Pariwara

Followers

Beladiri, Menyerang atau Bertahan?

Posted by Yonatan Adi on 2:54 PM

"Menyerang adalah bentuk pertahanan terbaik", gara-gara strategi blitzkrieg yang diterapkan oleh Nazi dalam perang dunia kedua, semboyan ini menjadi sangat populer. Memang, strategi menyerang habis-habisan ini sangat efektif untuk mendesak lawan sehingga pihak lawan kerepotan dan tidak sempat berpikir untuk melakukan serangan balik.

Namun kita perlu ingat, strategi ini diterapkan dalam perang yang tujuannya adalah mengalahkan pihak lawan. Dalam situasi perang tujuan kita bukanlah mencari selamat, tujuan dari perang adalah menghancurkan lawan. Dan perlu diingat juga bahwa dalam perang kita memiliki pasukan yang jumlahnya ribuan, sehingga mengorbankan beberapa ratus prajurit saja bukanlah sebuah masalah asalkan kemenangan bisa diraih.

Tetapi bagaimana seandainya strategi blitzkrieg ini diterapkan untuk mempertahankan diri kita sendiri, apakah masih tetap efektif?

Sesuai dengan namanya, beladiri adalah usaha untuk membela diri dari semua ancaman yang mengancam keselamatan diri kita. Tujuan dari beladiri adalah mencari selamat. Untuk bisa selamat, berkelahi adalah pilihan terakhir. Alternatif lainnya adalah kita bisa meminta pertolongan atau kita juga bisa lari menghindar.

Image credit: Alexas_Fotos
Dan kalaupun dengan sangat terpaksa harus berkelahi, strategi terbaik menurut saya adalah bertahan.

Kenapa? Dengan bertahan, selain bisa lebih menghemat tenaga, kita juga bisa mengamati dan menunggu lawan--yang menyerang kita--mengalami kelelahan dan atau melakukan kesalahan untuk kemudian (kita) kabur atau melakukan serangan balik.

Menariknya, ternyata banyak pelaku beladiri yang sepakat dengan strategi saya ini. Berikut adalah beberapa kutipan dari beberapa master beladiri (dan seni beladiri ciptaannya) yang lebih menyukai strategi bertahan dalam perkelahian. Uniknya, para master beladiri ini bisa kompak meskipun terpisah jarak dan waktu.

Siapa saja mereka? Langsung saja disimak:

1. Nakano Michiomi alias So Doshin (Shorinji kempo)
"Shushu koju" [bertahan diutamakan, menyerang (balik) disesuaikan]

Shushu koju adalah salah satu poin dalam Shorinji kempo no tokucho yang menekankan bahwa bertahan lebih diutamakan daripada menyerang. Dan kalau melihat asal-usul Shorinji kempo yang dipengaruhi oleh ajaran Zen Budhisme, ini adalah suatu hal yang sangat wajar.

2. Gichin Funakoshi (shotokan karate)
"Karate ni sente nashi" (karate tidak pernah berinisiatif untuk menyerang terlebih dahulu)

Salah satu poin dalam niju-kun atau 20 prinsip dasar karate yaitu "hitotsu, karate ni sente nashi" mendoktrin para karateka untuk tidak menyerang sebelum mereka diserang. Menyerang adalah upaya untuk mempertahankan keselamatan bukan untuk menghajar lawan.

3. Ki Ngabei Ageng Soerodiwirjo (Persaudaraan Setia Hati)
"Wong sing ora gelem nyerang dhisik akeh slamete tinimbang cilakane" (orang yang tidak mau menyerang terlebih dahulu lebih banyak selamat daripada celakanya)

Satu dari 5 tokoh beladiri Indonesia terkemuka versi saya ini sepakat dengan dua orang master beladiri asal Jepang di atas. Ini membuktikan bahwa seni beladiri bersifat universal serta lebih banyak kesamaan daripada perbedaannya.

4. Helio Gracie (Brazilian jiujitsu)
"We must stand on defense when there is insufficient strength and only attack when the enemy is weakened or makes a mistake" (utamakan bertahan kalau tenaga kita tidak mencukupi dan hanya menyerang kalau lawan sudah melemah atau pada saat lawan melakukan kesalahan)

Kutipan dari Helio Gracie inilah yang menjadi inspirasi saya untuk menulis postingan kali ini. Kutipan ini sangat rasional menurut saya, kalau memang secara kekuatan (fisik) kita kalah dengan lawan kita, menyerang adalah tindakan yang bodoh. Alih-alih menyerang, lebih baik kita menunggu waktu yang tepat, waktu yang menguntungkan bagi kita yaitu saat lawan kelelahan ataupun saat lawan melakukan kesalahan.


__________

Perlu dicatat bahwa meskipun beberapa aliran seni beladiri di atas lebih mengutamakan bertahan daripada menyerang, bukan berarti kita sebagai praktisinya tidak boleh sama sekali untuk melakukan serangan terlebih dahulu. Semuanya tergantung pada situasi dan penilaian kita masing-masing.

Saat menulis postingan ini, saya teringat dengan perkataan dari salah seorang senpai saya: "Berkelahi itu ada 3 'cara', (1) menghindar, (2) menangkis serangan, (3) menyerang." Ini menarik, karena kalau kita amati perkataan dari senpai saya ini, bisa kita lihat kalau menyerang adalah alternatif terakhir, alternatif pertama adalah menghindar (dari serangan ataupun menghindari terjadinya perkelahian itu sendiri).

Jadi, apa yang bisa kita simpulkan?

Dalam seni beladiri, menyerang bukanlah pertahanan terbaik, bertahanlah yang merupakan bentuk pertahanan terbaik.

Setuju dengan saya?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:54 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB