Pariwara

Followers

Kebiasaan di dalam Beladiri Shorinji Kempo yang Mulai Ditinggalkan

Posted by Yonatan Adi on 2:02 PM

Peraturan...

Kita akan dapat menemukannya di berbagai tempat. Mulai dari lingkungan keluarga, jalan raya (dalam bentuk rambu-rambu lalu lintas), perpustakaan, rumah sakit, tempat kerja, sampai dengan rumah ibadah.

Tetapi tahukah Anda bahwa di dalam seni beladiri juga terdapat banyak sekali peraturan? 

Di dalam seni beladiri yang saat ini sedang saya dalami yakni Shorinji kempo, juga terdapat semacam 'aturan' yang dikenal sebagai "sikap kunci terhadap dojo".

Sayangnya, menurut pengamatan saya, sikap atau kebiasaan baik ini sudah mulai dilupakan oleh para kenshi (praktisi Shorinji kempo). Keenam sikap tersebut adalah "kyaka shoko", "gassho rei", "samu", "cara berpakaian", "cara bersikap", dan "cara berbicara".

#1. Kyaka shoko
Ilustrasi oleh Yan Prajna Paramitha
Secara harfiah berarti "perhatikan area di sekitar kakimu", kyaka shoko biasanya dipraktekkan dalam bentuk menata alas kaki (sandal dan sepatu) dengan rapi (serta menghadap keluar) di pintu masuk dojo.

Kenshi jaman sekarang jarang sekali ada yang mau repot-repot menata alas kakinya, kalaupun mau, kemungkinan besar hal itu mereka lakukan setelah mendapat teguran (atau makian :p) dari senpai atau sensei-nya.

#2. Gassho rei

Ilustrasi oleh Yan Prajna Paramitha
Lebih tepat kalau disebut "gassho" saja, karena kalau menurut arti yang diambil dari bahasa aslinya, "rei" berarti membungkukkan badan (untuk menunjukkan rasa hormat, terima kasih, dan atau penyesalan); sedangkan gassho (kendati memiliki arti yang sama dengan rei) dilakukan dengan cara yang berbeda yaitu dengan mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada atau di depan dagu tanpa membungkukkan badan. Kalau gassho dilakukan sambil membungkukkan badan, posisi itulah yang disebut dengan "gassho rei".

Gassho ini termasuk dalam 17 kamae (kuda-kuda, postur) Shorinji kempo dan disebut sebagai gassho gamae.

10-15 tahun yang lalu, seorang kenshi sangatlah hormat dan segan (baca: takut ;p) pada seniornya. Sebagai catatan, saya baru mulai berlatih Shorinji kempo saat saya masuk bangku kuliah. Ketika bertemu dengan seorang sabuk coklat (meskipun si sabuk coklat masih duduk di bangku SMP), saya tetap segan (namun tidak takut ;D) dan selalu melakukan gassho sebelum berbicara dengan beliau, coba bandingkan dengan sekarang ;(.  

#3. Samu

Ilustrasi oleh Yan Prajna Paramitha
Ada juga aliran seni beladiri yang menyebutnya "soji", adalah kebiasaan membersihkan dojo (tempat latihan) sebelum dan sesudah berlatih.

Dalam seni beladiri Jepang, dojo bukan hanya sekedar tempat latihan semata, dojo adalah tempat yang sakral dan dihormati oleh seorang praktisi beladiri. Salah satu cara penghormatan tersebut adalah dengan membersihkannya sebelum dan sesudah latihan. Tetapi, sayangnya, kebiasaan ini sudah mulai dilupakan, terutama bagian 'setelah latihan'-nya.

#4. Cara berpakaian
Di jaman saya dulu, saya selalu diajari (dengan cara yang keras pula ;() untuk tidak menunjukkan kepada orang lain kalau saya adalah seorang praktisi beladiri. Bagaimana caranya? Dengan cara memakai gidogi (baju/ seragam latihan) hanya saat berlatih saja dan tidak... sekali lagi tidak memakainya di luar tempat/ jam latihan.

