Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sangat sering saya jumpai (dan juga saya alami), tetapi karena kreativitas saya saat ini sedang bagus-bagusnya ;p, kejadian yang bisa dibilang "makanan" sehari-hari ini pun bisa menjadi bahan artikel untuk postingan kali ini.
Begini ceritanya...
Siang itu, saat sedang asyik mengendarai sepeda motor hitam kesayangan saya, tiba-tiba ada seorang pengendara motor yang berada di depan saya yang membelokkan kendaraannya ke arah kanan.
Menyaksikan kendaraan lain berbelok tentu saja bukan suatu hal yang aneh dan akan sering sekali kita jumpai saat berkendara. Tetapi yang bikin kesel adalah tempat dan cara berbelok dari pengendara sepeda motor tersebut. Tempatnya adalah sebuah perempatan jalan, sepeda motor tersebut berjalan di sisi sebelah kiri jalan (seolah akan berbelok ke arah kiri), dan tidak menghidupkan lampu sein.
Tentu saja saya--yang berada di sisi sebelah kanan dari sepeda motor tersebut karena hendak berjalan lurus alias tidak belok--terperanjat dan kaget, untung saja saya hobi bermain game (yang konon katanya seorang gamer memiliki kecepatan reaksi secepat pilot pesawat tempur) sehingga saya tidak sampai menabrak (atau tertabrak??) sepeda motor tersebut.
"Jan@#$!", umpat saya dalam hati (saya tidak memaki pengendaranya karena seorang praktisi beladiri kan harus selalupura-pura bersabar ;p).
Saya juga berusaha untuk berpikiran positif: mungkin saja pengendara sepeda motor tersebut mengira kalau dirinya sedang bertanding dalam sebuah pertandingan beladiri.
Disebut telegraphic movement, adalah gerakan "tambahan" saat kita hendak melakukan serangan yang membuat lawan mampu membaca jenis dan atau arah dari serangan kita. Dan meskipun disebut dengan "movement" (atau gerakan), telegraphic movement tidak harus berupa sebuah gerakan dari badan ataupun anggota badan, mengarahkan pandangan ke arah bagian tubuh lawan yang akan menjadi sasaran serangan juga bisa disebut sebagai telegraphic movement, bahkan "gerakan" inilah yang paling banyak ditemukan (dan dilakukan) oleh praktisi beladiri.
Begini ceritanya...
Siang itu, saat sedang asyik mengendarai sepeda motor hitam kesayangan saya, tiba-tiba ada seorang pengendara motor yang berada di depan saya yang membelokkan kendaraannya ke arah kanan.
Menyaksikan kendaraan lain berbelok tentu saja bukan suatu hal yang aneh dan akan sering sekali kita jumpai saat berkendara. Tetapi yang bikin kesel adalah tempat dan cara berbelok dari pengendara sepeda motor tersebut. Tempatnya adalah sebuah perempatan jalan, sepeda motor tersebut berjalan di sisi sebelah kiri jalan (seolah akan berbelok ke arah kiri), dan tidak menghidupkan lampu sein.
Tentu saja saya--yang berada di sisi sebelah kanan dari sepeda motor tersebut karena hendak berjalan lurus alias tidak belok--terperanjat dan kaget, untung saja saya hobi bermain game (yang konon katanya seorang gamer memiliki kecepatan reaksi secepat pilot pesawat tempur) sehingga saya tidak sampai menabrak (atau tertabrak??) sepeda motor tersebut.
"Jan@#$!", umpat saya dalam hati (saya tidak memaki pengendaranya karena seorang praktisi beladiri kan harus selalu
Saya juga berusaha untuk berpikiran positif: mungkin saja pengendara sepeda motor tersebut mengira kalau dirinya sedang bertanding dalam sebuah pertandingan beladiri.
Disebut telegraphic movement, adalah gerakan "tambahan" saat kita hendak melakukan serangan yang membuat lawan mampu membaca jenis dan atau arah dari serangan kita. Dan meskipun disebut dengan "movement" (atau gerakan), telegraphic movement tidak harus berupa sebuah gerakan dari badan ataupun anggota badan, mengarahkan pandangan ke arah bagian tubuh lawan yang akan menjadi sasaran serangan juga bisa disebut sebagai telegraphic movement, bahkan "gerakan" inilah yang paling banyak ditemukan (dan dilakukan) oleh praktisi beladiri.
Image credit: Cool Guyz via Flickr |
Tentu saja untuk bisa melakukannya tidaklah mudah, butuh latihan bertahun-tahun lamanya serta pengawasan dari seorang pelatih yang berpengalaman. Kenapa butuh pengawasan? Karena kita seringkali tidak menyadari kalau beberapa gerakan tertentu sebenarnya telah memberi "tanda" kepada lawan kita. Tugas seorang pelatih adalah menemukan dan memberi petunjuk bagaimana cara meminimalisir gerakan-gerakan tersebut.
Ya, kita tidak akan mungkin bisa menghilangkan gerakan telegrafik ini sepenuhnya, tetapi hal ini bukanlah sebuah kerugian. Di tangan seorang ahli, "gerakan telegrafik" ini justru bisa dimanfaatkan untuk merusak konsentrasi lawan. Misalnya saja memancing lawan dengan cara mengangkat satu tangan seolah-olah akan menyerang dengan tangan tersebut tetapi serangan sebenarnya berasal dari tangan satunya; atau melakukan mae chidori ashi sebelum memukul dengan tangan depan--saya pernah mengelabui seorang lawan (atau kawan?) latihan yang mengira saya akan melakukan pukulan menggunakan tangan belakang dengan gerakan ini (meski begitu saya masih jauh dari yang namanya ahli).
Jadi apa kesimpulan dari postingan ini?
Bahwa berkendara itu berbeda dengan berkelahi? Tentu saja bukan.
Bahwa kita tidak boleh memberi "tanda" saat berkelahi dan sebaliknya harus memberi tanda saat berkendara? Atau dibalik: tidak memberi tanda saat berkendara itu sangat tidak dianjurkan sedangkan tidak memberi "tanda" saat berkelahi itu justru sangat dianjurkan? Bisa juga sih, tapi bukan itu juga.
Kesimpulannya adalah bahwa gerakan telegrafik adalah suatu "muda" yang mungkin tidak akan bisa kita hilangkan sepenuhnya, tetapi paling tidak harus kita minimalisir seminimal mungkin, dengan begitu lawan akan mengalami kesulitan untuk "membaca" serangan ataupun gerakan-gerakan kita.
Kesimpulannya adalah bahwa gerakan telegrafik adalah suatu "muda" yang mungkin tidak akan bisa kita hilangkan sepenuhnya, tetapi paling tidak harus kita minimalisir seminimal mungkin, dengan begitu lawan akan mengalami kesulitan untuk "membaca" serangan ataupun gerakan-gerakan kita.
Setuju dengan saya?
Semoga bermanfaat dan selamat berlatih...
Semoga bermanfaat dan selamat berlatih...
0 komentar:
Post a Comment