Pernahkah Anda mendengar sebuah ungkapan dalam bahasa Jepang yang berbunyi "ikken hissatsu"?
Belum pernah? Anda kemana saja sih? ;D
Ikken hissatsu adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Funakoshi Gichin sang pendiri aliran karate shotokan. Apa artinya? Secara garis besar istilah ini berarti "membunuh dengan satu serangan" atau definisi yang lebih tepat adalah "satu pukulan satu nyawa".
Terdengar kejam? Memang.
Namun juga penting.
Okelah, mungkin kita tidak pernah sungguh-sungguh berniat membunuh orang, tetapi kalau memang iya, apakah mungkin bagi kita untuk membunuh seseorang hanya dengan sekali pukulan saja? Beberapa orang mengklaim bahwa dirinya bisa melakukannya, beberapa orang yang lain mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan.
Saya pribadi lebih suka mengartikan ikken hissatsu ini sebagai suatu filosofi atau sikap mental dan tidak mengartikannya secara harfiah.
Menurut saya, anggapan/ ide bahwa seseorang bisa membunuh orang lain hanya dengan satu serangan saja bukanlah angan-angan kosong belaka, hal itu bisa saja dilakukan, akan tetapi peluangnya sangatlah kecil. Dalam kenjutsu (seni bertarung menggunakan pedang)--darimana istilah ini bersumber--misalnya, hal itu (membunuh dengan satu serangan) akan dengan sangat mudah dilakukan, tetapi tangan kita bukanlah sebilah pedang.
Tujuan dari perkelahian adalah melumpuhkan (perhatikan penggunaan kata 'melumpuhkan' dan bukan 'membunuh') lawan secepat dan seefektif mungkin, kalau bisa sih dengan satu serangan (pertama) saja. Namun gimana kalau serangan kita yang pertama gagal? Tentu saja kita harus melakukan serangan kedua, kalau masih belum berhasil juga lancarkan serangan ketiga, dan seterusnya. Yang penting adalah lakukan setiap serangan itu dengan niat 'membunuh'; dengan sikap mental "ini adalah serangan pamungkas".
Memang terdengar sadis, akan tetapi kalau Anda tidak melakukannya, kalau Anda tidak berpikir "ikken hissatsu" setiap kali melakukan serangan/ serangan balik, Anda-lah yang kejam terhadap diri Anda sendiri. Karena kalau Anda melakukan serangan tidak dengan niat untuk 'menghabisi' lawan, Anda-lah yang akan 'dihabisi' oleh lawan Anda.
Singkatnya, setiap serangan/ serangan balik harus dilakukan dengan tekad yang bulat dan niat untuk 'membunuh'.
Kesimpulannya? "ikken hissatsu" bukanlah suatu ekspresi fisik tetapi lebih kepada sikap mental. Dan hal ini tidak hanya bisa diaplikasikan ke dalam teknik pukulan saja, tetapi juga bisa diterapkan ke dalam teknik tangkisan, tendangan, bantingan, ataupun kuncian. Sebagai contoh, kalau Anda melakukan teknik uke/ tangkisan dengan benar serta berhasil menepis serangan lawan dengan sempurna, maka lawan akan berpikir dua kali untuk menyerang Anda lagi.
Lantas apakah "ikken hissatsu" ini bisa diterapkan di luar dunia beladiri? Tentu saja. Anda bisa menggunakan mindset/ sikap mental yang sama saat Anda sedang memasak, saat Anda lagi sibuk mengerjakan tugas-tugas kantor, saat Anda tengah bersih-bersih rumah, bahkan saat Anda mau berangkat tidur.
Saya tutup postingan ini dengan sebuah kutipan dari presiden ke-26 Amerika Serikat, Theodore Roosevelt, yang ikken hissatsu banget:
Setuju denganTheodore Roosevelt saya?
Ikken hissatsu adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Funakoshi Gichin sang pendiri aliran karate shotokan. Apa artinya? Secara garis besar istilah ini berarti "membunuh dengan satu serangan" atau definisi yang lebih tepat adalah "satu pukulan satu nyawa".
Terdengar kejam? Memang.
Namun juga penting.
Okelah, mungkin kita tidak pernah sungguh-sungguh berniat membunuh orang, tetapi kalau memang iya, apakah mungkin bagi kita untuk membunuh seseorang hanya dengan sekali pukulan saja? Beberapa orang mengklaim bahwa dirinya bisa melakukannya, beberapa orang yang lain mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan.
Saya pribadi lebih suka mengartikan ikken hissatsu ini sebagai suatu filosofi atau sikap mental dan tidak mengartikannya secara harfiah.
Menurut saya, anggapan/ ide bahwa seseorang bisa membunuh orang lain hanya dengan satu serangan saja bukanlah angan-angan kosong belaka, hal itu bisa saja dilakukan, akan tetapi peluangnya sangatlah kecil. Dalam kenjutsu (seni bertarung menggunakan pedang)--darimana istilah ini bersumber--misalnya, hal itu (membunuh dengan satu serangan) akan dengan sangat mudah dilakukan, tetapi tangan kita bukanlah sebilah pedang.
Photo credit: xfsportmag.com |
Memang terdengar sadis, akan tetapi kalau Anda tidak melakukannya, kalau Anda tidak berpikir "ikken hissatsu" setiap kali melakukan serangan/ serangan balik, Anda-lah yang kejam terhadap diri Anda sendiri. Karena kalau Anda melakukan serangan tidak dengan niat untuk 'menghabisi' lawan, Anda-lah yang akan 'dihabisi' oleh lawan Anda.
Singkatnya, setiap serangan/ serangan balik harus dilakukan dengan tekad yang bulat dan niat untuk 'membunuh'.
Kesimpulannya? "ikken hissatsu" bukanlah suatu ekspresi fisik tetapi lebih kepada sikap mental. Dan hal ini tidak hanya bisa diaplikasikan ke dalam teknik pukulan saja, tetapi juga bisa diterapkan ke dalam teknik tangkisan, tendangan, bantingan, ataupun kuncian. Sebagai contoh, kalau Anda melakukan teknik uke/ tangkisan dengan benar serta berhasil menepis serangan lawan dengan sempurna, maka lawan akan berpikir dua kali untuk menyerang Anda lagi.
Lantas apakah "ikken hissatsu" ini bisa diterapkan di luar dunia beladiri? Tentu saja. Anda bisa menggunakan mindset/ sikap mental yang sama saat Anda sedang memasak, saat Anda lagi sibuk mengerjakan tugas-tugas kantor, saat Anda tengah bersih-bersih rumah, bahkan saat Anda mau berangkat tidur.
Saya tutup postingan ini dengan sebuah kutipan dari presiden ke-26 Amerika Serikat, Theodore Roosevelt, yang ikken hissatsu banget:
"Don't hit at all if it is honorably possible to avoid hitting, but never hit softly"Kalau Anda memang terpaksa harus memukul seseorang, lakukanlah dengan sepenuh hati, jangan setengah-setengah.
Setuju dengan
osh...artikelnya bagus2
ReplyDeleteOsu... terimakasih sudah berkunjung Inkai Ranting Karate Amboy. Ditunggu kritik dan sarannya :D
Delete