Selain dituntut untuk selalu memakai dogi yang bersih dan rapi saat berlatih, di luar latihan pun kita harus tetap tampil rapi dan necis, ini juga termasuk rambut yang tidak boleh panjang, serta kuku tangan/ kaki yang selalu dipotong pendek.

Tetapi kalau Anda amati sekarang, banyak sekali kenshi yang berangkat dan pulang latihan dengan memakai dogi lengkap dengan sabuknya... terlalu.

Ilustrasi oleh Yan Prajna Paramitha
#5. Cara bersikap
Di dalam Shorinji kempo, kita selalu diajari untuk menghormati atasan sekaligus tetap menghargai bawahan; dan dalam berhubungan dengan orang lain untuk selalu bersikap sopan, rendah hati, serta dengan sikap mau belajar.

Namun coba perhatikan kenshi jaman sekarang, sedikit sekali yang mau menunjukkan sikap sopan, rendah hati, dan menghargai orang lain. Mungkin di dalam latihan mereka masih melakukannya (meski sedikit 'terpaksa' karena sistem hierarki yang masih kuat dalam Shorinji kempo ;D), tetapi sikap kenshi di luar latihan-lah yang dinilai oleh masyarakat awam yang (sayangnya) selalu menghubung-hubungkan sikap 'oknum' praktisi beladiri dengan seni beladiri yang didalaminya.

#6. Cara berbicara
Perkataan yang keluar dari mulut seseorang punya 'rasa' yang khas. Khasnya 'rasa' tersebut adalah sama dengan karakter dari si empunya mulut. Sebagai seorang kenshi, selalu berusahalah untuk berbicara dengan kata-kata yang mencerminkan rasa hormat dan menghargai lawan bicara.

Bukan berarti Shorinji kempo mengajarkan kenshi-nya untuk 'lamis' (berkata-kata manis), Anda tetap diperbolehkan untuk mengungkapkan isi hati Anda, tetapi 'kemaslah' dengan kata-kata yang tetap menunjukkan rasa hormat dan menghargai.


_________

Itulah dia enam sikap yang sepertinya sudah mulai dilupakan oleh para praktisi Shorinji kempo.

Saya menulis postingan ini bukan bermaksud untuk menghakimi siapapun yang 'melanggar' salah satu (atau beberapa) dari enam sikap tersebut, karena saya sendiri juga belum mampu dan masih belajar untuk menerapkan keenam sikap tersebut bukan hanya di dalam tempat latihan saja tetapi juga di hadapan khalayak ramai.

Jadi aturan mana saja yang sudah Anda langgar? Secara, aturan kan dibuat untuk dilanggar, tul gak?

Semoga bermanfaat dan terimakasih.     


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:02 PM

4 komentar:

  1. Bela diri Kempo adalah bela diri asal Jepang banyak gunakan bantingan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, benar sekali, dan taekwondo adalah beladiri asal korea yang banyak menggunakan teknik tendangan ;D

      Delete
  2. Tehnik bantingan Kempo memang banyak variasi, namun apakah benar benar efektif di jalanan ? Apakah ada atlit MMA yang berasal dari Shorinji Kempo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teknik bantingan yang bervariasi tidak hanya dimiliki Shorinji kempo; judo, aikido, dan jujutsu malah lebih bervariasi lagi.
      Setahu saya, semua teknik beladiri pastinya efektif di jalanan, yang perlu diperhatikan adalah bahwa perkelahian jalanan sangat berbeda dengan pertandingan ataupun latihan.
      Setahu saya (lagi), ada beberapa kenshi (praktisi kempo) yang menjadi atlet MMA, tapi kebanyakan "tidak resmi" dalam artian sudah tidak aktif berlatih, atau sudah keluar dari organisasi Perkemi.

      Delete

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB