Lagi-lagi terbukti, banyak orang belajar seni beladiri asal Jepang, tetapi tidak mau (sedikit) mempelajari bahasanya. Jadinya ya ambyar.
Nih, tak kasih buktinya.
Berikut adalah penggalan chat di lini masa dojo tempat saya mendalami seni beladiri:
- Keri (atau -geri): secara umum berarti tendangan. Namun harap bedakan kata "geri" yang mengikuti kata lain dengan kata "geri" yang berdiri sendiri, karena artinya akan sangat jauh berbeda.
- Age: secara garis besar berarti mengangkat ke atas (bedakan dengan komi yang berarti menusuk).
- Choku: secara garis besar berarti lurus atau langsung.
Sekarang, setelah kita tahu arti dari masing-masing istilah tersebut, mari kita onceki satu-persatu pertanyaan dari senpai Q.
"Terus kapan keri age tersebut digunakan?" --> keri age, secara harfiah berarti "tendangan-mengangkat", sesuai dengan namanya arah tendangan ini adalah dari bawah ke atas, sehingga sasaran dari keri age haruslah berbentuk bidang yang horizontal. Dengan begitu keri age digunakan apabila kita mendapatkan peluang dan kesempatan dimana sasaran yang akan kita serang berbentuk bidang horizontal (atau semi-semi horizontal gitu) dan tidak mungkin digunakan untuk menyerang bidang sasaran vertikal. Ini tentu saja berbeda dengan keri komi (yang berarti tendangan-menusuk) dimana bentuk bidang sasarannya haruslah vertikal.
"Bagaimana dengan choku geri?" --> choku geri, secara harfiah berarti tendangan-lurus (bedakan dengan mawashi geri = tendangan-melingkar), lurus disini tidak berarti harus ke arah depan, tetapi bisa juga ke atas, ke belakang, ataupun ke samping. Atau dengan kata lain, choku geri ini tidaklah spesifik; karena keri age dan keri komi (bahkan juga ushiro geri dan shokuto geri pun) bisa dikategorikan ke dalam choku geri ini.
"(Choku geri) Istilah lama? Kata siapa?" --> kata semua orang. Shorinji kempo dibentuk sekitar tahun 1946, jadi istilah ini tentunya juga muncul di tahun yang sama (atau bahkan lebih tua dari itu karena saya yakin istilah ini juga ada di seni beladiri lain yang sudah ada jauh sebelum Shorinji kempo muncul). Jadi choku geri ini bukan hanya istilah lama tetapi lebih tepatnya istilah kuno...
... maaf cuma bercanda, piss ^-^v
"Kenapa (ken) pakai keri age, kenapa tidak pakai choku geri?" --> ken (atau lebih tepatnya tan'en hokei) adalah rangkaian gerakan yang sudah dibakukan (seperti halnya kata di karate, dan poomsae di taekwondo) sehingga tentu saja gerakan-gerakannya harus baku dan spesifik. Karena itulah jenis tendangannya pun ditentukan secara spesifik (dalam hal ini keri age) pula. Kalau ken menggunakan istilah choku geri (yang tidak spesifik) misalnya, maka gerakan ken itu pun akan menjadi tidak sama antara satu orang dengan yang lain (karena yang satu menggunakan keri age, yang lainnya keri komi, yang satu memakai ushiro geri, yang lain shokuto geri). Ken... eh kan kacau jadinya.
"Mengapa (ken) selalu pakai keri age dan bukan choku geri?" --> ndak selalu lah, karena ada juga tan'en hokei yang menggunakan taka geri, tobi geri, mawashi geri, dan shokuto geri.
Dengan begini terjawablah sudah semua pertanyaan dari senpai Q.
Memang sulit kalau kita tidak paham istilah tapi ngeyel dengan pemahaman kita sendiri. Semoga ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua. Osu
0 komentar:
Post a Comment