Memakai masker adalah salah satu upaya pencegahan penyebaran virus corona. Namun sayangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk memakai masker (terutama di tempat umum) masih sangat rendah.
Berdasarkan data yang terkumpul dalam database BLC (Bersatu Lawan Covid), berikut adalah tempat-tempat dengan tingkat kepatuhan memakai masker yang rendah: restoran/ kedai (15,1 persen), tempat olahraga publik (10,6 persen), jalanan umum (9 persen), dan tempat wisata (8,7 persen). Hal ini tentu saja sangat disayangkan, karena hanya dengan memakai masker (dengan benar) saja, angka transmisi virus corona bisa diturunkan sampai menjadi 1,5 persen.
Lalu kira-kira apa sih penyebab kepatuhan rakyat +62 bisa segitu rendahnya? Faktor ketidaktahuan mungkin yang menjadi penyebab utamanya. Masih banyak orang yang menganggap bahwa memakai masker bertujuan untuk melindungi diri mereka sendiri, padahal kita semua tahu bahwa memakai masker itu tidak melindungi diri kita sendiri (setidaknya tidak 100 persen) melainkan melindungi orang lain. Ini ditambah dengan mental "daya tahan tubuhku kan kuat jadi aku ngga mungkin menjadi sakit akibat infeksi virus corona", klop dah.
Namun, seandainya saja rakyat zamrud khatulistiwa ini memiliki pengetahuan yang benar bahwa masker yang dipakainya akan melindungi orang lain, apakah kesadaran memakai masker akan meningkat? Saya berani bertaruh jawabannya adalah "tidak" (atau mengalami peningkatan namun sangat sedikit). Kenapa saya berani menjawab seperti itu? Karena sebagian besar rakyat negeri seribu pulau ini (termasuk saya ;D) adalah orang yang egois.
Weits, jangan tersinggung dulu, saya punya buktinya kok. Seberapa sering Anda melihat seseorang yang merokok kebal-kebul di tempat umum? Kerapkah Anda menemui seseorang yang tidak mau mengantri? atau berapa kali Anda menjadi saksi bisu seseorang yang ugal-ugalan di jalan dengan alasan terburu-buru?
Lantas apa hubungannya sifat egois ini dengan keengganan memakai masker? Seperti yang sudah saya tulis di atas, banyak orang merasa dirinya "sakti" sehingga tidak mungkin menjadi sakit akibat terinfeksi virus corona (dan ini memang benar karena 80 persen orang yang positif covid tidak menunjukkan gejala apapun). Bisa saja mereka-mereka ini (semoga sih tidak) membawa virus corona di dalam tubuh mereka tanpa merasakan gejala sakit apapun namun dapat menularkan virus ini kepada orang lain. Mereka tidak peduli, asalkan dirinya (merasa) tidak sakit masa bodoh dengan orang lain.
Padahal, seandainya pun orang lain mau memakai masker tetapi kemudian melakukan kontak erat dengan orang-orang ndableg semacam ini, angka penularan virus yang (katanya) berbentuk seperti mahkota ini masih cukup tinggi yakni 70 persen.
Gambar oleh John Hain dari Pixabay |
Itulah sebabnya pula (menurut saya) banyak orang tidak mau belajar seni beladiri. Karena untuk bisa mempelajari seni beladiri dengan baik, egois adalah salah satu sifat yang harus dibuang jauh-jauh.
Sesuai dengan wejangan dari guru ninja saya (tapi bo'ong ;p) soke Masaaki Hatsumi: "Tiada mungkin kita bisa menguasai suatu teknik bantingan (dan atau kuncian) kecuali kita mau merasakan sendiri teknik bantingan (dan atau kuncian) tersebut. Daripada menjelaskan rasa dari sebuah makanan kepada seseorang, akan lebih baik (dan lebih mudah) menyuruh orang itu untuk memakannya sendiri," tidaklah mungkin (atau paling tidak sangatlah sulit) bagi seseorang yang egois--yang tidak mau menjadi "korban" teknik bantingan (dan atau kuncian) yang tentu saja menyakitkan--untuk bisa menguasai teknik-teknik tersebut.
Dari kutipan yang "super sekali" itu pula saya berhasil merumuskan suatu hipotesa yang luar biasa: bahwa tingkat penguasaan seseorang tehadap suatu teknik beladiri sebanding dengan pemahamannya terhadap prinsip-prinsip dari teknik tersebut serta seberapa sering doski merasakannya sendiri, namun berbanding terbalik dengan ego-nya.
Saya jenius bukan?;D
... *ehem*...
Menurut hipotesa *ehem* saya tersebut, bisa disimpulkan bahwa semakin besar ego seseorang, maka tingkat penguasaan orang tersebut akan semakin rendah, dan sebaliknya semakin kecil ego seseorang, maka tingkat penguasaannya akan semakin tinggi. Namun begitu, egoisme tetaplah diperlukan, karena tanpa adanya ego (ego = nol) seseorang akan menjadi manusia setengah dewa yang tingkat penguasaan teknik-teknik beladirinya tak terhingga yang tentu saja berbahaya bagi dunia persilatan, bukan begitu?
Tetap sehat dan tetap berlatih beladiri.
0 komentar:
Post a Comment