Pariwara

Followers

Berlatih Beladiri Tidak Lain dan Tidak Bukan Hanyalah Membaca

Posted by Yonatan Adi on 1:33 PM

Hoaahm... (*maaf)

Membuka postingan ini, saya ingin bertanya satu hal: "Apa yang pertama kali Anda lakukan setelah bangun tidur di pagi hari?"

Biar saya tebak, membaca jam, bener gak?

"Kok bener sih senpai?"
 
Iya dong, karena saya tahu kalau di pagi hari itu (terlebih kalau udaranya dingin) kita pasti ingin kembali tidur barang 5-10 menit lagi, dan karena kita tidak ingin terlambat beraktivitas, mau tidak mau kita terpaksa harus membaca jam, tul gak?

Dan sepertinya hal yang sama (membaca jam) pulalah yang akan kita lakukan di malam hari saat kita hendak menaiki istr... *ehem* ranjang untuk berangkat ke negeri kapuk.

Membaca memang adalah aktivitas yang akan selalu kita lakukan setiap saat, mulai dari bangun tidur di pagi hari sampai kita mau beranjak tidur kembali di malam hari.

Sejak kita bisa baca-tulis--entah disadari atau tidak--setiap kali melihat tulisan huruf ataupun angka kita pasti akan langsung membacanya. Tidak percaya? Coba Anda perhatikan fakta tulisan berikut ini tanpa membacanya: "penulis blog ini adalah orang yang paling keren di seluruh jagad raya", bisa?
 
"Iya, ya... kok tidak bisa ya?"

Bahkan, saking sering dan saking 'terlatih'-nya kita membaca, ktia msaih tteap bsia mmbeaca sbaeuh tuslian aptuaun kmailat (bhaakn mmebcaa srenganan lwaan) mkesiupn ssunaun hfuruyna aack-aacakn, seperti yang baru saja Anda lakukan.
 
Apapun profesi dan seni beladiri Anda, Anda tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya membaca. Mulai dari guru sampai pedagang, tukang kayu hingga tukang ledeng, pasti melakukan aktivitas membaca dalam menjalankan profesinya. Termasuk saat melakukan hobi yang sama-sama kita cintai yaitu berlatih beladiri.

Ya, latihan beladiri sebenarnya hanyalah sebuah aktivitas membaca.

"Tunggu dulu senpai, bukankah latihan beladiri itu dilakukan dengan melakukan gerakan pukulan, tendangan, dan tangkisan, di mana aktivitas membacanya?"
 
Eh, gak percaya, latihan beladiri itu hanyalah sebuah aktivitas membaca 'catatan' yang ditinggalkan oleh pendahulu kita para guru besar seni beladiri.

Photo credit: StockSnap | via pixabay.com
"Mana buktinya?"
 
 
"Tentu saja belajar bicara, mana mungkin seorang balita belajar menulis? Lagian apa hubungannya coba?"
 
Belajar bicara dulu baru menulis, itulah proses alami perkembangan seorang manusia, bahkan itulah urut-urutan proses evolusi umat manusia, mulai dari bahasa isyarat, kemudian bahasa yang diucapkan, dan barulah muncul huruf dan tulisan setelahnya. Demikian jugalah proses penciptaan seni beladiri, di-'ucapkan' dulu baru di-'tuliskan'.
 
Mari kita berandai-andai.
 
Di jaman purba, ketika dua manusia purba saling berebut bahan makanan, kira-kira apa yang mereka lakukan? Menyelesaikannya dengan cara berdialog? Saya rasa tidak. Kemungkinan besar mereka akan menentukan siapa pemilik bahan makanan tersebut dengan cara berduel. Pemenang dari duel tersebut--selain mendapatkan si bahan makanan--pastinya akan berpikir gimana keturunannya nanti seandainya harus berduel untuk memperebutkan bahan makanan akan bisa memenangkan duel itu. Karena itulah doski kemudian 'mencatat' cara-cara berduel yang telah membuatnya menjadi pemenang, menyusunnya, kemudian mengajarkannya kepada keturunannya.

Bicara dulu (bukankah ada ungkapan dalam bahasa Inggris yang secara garis besar berarti: "biarkan tinju yang bicara"?) baru menulis.

Teknik-teknik beladiri hanyalah 'catatan' dari gerakan-gerakan saat berduel yang membuat si pe-duel (ini kata bukan ya?) memenangkan duelnya. Teknik-teknik beladiri adalah 'catatan' dari teknik yang sudah terbukti efektif dalam pertarungan yang sebenarnya.

Dan tebak apa yang kita lakukan saat berlatih beladiri? 'Membaca' 'catatan' tersebut.

Bukankah kita berlatih bentuk-bentuk tunggal atau tandoku (baca: membaca) terlebih dulu baru kemudian berlatih mengaplikasikan (baca: mengucapkan) bentuk-bentuk tunggal tersebut bersama dengan rekan latihan kita, untuk selanjutnya meng-'ucapkannya' dalam pertandingan ataupun (semoga tidak pernah) dalam perkelahian?

Itulah kenapa saya bilang berlatih beladiri itu tidak lain hanyalah aktivitas membaca belaka. Sudah percaya sekarang?

"He'eh senpai."
 
Dengan demikian selesailah monolog... eh postingan saya kali ini.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 1:33 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape
Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB