Gelaran piala dunia 2018 baru saja berakhir.
Bisa menonton pertandingan sepakbola hampir setiap hari membuat kita (atau cuma saya?) menyadari sesuatu yang agak ganjil.
Kenapa seorang pemain sepakbola yang karena satu dan lain sebab harus turun ke pinggir lapangan dan memiliki kesempatan untuk minum justru tidak minum dan hanya berkumur-kumur untuk kemudian membuang (baca: memuntahkan)-nya? Dan hal ini seolah sudah menjadi kebiasaan para pemain bola lho, karena dari hasil pengamatan saya tidak hanya satu atau dua pemain saja yang melakukannya. Apa tidak mubazir, dan apakah hal tersebut memang memiliki efek positif bagi si pemain?
Dikutip dari The Guardian, sebuah studi yang dipublikasikan oleh European Journal of Sport Science menunjukkan bahwa perilaku yang biasa disebut sebagai carb rinsing ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan berlari dan jarak yang bisa dicakup oleh seorang atlet. Dari 12 orang laki-laki yang menjadi subyek penelitian, ditemukan bahwa carb rinsing ini mampu meningkatkan kecepatan lari serta menambah jarak yang bisa ditempuh seseorang sampai dengan 10 meter.
Kenapa seorang pemain sepakbola yang karena satu dan lain sebab harus turun ke pinggir lapangan dan memiliki kesempatan untuk minum justru tidak minum dan hanya berkumur-kumur untuk kemudian membuang (baca: memuntahkan)-nya? Dan hal ini seolah sudah menjadi kebiasaan para pemain bola lho, karena dari hasil pengamatan saya tidak hanya satu atau dua pemain saja yang melakukannya. Apa tidak mubazir, dan apakah hal tersebut memang memiliki efek positif bagi si pemain?
Dikutip dari The Guardian, sebuah studi yang dipublikasikan oleh European Journal of Sport Science menunjukkan bahwa perilaku yang biasa disebut sebagai carb rinsing ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan berlari dan jarak yang bisa dicakup oleh seorang atlet. Dari 12 orang laki-laki yang menjadi subyek penelitian, ditemukan bahwa carb rinsing ini mampu meningkatkan kecepatan lari serta menambah jarak yang bisa ditempuh seseorang sampai dengan 10 meter.
Photo credit: NickLooy via pixabay |
Tetapi, penelitian lain justru memperlihatkan hasil yang bertolak belakang. Dikutip dari Shape, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Medicine & Science in Sport & Exercise pada tahun 2016 menunjukkan bahwa performa atlet sepeda yang melakukan carb rinsing justru mengalami penurunan. Para peneliti memperkirakan bahwa carb rinsing justru membuat kerja tubuh dan juga otak menjadi lebih berat.
Menengahi kedua pendapat tersebut, studi dari Greek and South African scientist menunjukkan bahwa carb rinsing tidak memberikan pengaruh apa-apa pada seorang atlet.
Kalau saya boleh berpendapat, mungkin carb rinsing ini berpengaruh pada psikologi seorang atlet. Perilaku ini jelas tidak mungkin memberikan tambahan energi [dan ketiga studi yang saya sebut diatas memang tidak menyebutkan bahwa carb rinsing dapat memberikan energi tambahan] secara langsung kepada seorang atlet, tetapi secara psikis mungkin saja perilaku carb rinsing ini bisa memberikan suntikan "energi" tambahan.
"Mentality over technique", selama kita memiliki mental pantang menyerah, maka kita akan memiliki "energi" tambahan untuk bangkit dan mencoba lagi. Selama kita tidak merasa kalah, maka kita belumlah benar-benar kalah. Dua tokoh beladiri modern yaitu Gichin Funakoshi dan juga Nakano Michiomi (atau lebih dikenal sebagai Doshin So) juga sepakat dengan hal ini.
Bagaimana dengan Anda, pernahkah Anda melakukan carb rinsing saat bermain sepakbola, dan apa alasan Anda melakukannya?
NB. Saya ingatkan jangan pernah melakukan carb rinsing saat berlatih beladiri, karena bisa-bisa Anda kena "semprot" pelatih Anda.
0 komentar:
Post a Comment