Pagi itu, saat berangkat kerja, saya melihat sebuah baliho yang saya lupa tulisannya apa, tetapi yang jelas tulisan itu adalah sebuah kutipan dari seseorang yang menyebut dirinya sebagai 'inspirator muda'.
'Inspirator', istilah baru lagi nih. Dulu sih saya tahunya motivator yaitu orang yang piawai memberikan motivasi kepada orang lain melalui perkataan ataupun tulisannya. Lalu apa bedanya dengan inspirator? Dari sebuah sumber yang saya baca, motivator dan inspirator sebenarnya tidak jauh berbeda. Keduanya sama-sama memberi motivasi dan atau inspirasi kepada orang lain, bedanya adalah kalau seorang motivator melakukannya dengan tulisan ataupun ucapannya, seorang inspirator melakukannya (memberi motivasi) melalui tindakannya.
Ngomongin soal motivator, banyak sekali motivator, inspirator, atau apapun Anda menyebutnya yang mengatakan bahwa kunci menuju kesuksesan adalah selalu menjaga pikiran (dan tindakan) untuk selalu positif dan menghindari pikiran negatif. Banyak pula buku-buku motivasi yang saya baca yang menyatakan bahwa kalau kita selalu berpikir dan bertindak positif, maka semesta akan ikut mendukung untuk mewujudkan apapun keinginan kita.
'Inspirator', istilah baru lagi nih. Dulu sih saya tahunya motivator yaitu orang yang piawai memberikan motivasi kepada orang lain melalui perkataan ataupun tulisannya. Lalu apa bedanya dengan inspirator? Dari sebuah sumber yang saya baca, motivator dan inspirator sebenarnya tidak jauh berbeda. Keduanya sama-sama memberi motivasi dan atau inspirasi kepada orang lain, bedanya adalah kalau seorang motivator melakukannya dengan tulisan ataupun ucapannya, seorang inspirator melakukannya (memberi motivasi) melalui tindakannya.
Ngomongin soal motivator, banyak sekali motivator, inspirator, atau apapun Anda menyebutnya yang mengatakan bahwa kunci menuju kesuksesan adalah selalu menjaga pikiran (dan tindakan) untuk selalu positif dan menghindari pikiran negatif. Banyak pula buku-buku motivasi yang saya baca yang menyatakan bahwa kalau kita selalu berpikir dan bertindak positif, maka semesta akan ikut mendukung untuk mewujudkan apapun keinginan kita.
Image credit: Justin Mazza via flickr |
Pikiran negatif (takut, khawatir, cemas, sedih, marah, dan sebagainya) memang akan membuat perasaan kita menjadi tidak nyaman, tetapi justru pikiran-pikiran itulah yang membuat kita mampu bertahan (dan bahkan terus berkembang) sampai dengan saat ini.
Kenapa begitu?
Pikiran negatif akan membuat kita berjaga-jaga terhadap berbagai kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi. Contoh kecilnya begini, kita berharap (dan yakin) hari ini cuaca cerah, tapi di hati kecil kita (walah bahasanya ;p) kita takut jangan-jangan turun hujan sehingga kita pun bersiap membawa payung atau mantel hujan, dan ternyata hujan memang turun hari itu. Pikiran negatif telah menyelamatkan kita dari basah kuyup dan masuk angin.
Masih perlu contoh lain? Tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba kita mendapat tantangan berkelahi dari seseorang. Orang tersebut menantang kita untuk bertarung 1 bulan dari sekarang. Pede karena selalu berlatih keras tiga kali dalam satu minggu bahkan saat sedang sakit sekalipun, membuat kita yakin akan mampu mengatasi lawan kita. Tetapi tiba-tiba timbul rasa khawatir di hati kita. Bagaimana kalau saya kalah, apakah saya akan dihajar habis-habisan? Bagaimana kalau calon lawan saya ternyata berlatih lebih keras, bagaimana kalau lawan tidak datang sendiri?
Ketakutan-ketakutan ini akan membuat kita mempersiapkan diri dengan lebih baik. Kita akan berlatih lebih keras lagi, menguatkan tubuh kita supaya tahan pukul, menerapkan tiga strategi 'kotor' untuk menjamin kemenangan, mengajak beberapa orang teman di hari yang dijanjikan, dan sebagainya. Dan ternyata memang benar, selain berlatih setiap hari, di hari yang dijanjikan, si lawan ternyata tidak datang seorang diri. Bagaimana seandainya kita tidak menghiraukan ketakutan-ketakutan itu? Sekali lagi pikiran negatif telah menyelamatkan kita.
Memang akan super sekali kalau kita bisa selalu berpikir positif, tetapi pikiran positif yang berlebihan akan membuat kita menjadi ke-pede-an dan melupakan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, begitu pula kebalikannya, pikiran negatif yang terlalu berlebihan akan membuat kita tidak mau maju dan berkembang. Harus ada keseimbangan antara pikiran positif dan pikiran negatif.
Dan tidak hanya pikiran saja yang harus seimbang, dalam seni beladiri misalnya, harus selalu ada keseimbangan antara fisik dan mental, teknik dan teori, goho dan juho, serta embu dan randori. Bahkan lebih luas lagi segala sesuatu di dunia ini harus selalu berada dalam keadaan seimbang: siang dan malam, panas dan dingin, gelap dan terang, yin dan yang.
Setuju dengan saya?
0 komentar:
Post a Comment