Sore itu, di sela-sela istirahat latihan, seorang kohai datang menghampiri saya, "Senpai, sekarang tentara punya beladiri baru lho, teman saya (yang tentara) disuruh milih judo, yong moo do, atau (shorinji) kempo. Dia sih milih yong moo do, gak kenal sama (shorinji) kempo katanya."
Mendengar itu saya pun spontan merespon: "Lagian (shorinji) kempo gak cocok untuk beladiri militer."
.........
Ya benar, Anda tidak salah baca, menurut saya Shorinji kempo sangat tidak cocok apabila dijadikan beladiri militer. Dan ini bukan karena saya kempophobia (ini istilah baru apa ya??) atau semacamnya, sama sekali bukan, lha wong saya juga kenshi kok.
Terus kenapa saya tega menyatakan kalau seni beladiri yang sedang saya dalami (dan saya cintai) ini tidak cocok menjadi beladiri militer?
Alasannya sederhana: karena secara filosofis dunia militer dan Shorinji kempo itu sangat berbeda bahkan bisa dibilang berkebalikan 180 derajat.
![]() |
Ilustrasi bertolak belakang (foto dari pxhere) |
Kenapa saya bilang filosofi militer dan Shorinji kempo itu saling bertolak belakang? Tentu ada alasannya bukan? Dalam dunia militer, terutama di medan pertempuran, filosofinya adalah "membunuh atau dibunuh", sedangkan Shorinji kempo--yang filosofinya sangat dipengaruhi oleh ajaran Zen Budhisme--mengajarkan untuk tidak membunuh dan (bahkan) tidak melukai lawannya. Hal ini jelas tercantum dalam Shorinji Kempo no Tokucho: "fusatsu katsujin" yang secara garis besar memiliki arti "tidak membunuh namun menguatkan". Kalau prinsip ini diterapkan dalam medan perang tentu saja akan sangat menguntungkan pihak musuh, gimana nggak lha wong bala tentaranya tidak ada yang terbunuh.
Lebih jauh lagi, prinsip "membunuh atau dibunuh" ini hanya bisa 'terwujud' kalau kita agresif untuk melakukan serangan sedangkan di Shorinji kempo diajarkan prinsip "shushu koju" yang secara umum berarti "mengutamakan bertahan, sedangkan menyerang dilakukan sesuai dengan kebutuhan", sekarang bayangkan dalam situasi pertarungan jarak dekat satu lawan satu (atau satu lawan banyak) seorang prajurit mengutamakan bertahan... terus kapan menangnya tuh si prajurit.
[Padahal kita semua tahu kalau tujuan berperang adalah untuk memenangkan sesuatu--beda dengan tujuan kita mem-beladiri yaitu untuk selamat; dalam perang kita harus (dan tidak boleh tidak) menang, sedangkan dalam beladiri menang bukanlah tujuan karena yang terpenting adalah kita tidak kalah.]
Dan sebelum Anda protes, saya tidak mengatakan bahwa teknik-teknik beladiri Shorinji kempo tidak bisa digunakan untuk melumpuhkan lawan, sama sekali tidak. Teknik-teknik Shorinji kempo tidak hanya efektif untuk melumpuhkan lawan, di tangan seorang ahli (sedihnya bukan saya) teknik-teknik budo (seni beladiri) yang didirikan pada tahun 1946 ini bahkan bisa sangat mematikan.
Akan tetapi, teknik beladiri Shorinji kempo bukanlah Shorinji kempo; itu hanyalah bagian dari Shorinji kempo. Karena Shorinji kempo tidak hanya mengajarkan teknik-teknik untuk "berkelahi" (tubuh) saja melainkan juga bertujuan membangun mental-spiritual (pikiran dan jiwa) para kenshi (praktisi)-nya untuk menjadi manusia yang seutuhnya, sesuai dengan tujuan awal didirikannya Shorinji kempo oleh shihan Doshin So, yaitu untuk memperbaiki moral pemuda Jepang yang mengalami kemerosotan pasca kekalahan di perang dunia ke-2.
Jadi biarlah Shorinji kempo tetap menjadi budo dan jangan memaksa untuk 'mengubahnya' menjadi alat untuk membunuh. Lagi pula masih banyak kok seni beladiri (atau lebih tepatnya seni bertempur) yang lebih cocok untuk dunia militer, sebut saja krav maga, systema, atau MCMAP. Tapi ini sih pendapat saya pribadi, bagaimana dengan Anda?
Senpai, boleh minta kontak gak? Saya kenshi kyu 2, mau banyak tanya nih ttg Shorinji Kempo dan beladiri lain
ReplyDeleteKalau mau diskusi atau bertanya lewat kolom komentar saja. Mohon maaf sebelumnya.
DeleteOk, Senpai
ReplyDelete1. Bisa diulas ttg kepalan tangan Shorinji Kempo yg vertikal ketika mendarat ke target, berbeda dengan rata rata beladiri Jepang yg lain Senpai.
Kelebihan dan kekurangan apa saja?
Terima kasih
Sepengetahuan saya, tidak ada kelebihan dan kekurangan yang signifikan antara kepalan vertikal dan horizontal. Tapi secara anatomi kepalan tangan vertikal adalah posisi alami dari tangan dan lengan manusia sehingga dengan posisi memukul seperti itu akan mengurangi penggunaan tenaga untuk mengubah posisi alami tersebut, beda dengan posisi kepalan horizontal dimana kita harus menggerakkan banyak otot untuk melakukannya. Tetapi tentu saja seni beladiri yang pukulannya menggunakan kepalan horizontal memiliki prinsip dan filosofinya sendiri.
DeleteTerimakasih Senpai atas pencerahannya
ReplyDelete2. Saya pernah dengar ada Sensei di Semarang pemegang Dan VII yang menguasai ilmu totok. Benarkah itu? Ilmu totok seperti apa yang dimaksud dalam Shorinji Kempo?
Memang benar ada sensei yang menguasai ilmu totok. Di shorinji kempo disebut appo (cmiiw). Kalau tekniknya sendiri saya belum pernah melihat secara langsung.
DeleteTanya lagi Senpai
ReplyDelete3. Di Shorinji Kempo ada spin kick ya? Kok saya pernah lihat di kejuaraan Embu tendangan ini... Namanya apa ya?
Spin kick yang seperti apa nih? (karena mawashi geri juga termasuk spin kick), mungkin yang dimaksud Dainito ushiro mawashi geri??
DeleteOh iya Senpai ushiro mawashi geri ya namanya
ReplyDeleteTerimakasih
Postingan postingannya bermanfaat Senpai ,mohon bagi ilmunya terus Senpai.