Pariwara

Followers

Kiai, Haruskah Berteriak dengan Keras?

Posted by Yonatan Adi on 3:52 PM

Kiai (dibaca: ki - ai) bisa dibilang adalah salah satu "tradisi" paling penting dalam seni beladiri Jepang.

Setiap kali melakukan gerakan ataupun teknik-teknik beladiri, kita diharuskan untuk selalu ber-kiai. Tetapi apa sih sebenarnya yang harus kita lakukan saat ber-kiai? Berteriak sekeras-kerasnya?


Banyak sekali pelaku beladiri yang menganggap kiai sebagai teriakan atau pekikan untuk membangkitkan semangat, tetapi benarkah kiai hanya sekedar seperti itu saja?

Kalau kita telusuri dari akar kata-nya, kiai merupakan gabungan dari dua karakter huruf kanji yaitu "ki" dan "ai". Ki berarti energi atau tenaga, sedangkan ai berarti harmonis atau selaras.

[Karena susunan kalimat dalam bahasa Jepang menggunakan struktur menerangkan-diterangkan (M-D)--beda dengan bahasa Indonesia yang menggunakan struktur kalimat diterangkan-menerangkan (D-M)--] secara harfiah, kiai berarti menyelaraskan atau mengharmoniskan tenaga.

Tenaga mana yang harus kita selaraskan?

Anda tentunya tahu bahwa di dalam tubuh manusia ada dua macam tenaga yaitu tenaga "luar" (yang berasal dari otot, tulang, dan ligamen) dan tenaga "dalam" (bersumber dari pikiran, niat, dan semangat) bukan? Nah, dua macam tenaga inilah yang harus kita selaraskan.

Bagaimana caranya?

Salah satu caranya adalah dengan mengeluarkan teriakan yang keras. Tapi yang perlu diingat, teriakan tersebut harus berasal dari tanden (pusat ki menurut filosofi Jepang-Tiongkok) dan bukan berasal dari tenggorokan, dan salah satu ciri kiai yang benar adalah perut bagian samping kita akan mengeras pada waktu kita ber-kiai.

Atas dasar itulah bisa saya simpulkan kalau kiai tidak harus dilakukan dengan cara berteriak.

Baca juga: Kiai, Apakah itu?

Ingat bahwa kiai bertujuan untuk mendorong keluar semua udara dari dasar paru secara mendadak, atau dengan kata lain, kiai sama dengan menghembuskan napas secara cepat dan tiba-tiba.

Untuk bisa menghembuskan napas secara cepat dan tiba-tiba, kita harus mengkontraksikan otot-otot perut (dan bukan merelaksasikan otot-otot dada). Kontraksi otot-otot perut (terutama otot tranversus abdominis) inilah yang menyebabkan diafragma terdorong ke atas sehingga udara di dalam paru sekonyong-konyong akan terdorong keluar.
Tranversus abdominis, "otot kiai" kita (image credit: Uwe Gille)
Lalu bagaimana cara mengkontraksikan otot perut tersebut?

Caranya gampang:
  • Buka kedua tangan Anda
  • Berdirilah seperti seorang bos (berdiri tegak dan berkacak pinggang)
  • Tekan kedua sisi perut Anda (tepat dibawah tulang iga) dengan sisi sebelah dalam dari kedua tangan Anda (bagian antara jempol dan jari telunjuk)
  • Sekarang cobalah untuk berdehem, lakukan seolah-olah seperti sedang batuk
  • Apa yang Anda rasakan?
  • Itulah otot tranversus abdominis yang sedang berkontraksi
  • Sekarang lakukan hal yang sama tapi alih-alih berdehem lakukan dengan cara menghembuskan napas Anda
  • Selamat, Anda baru saja melakukan kiai
Lazimnya, kiai memang dilakukan dengan cara berteriak (dengan mengucapkan "a" atau "un"), dan ini harus dilakukan setiap kali kita melakukan berbagai teknik beladiri sehingga tenaga yang kita dapatkan tidak hanya berasal dari tenaga otot, tulang, dan tendon saja, tetapi juga berasal dari "dalam". Namun perlu diingat, berteriak tidak sama dengan ber-kiai.

Jadi, sudah benarkah kiai kita?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:52 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB