona. Apalagi beberapa hari setelahnya saya mengalami gejala-gejala yang mirip dengan gejala covid seperti panas tinggi dan sakit tenggorokan. Tetapi untunglah setelah dilakukan rapid test antigen hasilnya non reaktif dan saya hanya mengalami sakit radang tenggorokan... fiuuuhh...
Terus kenapa saya yang kemana-mana selalu memakai masker ini masih juga merasa takut? Salah satu jawabannya adalah karena orang-orang disekitar saya tidak semuanya mau memakai masker.
Kalau Anda pernah membaca postingan saya tentang kenapa harus memakai masker, Anda tentunya tahu kalau memakai masker itu tidak melindungi pemakainya (setidaknya tidak 100%). Menurut satgas penanganan covid, kalau kita memakai masker sementara orang yang berkontak dekat dengan kita (dan yang membawa virus) tidak memakai masker, masih ada 70 persen kemungkinan kita tertular. Sementara kalau dua-duanya memakai masker, kemungkinan tersebut turun drastis menjadi hanya 1,5 persen saja.
Nah masalahnya orang pertama yang melakukan kontak dekat dengan saya tidak memakai masker, kan jadi takut.
Photo credit: Lamonica Carper | via pixy.org |
Tetapi bukan berarti saya menyuruh Anda untuk menyepelekan protokol kesehatan lho ya, sama sekali bukan. Virus ini tidak akan mudah menular hanya kalau kita tetap patuh menjalankan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga maai jarak, dan juga rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Sama seperti virus corona yang tidak semudah itu menular (S&K ;p), perkelahian sebetulnya juga tidak semudah itu terjadi (seberapa sering sih Anda melihat kejadian perkelahian?) asalkan kita selalu menjalankan "protokol" untuk tidak pernah kalah dalam perkelahian menghindarkan diri dari perkelahian. Tetapi kemungkinan itu tetaplah ada. Kenapa? Karena tidak semua orang cinta damai dan benci kekerasan seperti Anda dan saya, bahkan bisa dibilang banyak orang diluar sana yang suka mencari gara-gara.
Karena itu Anda sangat saya sarankan untuk berlatih seni beladiri (terserah Anda memilih aliran seni beladiri apa), bukan untuk mencari gara-gara, melainkan untuk mempersiapkan diri kalau-kalau ada orang yang ingin mencari keributan ataupun kalau kita, dengan sangat terpaksa, harus terlibat dalam suatu perkelahian. Dan sambil menyelam minum air, kita pun akan mendapatkan manfaat lain seperti kepercayaan diri yang meningkat (berlatih beladiri membuat kita memiliki semacam keyakinan bahwa kita bisa mempertahankan diri kita dan juga orang-orang yang kita sayangi dari ancaman), dan juga meningkatnya daya tahan tubuh (berlatih gerakan-gerakan beladiri sama halnya dengan mengolah raga kita), jadi tidak ada ruginya bukan?
Sebagai penutup postingan hari ini, saya menyarankan kepada diri saya sendiri ;p untuk menambahkan rapid test antigen--karena dengan melakukan rapid test saya bisa sedikit menghilangkan ketakutan saya--ke dalam metode untuk menghadapi rasa takut, kali aja efektif ;D.
Mempersiapkan diri agar lebih Tenang, tetap Waspada dan semakin ikhlas, ya SP.
ReplyDeleteYup, benar sekali
Delete