Seiken, uraken, shuto, hiji, atau mungkin zen sokutei, kakato, sokuto, hiza.
Itulah jawaban umum yang akan Anda dapatkan kalau Anda bertanya kepada seorang kenshi (praktisi shorinji kempo) dan juga praktisi seni beladiri asal Jepang yang lain.
Bagi yang belum tahu, kata-kata yang terdengar asing diatas adalah bagian dari tangan dan kaki manusia yang dipergunakan sebagai 'senjata' dalam seni beladiri.
Tentu saja selain kedelapan 'senjata' tersebut masih ada banyak lagi bagian tubuh kita--seperti kumade, nai wanto, nukite, dan hiraken--yang juga bisa kita manfaatkan sebagai senjata, termasuk dua bagian tubuh yang mungkin tidak pernah terbayangkan bisa menjadi senjata mematikan seperti boshi (pangkal jempol tangan) dan tsumasaki (ujung jempol kaki).
Tetapi--ini yang tidak banyak diketahui dan sangat jarang dilatihkan dalam latihan seni beladiri tradisional--tidak hanya lengan dan tangan serta tungkai dan kaki saja, seluruh bagian tubuh kita juga bisa dimanfaatkan sebagai senjata.
Itulah jawaban umum yang akan Anda dapatkan kalau Anda bertanya kepada seorang kenshi (praktisi shorinji kempo) dan juga praktisi seni beladiri asal Jepang yang lain.
Bagi yang belum tahu, kata-kata yang terdengar asing diatas adalah bagian dari tangan dan kaki manusia yang dipergunakan sebagai 'senjata' dalam seni beladiri.
Tentu saja selain kedelapan 'senjata' tersebut masih ada banyak lagi bagian tubuh kita--seperti kumade, nai wanto, nukite, dan hiraken--yang juga bisa kita manfaatkan sebagai senjata, termasuk dua bagian tubuh yang mungkin tidak pernah terbayangkan bisa menjadi senjata mematikan seperti boshi (pangkal jempol tangan) dan tsumasaki (ujung jempol kaki).
Tetapi--ini yang tidak banyak diketahui dan sangat jarang dilatihkan dalam latihan seni beladiri tradisional--tidak hanya lengan dan tangan serta tungkai dan kaki saja, seluruh bagian tubuh kita juga bisa dimanfaatkan sebagai senjata.
Photo credit: 4504097 via pixabay |
Gigitan manusia adalah 'senjata' yang cukup ditakuti karena selain menyakitkan juga bisa menyebabkan si tergigit
Menggigit kan dilarang dalam pertandingan?
Memang benar bahwa dalam pertandingan beladiri--dimana sportivitas sangat dijunjung tinggi--menggigit lawan dianggap sebagai sebuah bentuk pelanggaran, tetapi saat membela diri dari ancaman (dalam perkelahian jalanan misalnya), gigi(tan) bisa menjadi salah satu alternatif pilihan.
Selain gigi, mata juga bisa menjadi penyelamat kita,
Tapi bagaimana kalau tubuh lawan kita bau dan kotor (kan jijik kalau kita harus menggigitnya), atau kalau kita tidak bisa menemukan celah untuk kabur? Dua bagian tubuh ini bisa kita jadikan sebagai alternatif senjata:
Kepala
Disebut headbutt dalam bahasa Inggris, menyerang dengan kepala sangatlah efektif karena (1) lawan seringkali tidak menduganya, dan (2) kita bisa menggunakan seluruh bobot tubuh kita untuk melakukan sundulan.
Tetapi, meskipun bisa menimbulkan rasa sakit yang amat sangat (tanya Marco Materazzi kalau gak percaya ;D), serangan dengan kepala memiliki resiko yang cukup besar. Resiko terburuk adalah gegar otak yang bisa terjadi kalau kepala kita membentur bagian tubuh lawan yang keras seperti lutut, siku, ataupun dahi.
Dan meskipun cukup keras, tidak semua bagian kepala bisa digunakan sebagai senjata, bahkan beberapa bagian seperti san-go (pelipis), mikaduki (rahang), dan sankaku (hidung) adalah titik lemah yang justru berbahaya kalau terkena benturan.
Bagian kepala yang cukup keras (serta aman) untuk dijadikan senjata adalah ubun-ubun (untuk menyerang dagu bawah atau perut), perbatasan antara dahi dan rambut (untuk menyerang hidung), dan bagian belakang kepala (kalau kita dipeluk dari belakang).
Badan
Bagian badan yang biasa digunakan sebagai senjata adalah punggung bagian atas dan daerah perbatasan antara bahu-lengan atas.
Hantaman badan ini sangatlah berbahaya. Dalam latihan beladiri, kita memang diajari untuk memanfaatkan bobot tubuh kita dalam setiap serangan (pukulan ataupun tendangan) yang kita lakukan, tetapi kita tentu saja tidak akan bisa menambahkan 100% bobot tubuh kita dalam pukulan ataupun tendangan yang kita lakukan. Berbeda dengan hantaman badan, karena kita menghantam lawan dengan badan kita, tentu saja kita menggunakan seluruh bobot tubuh kita dalam satu serangan. Kalau pukulan dengan tambahan bobot tubuh, katakan 50% saja, bisa merobohkan seseorang, bagaimana dengan hantaman badan yang menggunakan 100% bobot tubuh kita?
__________
Tidak seperti dalam pertandingan, dalam perkelahian kita harus mampu menggunakan seluruh bagian tubuh kita sebagai alat untuk membela diri.
Menggigit, mencakar, menjambak, mencubit (yuuk cyiint ;p), semuanya sah-sah saja untuk dilakukan. Tidak ada yang namanya fair dalam berkelahi, toh orang jahat yang ingin menyakiti kita juga tidak akan pernah berlaku adil kepada kita.
Menggigit? Menjambak? Mencubit? Iihhh... gak keren banget.
Memang terdengar (dan terlihat) 'primitif' dan tidak keren sama sekali, tetapi mana yang Anda pilih? "tidak keren namun selamat" atau "keren namun tidak selamat"?
Kalau saya sih memilih yang pertama.
0 komentar:
Post a Comment