Pariwara

Followers

Seni Beladiri dan Teorema Pythagoras

Posted by Yonatan Adi on 3:15 PM

a² + b² = c²

Familier dengan operasi matematika di atas?

Ya, benar sekali, operasi tersebut di atas adalah sebuah teorema yang dicetuskan oleh seorang filsuf dan matematikawan Yunani bernama Pythagoras yang menjelaskan hubungan antara 3 sisi dalam sebuah segitiga siku-siku.

Gambar dari pxhere.com

Sekarang pertanyaannya adalah: "Kenapa a² + b² = c²?"; "Kenapa bukan a² x b² = c²?"; "Apakah hal tersebut bisa dibuktikan?"

Nah, dipostingan kali ini kita akan membuktikan bersama-sama bahwa teorema tersebut memang benar adanya.

Untuk membuktikan teorema tersebut, pertama-tama kita akan menggambar sebuah garis lurus. Panjangnya bisa sembarang.


Setelah itu kita bagi garis tersebut menjadi dua bagian yang tidak sama panjang, bagian yang pendek kita namai "a" sedangkan bagian yang lebih panjang kita namai "b".


Sudah?

Kalau sudah sekarang kita akan membuat sebuah persegi dengan garis yang sudah kita buat di langkah 1 dan 2 di atas.


Langkah berikutnya adalah menghubungkan titik-titik dalam tiap sisi persegi yang sudah kita gambar di langkah 3, garis penghubung tersebut kita namakan "c".


Berikutnya adalah menghitung luas persegi yang sudah kita gambar (saya namai persegi tersebut persegi ABCD). Ada dua cara yang bisa dikerjakan untuk menghitung luas persegi ABCD tersebut:

Yang pertama adalah dengan mengalikan sisi dengan sisi. Karena sisi dari persegi ABCD tersebut panjangnya adalah a + b, maka luasnya adalah (a + b) x (a + b) atau (a + b)².

Yang kedua adalah dengan menjumlahkan luas persegi yang lebih kecil dengan luas dari empat segitiga siku-siku.

Luas persegi kecil adalah c x c atau c², sedangkan luas masing-masing segitiga siku-siku adalah 1/2a x b; sehingga luas persegi ABCD adalah c² + 4 x 1/2a x b atau sama dengan c² + 2ab.

Karena dua cara tersebut pasti akan menghasilkan angka yang sama, maka:
(a + b)² = c² + 2ab
a² + 2ab + b² = c² + 2ab => 2ab bisa dihilangkan, sehingga menjadi
a² + b² = c²


Lantas apa hubungannya teorema matematika ini dengan seni beladiri?

Tentu saja tidak ada hubungannya 😁.

(Meskipun matematika secara tidak langsung juga ada hubungannya dengan seni beladiri) yang menjadi penekanan saya disini adalah kata tanya "kenapa".

Banyak orang yang belajar seni beladiri yang kurang rasa kepo-nya. Mereka menerima bulat-bulat apa yang diajarkan oleh sensei ataupun pelatihnya tanpa banyak bertanya (atau malah tanpa banyak berpikir).

Tentu saja ini tidak salah, "mental" latihan beladiri memang seperti itu. Sedikit bertanya, banyak bergerak, itulah "aturan" yang sudah tertanam di dalam sanubari setiap murid beladiri.

Di dalam setiap sesi latihan, kita memang harus selalu mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh pelatih tanpa banyak cing-cong.

Tetapi bagaimana dengan waktu "sebelum" atau "sesudah" latihan?

Diluar jam latihan, bertanyalah sebanyak mungkin kepada pelatih Anda.

Kenapa begitu?

Kalau Anda pernah membaca postingan saya tentang 8 sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktisi beladiri, Anda pastinya tahu bahwa salah satu sikap yang harus kita miliki adalah "pelajari prinsip dari setiap gerakan".

Di dalam sesi latihan, terkadang seorang pelatih lupa menyampaikan prinsip dari gerakan yang diajarkannya kepada kita, atau kalaupun beliau sempat menjelaskannya, penjelasan tersebut mungkin kurang jelas. Karena itu, manfaatkan waktu sebelum dan atau sesudah latihan (ingat bahwa seorang pelatih yang baik pasti datang paling awal dan pulang paling akhir) untuk bertanya dan sharing dengan pelatih Anda. Saya yakin 1000% secapek apapun pelatih Anda, beliau akan dengan senang hati menjawab pertanyaan Anda.

Namun bagaimana kalau muridnya sudah kepo, tetapi pelatihnya yang tidak tahu... *ehem* tidak mau memberi penjelasan? Jawabannya cuma ada dua satu, mungkin pelatih Anda memang benar-benar tidak tahu capek atau sedang ada tanggung jawab lain yang harus segera dikerjakan.

Sebagai seorang murid beladiri, banyak-banyaklah bertanya "kenapa". "Kenapa sewaktu push-up tangan harus mengepal?", "Kenapa pinggul harus diputar sewaktu memukul?", "Kenapa sewaktu berlatih saya harus konsentrasi (dan bukan fokus)?", dan masih banyak lagi kenapa kenapa yang lain.

Sebagai pelatih beladiri, banyak-banyaklah mencari tahu, jangan sampai sewaktu mendapat pertanyaan "kenapa" dari murid Anda, Anda cuma bisa menjawab "pokoknya begitu".

Jadi termasuk murid beladiri yang manakah Anda? Termasuk pelatih beladiri yang manakah Anda? Hanya Tuhan dan diri Anda sendiri yang bisa menjawabnya.   


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:15 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB