Pariwara

Followers

3M dalam Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 12:42 PM

Anda pastinya sudah tidak asing lagi dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD), bukan? Anda tentunya juga tahu bukan bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti? (Iya kan?)

Meskipun relatif mudah untuk diobati dan disembuhkan, sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang mampu mencegah penyakit DBD. Karena itu, cara terbaik untuk mencegah penyakit dengan gejala utama demam disertai perdarahan ini adalah dengan menghindari gigitan nyamuk aedes aegypti itu sendiri.

Selain menghindari gigitan nyamuk (bukan dengan tai sabaki tentu saja), ada juga metode pencegahan DBD dengan cara melakukan 3M. 3M, yang bertujuan untuk memutus siklus hidup nyamuk tersebut, adalah singkatan dari menutup tempat-tempat penampungan air, menguras bak mandi minimal seminggu sekali, serta mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat menggenangnya air. (Yang tentunya Anda juga sudah tahu.)

Lantas apa hubungannya metode pencegahan penyakit DBD ini dengan seni beladiri?

Saya tahu bahwa sebuah gambar mewakili ribuan kata,
tetapi karena saya ngga menemukan gambar yang bagus
untuk postingan ini, saya pakai gambar ini saja untuk mewakili kebingungan Anda:-)
[sumber]
Memang sih gak ada hubungan langsung ;D, namun ternyata metode (yang disebut) 3M juga ada dalam seni beladiri lho. Apa sajakah 3M tersebut? Apakah sama dengan 3M untuk mencegah DBD? Silakan terus membaca untuk mengetahui jawabannya ;D.

Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin bertanya pada Anda. Pernahkah Anda berpikir bahwa seni beladiri (terutama seni beladiri yang berasal dari Jepang) terlalu memperhatikan detail?

Kendati hal ini sudah sering terlintas dalam pikiran saya, saya baru benar-benar menyadarinya setelah salah seorang junior saya bercerita bahwa di seni beladiri yang ia pelajari sebelumnya, dia tidak pernah diajari untuk memperhatikan hal-hal kecil (dan sepele) seperti putaran pinggul, posisi lengan yang tidak memukul (hikite di karate), dan penempatan kaki saat melakukan pukulan dan atau tendangan; yang penting adalah pukulan atau tendangan tersebut bisa merobohkan lawan.

Meskipun memang ada benarnya, tetapi saya kurang setuju.

Sering kali, di mata orang awam, detail-detail tersebut mungkin terlihat sebagai suatu hal yang sepele, ndak penting, dan tidak berhubungan satu dengan lainnya, akan tetapi semua perhatian dan koreksi (yang dilakukan oleh pelatih Anda) pada setiap detail-detail tersebut di atas mempunyai suatu tujuan, karena pada prinsipnya tubuh kita bergerak sebagai satu kesatuan.

Dengan kata lain, mengubah satu hal sering kali akan mengubah hal(-hal) yang lain.

Memperhatikan (dan mengkoreksi) detail dilakukan oleh pelatih Anda dengan cara [1]mengenali dan meminimalisir sesuatu yang tidak berguna (Bahasa Jepang: muda), [2]mencegah sesuatu yang berlebihan (Bahasa Jepang: muri), dan [3]menghilangkan inkonsistensi (Bahasa Jepang: mura).

Muda, Muri, dan Mura, inilah 3M dalam seni beladiri.

Tetapi berbeda dengan 3M yang harus dilakukan untuk mencegah demam berdarah, 3M dalam seni beladiri ini sebisa mungkin justru harus dihindari untuk bisa menguasai suatu teknik beladiri dengan baik. 

Muda 

Huruf kanji dari kata 'muda' tersusun atas dua karakter yaitu 'mu' (yang berarti kosong, hampa/ tidak ada) dan 'da' (yang berarti beban, sampah).

Secara harfiah muda berarti sesuatu yang tidak produktif.

Contoh pemakaian muda dalam kalimat adalah: "Anata dake no jikan o muda ni shite imasu" (Anda hanya membuang-buang waktu saja).

Dalam seni beladiri, 'muda' berarti gerakan yang tidak berguna (apabila dilihat dari hasil akhirnya) sehingga bisa (dan bahkan harus) dihilangkan. Hal ini tentu saja dengan asumsi bahwa Anda sudah memahami maksud dan tujuan dari suatu teknik/ gerakan.

Sebagai contoh saya akan memakai salah satu teknik dasar yaitu gyaku zuki. Muda yang banyak dilakukan adalah menarik siku sedikit ke belakang sebagai ancang-ancang/ awalan untuk (katanya) menambah tenaga pukulan. Tetapi sebenarnya hal ini (menarik siku ke belakang) tidak diperlukan, karena selain tidak akan menambah tenaga pukulan, menarik siku ke belakang justru membuat lawan bisa membaca serangan kita.

