"Apakah anak saya bisa jadi juara dan punya prestasi?"
Itulah pertanyaan yang pernah diajukan oleh salah seorang orang tua calon murid saat mendaftarkan anaknya untuk bergabung dan berlatih di dojo beladiri dimana saya kebetulan menjadi salah satu pelatihnya.
Pertanyaan ini sedikit menyinggung perasaan dan harga diri saya sebagai seorang pelatih karenadua satu hal: Pertama, pertanyaan tersebut seolah meragukan kemampuan saya sebagai seorang pelatih (bercanda hehehe), dan kedua, pertanyaan tersebut salah tempat.
Kok bisa salah tempat? Bukannya wajar kalau orang tua menginginkan anaknya berprestasi.
Memang tidak salah bagi orang tua untuk menginginkan anaknya berprestasi, akan tetapi prestasi bukanlah tujuan utama dalam seni beladiri.
Itulah pertanyaan yang pernah diajukan oleh salah seorang orang tua calon murid saat mendaftarkan anaknya untuk bergabung dan berlatih di dojo beladiri dimana saya kebetulan menjadi salah satu pelatihnya.
Pertanyaan ini sedikit menyinggung perasaan dan harga diri saya sebagai seorang pelatih karena
Kok bisa salah tempat? Bukannya wajar kalau orang tua menginginkan anaknya berprestasi.
Memang tidak salah bagi orang tua untuk menginginkan anaknya berprestasi, akan tetapi prestasi bukanlah tujuan utama dalam seni beladiri.
Photo credit: mohamed hassan via pxhere |
Dua orang ahli beladiri sepakat dengan saya dalam hal ini, kami... *ehem* mereka (saya tidak pantas disandingkan dengan mereka berdua) sepakat bahwa menang atau kalah bukanlah tujuan dari seni beladiri.
Dalam salah satu kutipannya, bapak karate modern, Gichin Funakoshi, pernah mengatakan: "The ultimate aim of Karate lies not in victory nor defeat, but in the perfection of the character of its participants";
Senada dengan Funakoshi-sensei, Nakano Michiomi, atau yang lebih dikenal dengan nama Doshin So, pernah berkata: "Shorinji kempo does not aim for win-loss victories, but it is a system that seek through consistent training to gain gradual improvement and development."
Tujuan dari seni beladiri (terutama seni beladiri modern) adalah untuk mengembangkan karakter yang baik dalam diri para praktisinya. Seni beladiri bertujuan membangun pribadi dari para praktisinya untuk menjadi orang yang bisa diandalkan serta berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain.
Namun jangan salah paham, ingin menjadi lebih kuat bukanlah sesuatu yang salah. Ingin menjadi lebih kuat itu hal yang amat sangat wajar, saya pun memiliki keinginan yang sama. Bahkan, saat baru mulai berlatih dulu, saya membayangkan diri saya menjadi yang terkuat dan terhebat dalam seni beladiri (angan-angan yang sedikit mustahil, saya tahu). Tetapi, kalau "hanya" itu saja yang menjadi tujuan kita, maka semua usaha kita hanya akan terfokus pada bagaimana caranya untuk bisa menjadi lebih kuat daripada orang lain. Kita akan menjadi egois, asalkan bisa menjadi yang paling kuat kita tidak akan peduli dengan apapun yang terjadi pada orang lain.
Demikian pula untuk menjadi seorang juara, ingin menjadi yang terbaik adalah hal yang sangat manusiawi. Semua orang tentunya pernah punya keinginan untuk menjadi yang paling unggul dalam suatu bidang. Tetapi, terutama dalam bidang olahraga, kalau dari awal kita melatih seseorang hanya untuk menjadi seorang juara, maka orang itu (dan juga kita sebagai pelatih) hanya akan terpaku pada bagaimana cara meraih kemenangan.
Didiklah seseorang untuk menjadi seorang olahragawan, maka kalau suatu saat doi menjadi seorang atlet, dia akan tetap memiliki jiwa seorang olahragawan yang selain haus akan kemenangan juga tetap berjiwa sportif (mau menerima kekalahan), dan memiliki semangat bushido.
Kalau dalam seni beladiri yang saya dalami, ada satu wejangan dari salah seorang sensei yang tidak pernah bisa saya lupakan: "Ingat, jangan pernah melatih seseorang untuk menjadi atlet, latih dan didiklah seseorang untuk menjadi seorang kenshi (praktisi shorinji kempo) yang baik, dan gelar juara (sebagai atlet) pun cepat atau lambat pasti akan bisa diraih."
Atau kata teman saya, "kenshi adalah pohonnya, sedangkan atlet adalah buahnya." Dan ingat bahwa buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya.
0 komentar:
Post a Comment