Gelaran Asian Games 2018 kembali menghadirkan cerita. Bukan... bukan cerita tentang tengilnya atlet bulutangkis Kevin Sanjaya, atau mengamuknya seorang pesilat Malaysia karena merasa dicurangi, tetapi karena tim atlet karate Jepang yang ikut membantu panitia Asian Games 2018 saat membersihkan matras di venue karate Jakarta Convention Center, Senayan.
Dikutip dari kompas.com, saat sedang menunggu upacara pengalungan medali untuk salah seorang atletnya yaitu Miho Miyahara, para atlet karate Jepang tiba-tiba ikut membantu panitia membersihkan matras.
Humas Federasi Karate-do Indonesia (Forki) DKI Jakarta, Ricky Muchtar, yang saat itu berada di lokasi menyebut para atlet Jepang melakukan hal itu atas inisiatif mereka sendiri.
"Mereka inisiatif sendiri. Saat itu venue harus segera dibersihkan karena akan dipakai oleh cabang olahraga judo. Saat panitia membersihkan matras, para atlet Jepang yang melihat tiba-tiba ikut membersihkan", kata Ricky kepada kompas.com.
Menariknya, Ricky juga berkomentar bahwa hal semacam ini sudah biasa dilakukan oleh para atlet Jepang di negara asalnya.
"Saya pernah ke Jepang melihat latihan mereka. Bersih-bersih matras setelah latihan sudah biasa mereka lakukan di sana", kata Ricky.
Dikutip dari kompas.com, saat sedang menunggu upacara pengalungan medali untuk salah seorang atletnya yaitu Miho Miyahara, para atlet karate Jepang tiba-tiba ikut membantu panitia membersihkan matras.
Humas Federasi Karate-do Indonesia (Forki) DKI Jakarta, Ricky Muchtar, yang saat itu berada di lokasi menyebut para atlet Jepang melakukan hal itu atas inisiatif mereka sendiri.
"Mereka inisiatif sendiri. Saat itu venue harus segera dibersihkan karena akan dipakai oleh cabang olahraga judo. Saat panitia membersihkan matras, para atlet Jepang yang melihat tiba-tiba ikut membersihkan", kata Ricky kepada kompas.com.
Menariknya, Ricky juga berkomentar bahwa hal semacam ini sudah biasa dilakukan oleh para atlet Jepang di negara asalnya.
"Saya pernah ke Jepang melihat latihan mereka. Bersih-bersih matras setelah latihan sudah biasa mereka lakukan di sana", kata Ricky.
Baru tahu ye bang?;D
Photo credit: stevepb via pixabay |
Di dalam ajaran Zen Budhisme, samu, yang diartikan sebagai "aktivitas rutin sehari-hari" seperti bersih-bersih rumah, mencuci baju, dan memasak, dianggap sebagai salah satu bentuk latihan mental yang paling penting. Samu dilakukan untuk "mengosongkan ('mu') pikiran" atau untuk menjernihkan pikiran. Selain itu, samu merupakan ungkapan rasa syukur atas berbagai hal yang telah dikaruniakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari seperti kesehatan dan lain sebagainya.
Karena itulah seluruh anggota dojo, termasuk sensei dan pelatih, wajib melakukannya tanpa memandang tingkatan ataupun hierarki. Inilah saat dimana mindset semua anggota dojo kembali ke pola pikir seorang pemula, dan mereka melakukan hal itu (samu) bukan hanya guna membersihkan tempat berlatih mereka tetapi juga untuk "membersihkan" hati dan pikiran mereka masing-masing.
Samu juga mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada pekerjaan yang tidak layak untuk dilakukan. Setinggi apapun kedudukan ataupun status sosial yang kita miliki, tidak ada pekerjaan yang terlalu "rendah" untuk kita kerjakan. Boleh-boleh saja kita memiliki mental seorang penguasa, tetapi miliki juga sikap seorang pelayan, karena itulah ciri-ciri dari seorang pemimpin yang baik--bermental raja namun berhati hamba.
Sayangnya, tradisi samu atau soji ini sudah mulai ter- (atau mungkin yang lebih tepat di-) lupakan. Sangat sedikit sekali praktisi beladiri yang mau membersihkan dojo (tempat berlatih)-nya, apalagi seusai latihan. Yang banyak adalah praktisi beladiri yang datang saat dojo-nya bersih, dan pulang meninggalkan dojo-nya penuh dengan sampah.
Jadi, termasuk yang manakah Anda?
0 komentar:
Post a Comment