Perokok itu Jago Beladiri lho

Merokok membunuhmu.

 

Ungkapan yang benar...

 

... -benar salah.

 

Sebelumnya saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.

 

Menurut pendapat saya, perokok adalah orang yang paling egois se-dunia.

Gimana nggak, disaat orang lain ingin menghirup udara segar, mereka dengan enaknya kebal-kebul menghisap rokoknya seolah tidak peduli orang lain terganggu dengan aktivitasnya itu. Dengan seenaknya pula mereka telah merampas hak orang lain untuk menghirup udara bersih dan sehat.

 

Meskipun begitu, perokok tidak sepenuhnya anti altruis karena sebenarnya mereka juga adalah orang-orang yang suka berbagi...

 

Photo by lilartsy | via pexels

... berbagi racun dari asap rokoknya ;D.

 

Disebut perokok pasif, adalah mereka yang (terpaksa) ikut menghirup asap rokok tanpa menghisap batang pen... err rokoknya. Mereka ini biasanya adalah para non-perokok yang ketiban sial karena harus berdekatan dengan seorang perokok yang sedang asyik merokok. Malangnya, para perokok pasif ini mendapat bagian yang sama dengan perokok aktif dalam menerima racun dari asap rokok.

 

Ya, segala bahan kimia yang terkandung di dalam asap rokok--bahan-bahan seperti nikotin, tar, naphtylamine, cadmium, karbon monoksida, amonia, arsenik, dan ratusan bahan kimia beracun lainnya--ikut terhirup oleh orang-orang yang tidak menginginkannya.

 

Bahan-bahan kimia ini sangat berbahaya karena selain bersifat karsinogenik (pemicu sel kanker), juga bisa meningkatkan resiko pneumonia (radang paru), asma, dan bronkitis (terutama pada anak-anak), meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, dan juga berbagai penyakit lainnya. Ngeri sangat...

 

Kalau aku seorang kapi... eh perokok, begitu membaca tulisan ini, aku akan segera menghentikan kebiasaanku itu serta meminta maaf kepada keluarga dan teman-teman dekat aku karena dengan sengaja telah meracuni dan 'membunuh' mereka.

 

Tapi itu sih saya, kalau Anda ya mangga kersa, pokoknya saya sudah memberi informasi (dan himbauan), bagaimana Anda menyikapinya itu terserah Anda (meskipun cara Anda merespon himbauan akan menunjukkan dimana posisi Anda dalam feedback ladder ;D).

 

*ehem*

 

Ngomongin perokok, sebenarnya kita, para praktisi beladiri, tidak berbeda jauh dengan mereka. Bukan sifat egoisnya--karena seorang praktisi beladiri pastilah seorang yang tidak egois--tetapi sifat suka berbaginya.

 

Ya benar, praktisi beladiri adalah orang yang suka berbagi. Bukan berbagi rasa sakit lho ya..., yang kita bagikan adalah manfaat dari latihan seni beladiri yang kita lakukan. Dan tentu saja bukan tiga manfaat utama latihan beladiri--yakni untuk kesehatan, beladiri, dan pengembangan diri--yang kita bagikan, melainkan 'efek samping' latihan beladiri yang membuat kita menjadi orang yang bisa diandalkan tidak hanya oleh diri kita sendiri tetapi juga oleh orang lain.

 

Dengan berlatih beladiri kita telah mendorong orang-orang disekitar kita untuk percaya bahwa mereka bisa mengandalkan diri kita, dan kita pun--karena bisa mengandalkan diri sendiri--bisa membayar lunas kepercayaan itu.

 

Berlatih beladiri (budo) dengan benar akan memupuk sifat sosial karena bukan kita saja yang akan merasakan faedahnya (meski hanya kita saja yang mengalami rasa sakitnya ;p), melainkan juga orang-orang yang dekat dengan kita, dan bahkan lawan bertarung kita (kalau kita dengan terpaksa harus berkelahi)--karena prinsip fusatsu katsujin yang bermakna tidak membunuh (atau menyakiti) namun menguatkan--sekalipun bisa ikut merasakan keuntungannya juga. Luar biasa bukan?

 

Sebagai penutup, kalau perokok dan praktisi beladiri itu tidak jauh berbeda (sama-sama suka berbagi); rokok dan beladiri sangat jauh bedanya, bahkan bertolak belakang. Kalau rokok itu membunuhmu (dan mereka yang ada di sekitarmu), beladiri itu menguatkan orang lain (dan juga dirimu sendiri).

 

Karena itu berbanggalah menjadi perok...*ehem* maksud saya menjadi praktisi beladiri karena Anda adalah orang yang paling dermawan sejagad raya.