Gabut, iseng-iseng saya menuliskan kata-kata berikut ini di bilah pencarian Google di laptop saya: "pengertian beladiri".
Diluar dugaan saya, hasilnya ternyata sangatlah mengejutkan. Bahkan saking mengejutkannya, hasil dari pencarian mesin pencari Google tersebut sampai mengguncang hati dan perasaan saya dan membuat saya merenungkan kembali arti hidup saya di dunia ini (bercanda ;p).
Menurut Wikipedia (disini saya sengaja mengambil bagian-bagian yang penting saja karena terlalu panjang):
"Seni bela diri adalah satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang untuk mempertahankan/membela diri. [...] Pada jaman kuno, tepatnya sebelum adanya persenjataan modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain dengan tangan kosong. Pada saat itu, kemampuan bertarung dengan tangan kosong dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik/badan seseorang. [...] Seni bela diri terbagi atas berbagai macam jenis, yaitu seni tempur bersenjata tajam, seni tempur bersenjata tumpul/tidak tajam (ya iyalah) (kayu, bambu, dll), dan seni tempur tangan kosong."
Dasar saya suka menjele... *ehem* mengkritik dan tidak mau dikritik, pengertian ini sangat cethek kalau menurut saya.
Sepertinya penulis artikel Wikipedia ini adalah seorang yang kurang paham atau bahkan awam dengan dunia persilatan.
Bagi Anda yang gemar membaca blog saya ini, Anda tentunya tahu bahwa seni beladiri--karena seni beladiri yang saya pelajari berasal dari Jepang--terbagi menjadi dua golongan besar yaitu seni beladiri kuno (kobudo/ koryu budo) dan seni beladiri modern (gendai budo).
Apa yang membedakan dua golongan budo ini? Yang membedakan keduanya adalah pada 'penekanan tujuannya'. Kalau koryu budo bertujuan untuk merobohkan lawan, atau dengan kata lain membunuh atau dibunuh; gendai budo bertujuan untuk mengalahkan diri sendiri.
Hal ini dijabarkan dengan gamblang oleh salah seorang pelopor seni beladiri modern karate-do, Gichin Funakoshi: "Seni beladiri bukan tentang bertarung, melainkan soal membangun karakter," dengan kata lain seni beladiri bukan (hanya) tentang menyerang atau bertahan, melainkan juga bagaimana membentuk seseorang menjadi manusia seutuhnya. Seni beladiri tidak hanya mengajarkan cara-cara untuk bertarung saja, tetapi juga mengajarkan filsafat, filosofi, etika, budi pekerti, dan sopan santun, dengan tujuan utama mencapai kesadaran spiritual.
Kalau mengacu pada koryu budo, artikel Wikipedia ini mungkin ada benarnya. Memang benar bahwa seni beladiri digunakan untuk menyerang dan/ atau bertahan, tidak salah kalau seni beladiri digunakan untuk bertempur; tetapi pliss deh, seni beladiri (koryu maupun gendai) tidak hanya digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik/ badan semata, melainkan juga menguatkan seseorang secara mental-spiritual. Seni beladiri tidak hanya melatih badan fisik saja tetapi juga melatih 'badan' mental dan spiritual (ber-meditasi dan seni beladiri dibawah air terjun adalah salah satu contoh latihan mental-spiritual).
Satu lagi. Kalau Anda memperhatikan, ada perbedaan penulisan kata "bela diri" disini; "bela diri" (dengan spasi) menurut Wikipedia (dan juga KBBI), dan "beladiri" (tanpa spasi) kalau menurut blog yang sangat luar biasa ini.
Mana yang benar?
Tentu saja "beladiri" donk ;p, dan ini bukan tanpa alasan. Menurut saya "beladiri" adalah se (satu)-buah kata yang memiliki arti tidak hanya mem-"bela diri" saja, melainkan suatu disiplin ilmu yang mengajarkan bagaimana seseorang menjadi manusia seutuhnya (manusia yang memiliki kekuatan sejati, manusia yang bisa diandalkan baik oleh orang lain maupun dirinya sendiri) melalui latihan filosofi dan teknik-teknik 'berkelahi'. Kalau "bela diri" ya hanya membela diri saja.
Tapi itu sih menurut saya, bagaimana dengan Anda?
0 komentar:
Post a Comment