Pariwara

Followers

Kebenaran... (Bukan Kebetulan)

Posted by Yonatan Adi on 3:42 PM

Salah satu poin favorit saya dalam niju-kun atau 20 prinsip dasar karate adalah: "karate stands on the side of justice" karena terdengar sangat keren dan heroik, ya nggak sih?

Memang sudah seharusnya seorang karateka, judoka, kendoka, kempoka... eh kenshi, dan juga semua pendekar dari aliran beladiri apapun untuk selalu berjalan di jalan kebenaran dan untuk selalu membela kebenaran.

Bahkan, perihal membela kebenaran ini pastinya juga tercantum dalam janji, sumpah, ataupun ikrar dari berbagai aliran seni beladiri. Shorinji kempo misalnya, dalam lafal janji dan ikrar kenshi-nya tercantum kata-kata "pembela kebenaran dan keadilan."

Maju tak gentar membela yang bayar... *ehem* yang benar, itulah semboyan yang cocok untuk seorang praktisi beladiri. Tetapi apa sih sebenarnya "kebenaran" itu?

Menurut sensei Kabe Be'i, kebenaran memiliki beberapa arti yang dua diantaranya adalah: (1) keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya, (2) kelurusan hati; kejujuran.

Akan tetapi, apakah dengan membela kebenaran kita sudah menjadi orang yang benar-benar "benar"? Belum tentu.

Saya akan beri ilustrasi cerita seperti ini:
Saat sedang berjalan-jalan, Anda melihat seseorang yang dipukuli oleh tiga orang pemuda. Sebagai seorang praktisi beladiri, jiwa keadilan Anda terpanggil untuk menolong.
Tetapi, karena suasana sedang panas, ketiga pemuda tersebut tidak mau mendengarkan omongan Anda untuk berhenti memukul.
Karena sensei Anda pernah berkata bahwa karakter "bu" dari kata budo (seni beladiri) berarti menghentikan tombak (baca: serangan), Anda pun terpaksa menggunakan teknik-teknik beladiri yang sudah Anda kuasai untuk melumpuhkan ketiga pemuda itu.
Si korban yang merasa tertolong pun berterima kasih kepada Anda dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu. "Mungkin mau cepat-cepat mencari pertolongan medis," Anda membatin.
Tidak lama kemudian, penduduk kampung sekitar datang berbondong-bondong. Tetapi, alih-alih mendapat pujian karena telah menolong seseorang yang teraniaya, Anda malah dimarahi habis-habisan. Ternyata, orang yang Anda tolong adalah seorang pencopet yang kerap beraksi di daerah itu. Penduduk sekitar yang merasa geram dengan kenekatan si copet memang sudah berencana untuk menangkap dan menghajarnya.

"Kebenaran" Anda ternyata salah di mata penduduk sekitar.

[Harap dicatat bahwa cerita ini hanyalah ilustrasi belaka, dan saya tidak menganggap tindakan main hakim sendiri sebagai suatu tindakan yang benar.]

Dari cerita di atas, kita bisa belajar bahwa ternyata kebenaran tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja. Saat kita berbuat "benar", belum tentu perbuatan kita itu dianggap benar juga oleh orang lain, terlebih kalau orang lain itu menerima efek negatif dari perbuatan "benar" kita.

Karena itu jangan terburu-buru bersikap sok keren dengan membela kebenaran versi kita sendiri, kita perlu mencari tahu terlebih dulu kebenaran yang sebenarnya.

Bukankah kebenaran itu cuma ada satu?

Memang benar bahwa kebenaran yang sebenarnya itu cuma ada satu, tapi...

Benar atau tidaknya sesuatu tergantung dari sudut mana kita memandang
Kalau dilihat dari sisi A, kita akan melihat bahwa kebenaran itu berbentuk bulat; akan tetapi, dari sisi B, kita melihat kebenaran tersebut berbentuk kotak. Tetapi, ternyata kebenaran yang sebenarnya tidak berbentuk kotak ataupun bulat melainkan berbentuk tabung.

Dari gambar di atas bisa disimpulkan bahwa apa yang terlihat dari satu sisi ternyata bisa terlihat jauh berbeda kalau dilihat dari sisi lain. Untuk tahu mana yang benar (dan mana yang salah), kita tidak bisa melihat dari satu sisi saja, kita harus memandang dari banyak sisi, kita harus melihat dari berbagai sudut pandang.

Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, lihat dari kacamata orang lain, dan barulah bertindak setelah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Namun perlu diingat bahwa itupun belum tentu benar bagi semua orang, karena di dunia ini tidak ada kebenaran yang absolut, dan hanya Tuhan-lah pemilik kebenaran yang sejati (bijak mode on :p).


NB. Tebak berapa kali saya menulis kata "benar" dalam postingan yang barusan Anda baca.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:42 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB