Kalau Anda mengaku seorang gamer, Anda pasti mengenal istilah 'speedrun' (iya kan?).
Secara garis besar, speedrun adalah upaya untuk menyelesaikan (baca: menamatkan) sebuah game dengan waktu yang sesingkat mungkin. Ada banyak sekali jenis dari speedrun ini; mulai dari no damage, any%, sampai dengan 100% speedrun.
Di youtube Anda akan menemukan banyak sekali video yang menampilkan seorang speedrunner yang menamatkan sebuah game--yang normalnya membutuhkan waktu 2-3 jam bahkan puluhan jam untuk ditamatkan--hanya dalam waktu beberapa menit saja.
Tentu saja hal ini tidak bisa dilakukan dengan cara 'normal', speedrun hanya bisa dilakukan dengan memanfaatkan beberapa glitch (semacam cacat dalam pemrograman) yang ditemukan di dalam game yang bersangkutan sebagai jalan pintas.
Secara garis besar, speedrun adalah upaya untuk menyelesaikan (baca: menamatkan) sebuah game dengan waktu yang sesingkat mungkin. Ada banyak sekali jenis dari speedrun ini; mulai dari no damage, any%, sampai dengan 100% speedrun.
Di youtube Anda akan menemukan banyak sekali video yang menampilkan seorang speedrunner yang menamatkan sebuah game--yang normalnya membutuhkan waktu 2-3 jam bahkan puluhan jam untuk ditamatkan--hanya dalam waktu beberapa menit saja.
Tentu saja hal ini tidak bisa dilakukan dengan cara 'normal', speedrun hanya bisa dilakukan dengan memanfaatkan beberapa glitch (semacam cacat dalam pemrograman) yang ditemukan di dalam game yang bersangkutan sebagai jalan pintas.
Image credit: Kalhh via pixabay.com |
Jawaban pendek-nya adalah: (sayang sekali) tidak ada.
Akan tetapi, buat Anda yang mengharapkan jawaban diplomatis yang panjang dan sedikit berbelit-belit,
Seperti yang pernah saya tulis, belajar seni beladiri bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan, tetapi menguasai seni beladiri adalah perkara lain. Menguasai disini tidak hanya berarti hafal dengan gerakan-gerakan ataupun teknik beladiri-nya saja, tetapi juga mahir melakukannya sekaligus paham dengan prinsip di balik gerakan-gerakan tersebut. Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah teori, filosofi, serta aspek mental-spiritual dari seni beladiri yang bersangkutan.
Untuk bisa menguasai gerakan-gerakan dasar (kihon) saja dibutuhkan waktu yang lama serta latihan yang rutin dan berulang-ulang, belum lagi memahami prinsip-prinsipnya. Seakan menyadari kenyataan ini, di dalam seni beladiri Jepang, seseorang baru dianggap menguasai dasar-dasar seni beladiri yang dipelajarinya setelah berhasil mencapai tingkatan sabuk hitam pertama (shodan).
Sebagai contoh, di dalam seni beladiri yang saya pelajari, sebutan kenshi (orang yang belajar Shorinji kempo) baru disematkan setelah seseorang mencapai tingkatan Dan 1. Sebelum mencapai tingkat sabuk hitam pertama tersebut, seseorang belum bisa atau belum layak disebut kenshi dan 'hanya' disebut sebagai kyukenshi.
Dan berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh orang Indonesia untuk mencapai tingkat Dan 1? 3-4 tahun (itupun dengan latihan yang rutin 2-3 kali dalam seminggu).
Kok bisa selama itu? Biar tahu, gabung dong dengan Shorinji kempo (kok jadi promosi? hehehe bercanda).
Di dalam peraturan organisasi Perkemi (Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia), untuk bisa menempuh ujian kenaikan tingkat menuju tingkatan selanjutnya dibutuhkan waktu serta jumlah latihan minimal tertentu. Selain itu ujian juga dilaksanakan dengan penguji dan pengawasan dari pengurus pusat (PB) Perkemi, sehingga kita tidak bisa mencurangi dan tidak bisa seenak jidat sendiri untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat. Sekali lagi tidak akan saya jelaskan panjang lebar karena ini adalah rahasia organisasi ;p.
Kenapa harus ada waktu dan jumlah latihan minimal? Para sensei pendiri dan sesepuh Perkemi tentunya sudah memperhitungkan bahwa waktu dan jumlah latihan minimal tersebut adalah waktu dan jumlah latihan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk bisa menguasai gerakan, teknik, teori, serta filosofi di dalam kurikulum pelajarannya.
Dan pastinya aturan-aturan semacam ini tidak hanya ada di Shorinji kempo saja, melainkan juga di semua aliran seni beladiri dengan maksud dan tujuan yang kurang lebih sama.
Nah, sekarang coba Anda bayangkan, untuk menguasai gerakan dan teknik dasar saja dibutuhkan waktu 3-4 tahun, belum lagi teknik lanjutan dan penggemblengan mental-spiritual.
Kecuali kita bisa menirukan jurus hanya dengan melihatnya, tidak akan pernah ada "speedrunner" di dalam seni beladiri karena program latihan seni beladiri telah dibuat sedemikian rupa sehingga kita tidak akan menemukan 'glitch' yang bisa kita manfaatkan sebagai jalan pintas. Satu-satunya 'jalan pintas' adalah berlatih, berlatih, dan terus berlatih... ya kecuali Anda punya teman bernama Neo dan ada colokan jack di tengkuk Anda sih ;D.
Nah, sekarang coba Anda bayangkan, untuk menguasai gerakan dan teknik dasar saja dibutuhkan waktu 3-4 tahun, belum lagi teknik lanjutan dan penggemblengan mental-spiritual.
Kecuali kita bisa menirukan jurus hanya dengan melihatnya, tidak akan pernah ada "speedrunner" di dalam seni beladiri karena program latihan seni beladiri telah dibuat sedemikian rupa sehingga kita tidak akan menemukan 'glitch' yang bisa kita manfaatkan sebagai jalan pintas. Satu-satunya 'jalan pintas' adalah berlatih, berlatih, dan terus berlatih... ya kecuali Anda punya teman bernama Neo dan ada colokan jack di tengkuk Anda sih ;D.
0 komentar:
Post a Comment