Dengan kata lain menarik siku ke belakang adalah 'sampah' yang harus dibuang.

Beberapa contoh muda lain yang sering (tanpa disadari) kita lakukan antara lain mengangkat bahu sebelum memukul, menegangkan otot-otot lengan secara berlebihan, dan menggenggam (untuk membentuk tinju) terlalu erat. 

Muri

Tersusun atas dua karakter yaitu 'mu' (yang berarti kosong/ hampa) dan 'ri' (yang berarti alasan/ logika).

Muri secara harfiah berarti tidak beralasan, berlebihan, atau lebay.

Contoh dalam kalimat yaitu: "Renshu muri wo shite imasen ka" (Apa Anda tidak berlatih terlalu berlebihan akhir-akhir ini?).

Dalam seni beladiri, muri adalah melakukan dua hal/ lebih secara bersamaan (misalnya menangkis dan memukul dalam waktu bersamaan), sehingga memberi beban berlebih pada tubuh. Muri juga bisa berarti melakukan suatu teknik tanpa mengikuti urutan langkah/ gerakan yang seharusnya.

Kita ambil contoh (lagi) dari gyaku zuki, urutan langkah yang benar dalam melakukan gyaku zuki adalah melangkahkan kaki depan maju satu langkah, 'menanam' kaki tersebut ke tanah, 'melecutkan' pinggul ke depan searah dengan arah pukulan, yang kemudian diikuti gerakan melontarkan tinju ke arah sasaran. Keempat langkah tersebut seharusnya dilakukan secara berurutan (namun hampir bersamaan). Akan tetapi kebanyakan orang (terutama pemula), sering kali melakukan gyaku zuki tanpa mengikuti langkah-langkah tersebut atau melakukan empat langkah tersebut secara bersamaan.

Muri adalah suatu gerakan 'mengalir' yang logis. 

Mura

Huruf kanji Mura--berbeda dengan muda dan muri--hanya terdiri atas satu karakter yang mempunyai arti tidak konsisten atau tidak sesuai.

Contoh pemakaian dalam kalimat adalah: "Anata no seiseki ni wa, mura ga arimasu" (Hasil ujianmu tidak sesuai harapan).

Dalam seni beladiri, mura ini adalah sesuatu yang paling mudah diamati. Contoh yang paling sederhana adalah kamae. Sering kali kamae kita berubah 'kedalamannya' setelah melakukan suatu gerakan. Misalnya kita memulai suatu gerakan dengan posisi lutut ditekuk 30°, tetapi setelah selesai bergerak posisi lutut kita menjadi sedikit lebih lurus 15°.

Tetapi tidak hanya bisa dilihat dari posisi awal dan akhir saja, mura juga bisa dilihat dari inkonsistensi 'aliran' dari suatu teknik/ gerakan. Apakah suatu gerakan/ teknik 'mengalir' dengan lancar atau terputus-putus.


__________

Kesimpulannya: untuk mendapatkan teknik yang efektif dan efisien, 3M tersebut haruslah dihilangkan.

Semakin cepat semakin baik.

Sayangnya, banyak pelatih yang mengabaikan detail-detail seperti ini saat melatih seorang pemula dan berpikir untuk memperbaikinya nanti saat si pemula sudah lebih mahir. Kendatipun hal ini tidak salah--banyak pelatih takut murid-muridnya menjadi bosan jika mengajarkan hal-hal yang sifatnya terlalu teknis--menurut saya hal ini justru akan menghambat perkembangan si murid.

Lalu bagaimana sih cara menghilangkan 3M ini?

Kita harus melakukannya secara komprehensif, tidak hanya dalam teknik (melalui kihon/ latihan dasar, kata/ hokei/ jurus, dan kumite/ randori/ sambung) saja, melainkan juga dalam tubuh (melalui latihan penguatan fisik seperti push up, sit up, dan lain sebagainya) dan juga jiwa/ pikiran (melalui pelajaran teori/ filosofi dan meditasi) --> atau dikenal dalam seni beladiri Jepang sebagai shin - gi - tai.

Apabila hal-hal tersebut (melatih teknik, tubuh, dan juga jiwa) sudah kita lakukan, itu berarti kita sudah berjalan di 'jalan' yang benar yaitu jalan yang menuju kesempurnaan. Karena itulah "garis finish"-nya seni beladiri: kesempurnaan tubuh, jiwa, dan pikiran.

Dan jangan kuatir, meskipun garis finis (kesempurnaan) itu mungkin tidak akan pernah bisa kita raih, tetapi setidaknya kita bisa terus berusaha supaya hari ini kita bisa menjadi lebih baik dari kemarin, dan hari esok lebih baik daripada hari ini.
 
Setuju dengan saya?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 12:42 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB