Pariwara

Followers

Cerita Horor Nyata dalam Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 3:13 PM

Waktu menunjukkan jam setengah 12 malam, Tom baru saja tiba di rumah setelah lebih dari 5 jam mengikuti rapat direksi perusahaan tempatnya bekerja.
Rasa penat, capek, dan stres membuat Tom langsung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur dan tertidur pulas.
Lewat tengah malam, di dalam kegelapan kamarnya, Tom terbangun.
Matanya melirik jam digital yang terpasang di dinding kamar tidak jauh dari tempat tidurnya.
Dengan mata yang masih setengah terpejam, Tom melihat angka-angka di jam digital tersebut hanya seperti dua bulatan merah yang menyala.
"Sepertinya aku benar-benar capek", batin Tom di dalam hati, dan kembali memejamkan matanya.
Setengah detik kemudian, rasa takut dan ngeri yang teramat sangat melanda dirinya,
dan saat itu pula ia menyadari...
tidak ada jam digital di dalam kamarnya.


......

"Kenapa blog kesayangan saya tiba-tiba menulis cerita horor ya? Kan biasanya postingannya selalu berhubungan dengan seni beladiri", mungkin Anda bertanya-tanya dalam hati.

Tenang, blog ini akan selalu menyajikan artikel berkualitas tentang seni beladiri.

Dan kali ini--sesuai dengan intro yang berupa cerita horor di atas--saya akan menyajikan postingan tentang "Cerita horor nyata dalam seni beladiri".

Image dari pxhere.com
Akan tetapi kalau Anda membayangkan skenario seperti berkelahi dengan hantu, atau melatih beladiri di dojo angker, atau semacamnya, segera buang jauh-jauh pikiran Anda. Cerita "horor" yang akan saya sampaikan disini adalah kejadian yang kemungkinan besar sering sekali Anda temukan dalam latihan seni beladiri.

Cekidot

#1. Dogi yang dimasukkan begitu saja ke dalam tas setelah selesai berlatih.

Dogi (seragam latihan) adalah perlengkapan latihan bagi seorang pelabadir (= pelaku beladiri, gak mau kalah dengan istilah pelakor hehe) sama halnya seperti raket bagi seorang petenis. Karena itu dogi harus dirawat dengan baik supaya awet dan tahan lama.

Bisa Anda bayangkan betapa "horornya" seseorang yang mengaku pelabadir, setelah selesai berlatih, saat dogi-nya masih basah dengan cucuran keringat, darah, dan air mata, memasukkan begitu saja dogi tersebut ke dalam tas dalam keadaan untel-untelan dan tidak melipatnya? Hiii...

#2. Dogi yang dipakai saat berangkat dan atau pulang dari tempat latihan.

Sesuai dengan namanya do-gi (do = latihan, gi = baju), dogi adalah pakaian yang (seharusnya) hanya dipakai saat sedang berlatih.

Tetapi pernahkah Anda melihat seseorang yang mengaku pelabadir memakai dogi saat berangkat dan atau pulang dari tempat latihan? Menakutkan sekali bukan?

#3. Peregangan (stretching) yang dilakukan sebelum latihan.

Pemanasan adalah aktivitas yang wajib dilakukan sebelum melakukan aktivitas olahraga apapun. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan tubuh (termasuk sistem kardiovaskuler) untuk menjalani aktivitas fisik yang berat. Dan sebaiknya pemanasan ini dilakukan secara dinamis, dengan begitu otot-otot yang sebelumnya 'dingin' bisa 'dipanaskan' sehingga lebih lentur dan lebih tidak rentan cedera.

Sayangnya masih banyak olahragawan/i (termasuk pelabadir) yang melakukan pemanasan dengan cara melakukan peregangan. Ini sama saja dengan menarik-narik karet gelang yang sebelumnya ditaruh di kulkas, horor banget.

#4. Tidak melakukan pendinginan.

Beda dengan pemanasan yang hampir pasti selalu dilakukan, pendinginan seringkali terlupakan. Padahal pendinginan sangatlah penting untuk mengembalikan tubuh ke kondisi istirahat. Menurut American Heart Association, berolahraga tanpa melakukan pendinginan justru membahayakan kesehatan jantung dan tubuh Anda secara keseluruhan. Horor gak sih?

#5. Berlatih beladiri hanya praktek (atau teori)-nya saja.

Banyak pelabadir yang menganggap remeh pelajaran teori, "Beladiri kan yang penting tekniknya, yang penting bisa dipakai dalam perkelahian/ pertandingan". Akan percuma kalau Anda menguasai berbagai macam teknik tendangan ataupun pukulan tapi tidak memahami atemi no go yosho misalnya. Begitu pula sebaliknya, percuma saja Anda hafal dengan semua kyusho di tubuh manusia namun tidak pernah melatih teknik pukulan atau tendangan untuk menyerang titik-titik tersebut.

Praktek dan teori adalah dua hal yang saling melengkapi. Kita mungkin bisa menguasai beladiri dengan menguasai praktek (baca: teknik-teknik)-nya saja, tapi kita tidak akan mampu mengajarkan (kembali) seni beladiri tersebut dengan baik tanpa memahami teorinya. Tanpa memahami teori, seni beladiri tidak akan bisa 'diturunkan' sepenuhnya dan lama-kelamaan akan punah, syeremm...

#6. Hanya melatih raga dan melupakan jiwa.

Tujuan budo (seni beladiri) adalah untuk mengembangkan manusia seutuhnya, budo tidak hanya melatih raga tetapi juga membangun jiwa pelakunya. [Melatih raga dilakukan dengan latihan penguatan tubuh ataupun latihan teknik-teknik beladiri, sedangkan melatih jiwa bisa dilakukan dengan sazen, meditasi, dan atau mokuso].

Tapi inilah kenyataannya: 90% sesi latihan di 90% dojo/dojang/padepokan/gym hanya melatih raga (penguatan tubuh, teknik fisik) dan melupakan jiwa. Ngeri banget kan?



Itulah dia beberapa cerita horor nyata dalam seni beladiri. Punya cerita horor yang lain? Jangan sungkan untuk membagikannya di kolom komentar.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:13 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB