Beberapa hari yang lalu, saat sedang berangkat kerja, saya melihat sekelompok mahasiswa yang sedang berdemo.
Melihat hal itu, saya jadi teringat kalau banyak sekali pejabat negara saat ini yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang aktivis saat masih duduk di bangku kuliah dulu. Mereka tentunya pernah (atau malah sering) berdemo. Tetapi ironisnya banyak diantara para pejabat tersebut yang kemudian terlibat dalam kasus korupsi dan menjadi tersangka.
Timbul pertanyaan di hati saya: "Apakah para mahasiswa, yang saya lihat sedang berdemonstrasi saat ini, apabila nantinya menjadi pejabat masih tetap bisa mempertahankan idealismenya?"
----------
Saya nggak anti dengan demonstrasi. Demonstrasi adalah ungkapan ketidakpuasan, demonstrasi adalah perwujudan dari kebebasan menyampaikan pendapat, bahkan demonstrasi-lah yang telah mengubah negara kita ini ke arah yang lebih baik--meskipun itu tergantung pada definisi "baik" menurut Anda. Kalau Anda masih ingat, pada tahun 1997 para mahasiswa berdemonstrasi untuk menurunkan presiden saat itu yaitu presiden Soeharto yang menjadi tanda berakhirnya orde baru sekaligus menjadi tonggak berdirinya orde reformasi.
Jadi sebelum Anda bertanya, saya tegaskan bahwa saya tidak anti dengan demonstrasi, tetapi saya merasa kasihan kepada para pendemo karena sebagian besar tuntutan mereka biasanya tidak digubris oleh pihak yang mereka demo.
Banyak sekali pendemo yang ekstrim dalam berdemonstrasi, seperti menjahit bibir dan mogok makan sampai tuntutannya dipenuhi, tetapi hasilnya...
Tuntutan mereka tidak dipenuhi dan mereka justru harus masuk rumah sakit karena dehidrasi dan kelaparan.
Saya nggak anti dengan demonstrasi, tetapi berdemonstrasi-lah dengan sehat atau lebih baik lagi kalau Anda berdialog dengan pihak yang Anda demo, dengan begitu tuntutan Anda akan lebih didengarkan. Tetapi ingat, jangan terlalu berharap tuntutan Anda akan dipenuhi, karena pihak yang Anda demo (biasanya pihak penguasa atau pihak yang mempunyai kewenangan tertentu), akan menggunakan kekuasaan/ kewenangannya untuk menekan Anda. Mereka akan berusaha dengan berbagai cara untuk mempertahankan "kebenarannya" (bukankah kita semua begitu?).
Mengubah perilaku seseorang atau sekelompok orang memang tidak semudah membalik telapak tangan.
Memang benar kata-kata bijak orang-orang jaman dulu: "Kalau Anda ingin mengubah dunia, ubahlah diri Anda terlebih dahulu". Contoh dalam lingkup kecil: Anda ingin anak Anda lebih banyak membaca buku dan mengurangi 'aktivitasnya' di media sosial, tetapi Anda sendiri tidak pernah mau membaca buku atau malah lebih aktif di media sosial daripada anak Anda. Jangan kaget apabila Anda tidak akan bisa mengubah perilaku anak Anda karena Anda sendiri tidak mau berubah.
Daripada berdemo tanpa hasil (dan sebagian besar demonstrasi memang berakhir tanpa hasil), lebih baik Anda mempersiapkan diri Anda untuk menjadi seorang pemimpin yang lebih baik daripada para pemimpin Anda yang sekarang (dan yang mungkin sedang Anda demo-i).
Paling tidak jangan jadi seperti mereka yang dulu saat menjadi aktivis sibuk melakukan demonstrasi anti korupsi tetapi setelah menjadi pejabat justru melakukan korupsi. Dan perlu Anda ingat, korupsi bukan hanya soal mengambil uang yang bukan hak Anda; memarkir kendaraan di tempat yang bertuliskan "dilarang parkir" juga termasuk korupsi, memakai alas kaki di tempat yang bertuliskan "lepas alas kaki" juga termasuk korupsi, TA atau "titip absen" saat Anda tidak masuk kelas kuliah juga termasuk korupsi.
Ingat bahwa semua hal besar selalu bermula dari hal yang kecil. Kalau saat ini Anda sering melakukan korupsi kecil-kecilan, maka hampir bisa dipastikan bahwa suatu saat nanti Anda akan melakukan korupsi dalam jumlah besar.
Lalu apa hubungannya dengan seni beladiri?
Salah satu cara untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik adalah dengan belajar seni beladiri.
Kalau Anda sering membaca blog saya ini, Anda pastinya tahu bahwa banyak sekali hal positif yang bisa didapatkan dari latihan seni beladiri seperti mengembangkan jiwa pemimpin, membangun karakter, melatih kesabaran, dan lain sebagainya.
Daripada berdemo lebih baik Anda berlatih seni beladiri. Jasmani dan rohani sehat, Anda juga akan ikut berperan mengubah negara ini (paling tidak di masa depan) menjadi lebih baik.
Selamat berdemo... eh maksud saya selamat berlatih.
Melihat hal itu, saya jadi teringat kalau banyak sekali pejabat negara saat ini yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang aktivis saat masih duduk di bangku kuliah dulu. Mereka tentunya pernah (atau malah sering) berdemo. Tetapi ironisnya banyak diantara para pejabat tersebut yang kemudian terlibat dalam kasus korupsi dan menjadi tersangka.
Timbul pertanyaan di hati saya: "Apakah para mahasiswa, yang saya lihat sedang berdemonstrasi saat ini, apabila nantinya menjadi pejabat masih tetap bisa mempertahankan idealismenya?"
----------
Saya nggak anti dengan demonstrasi. Demonstrasi adalah ungkapan ketidakpuasan, demonstrasi adalah perwujudan dari kebebasan menyampaikan pendapat, bahkan demonstrasi-lah yang telah mengubah negara kita ini ke arah yang lebih baik--meskipun itu tergantung pada definisi "baik" menurut Anda. Kalau Anda masih ingat, pada tahun 1997 para mahasiswa berdemonstrasi untuk menurunkan presiden saat itu yaitu presiden Soeharto yang menjadi tanda berakhirnya orde baru sekaligus menjadi tonggak berdirinya orde reformasi.
Image dari pixabay.com |
Banyak sekali pendemo yang ekstrim dalam berdemonstrasi, seperti menjahit bibir dan mogok makan sampai tuntutannya dipenuhi, tetapi hasilnya...
Tuntutan mereka tidak dipenuhi dan mereka justru harus masuk rumah sakit karena dehidrasi dan kelaparan.
Saya nggak anti dengan demonstrasi, tetapi berdemonstrasi-lah dengan sehat atau lebih baik lagi kalau Anda berdialog dengan pihak yang Anda demo, dengan begitu tuntutan Anda akan lebih didengarkan. Tetapi ingat, jangan terlalu berharap tuntutan Anda akan dipenuhi, karena pihak yang Anda demo (biasanya pihak penguasa atau pihak yang mempunyai kewenangan tertentu), akan menggunakan kekuasaan/ kewenangannya untuk menekan Anda. Mereka akan berusaha dengan berbagai cara untuk mempertahankan "kebenarannya" (bukankah kita semua begitu?).
Mengubah perilaku seseorang atau sekelompok orang memang tidak semudah membalik telapak tangan.
Memang benar kata-kata bijak orang-orang jaman dulu: "Kalau Anda ingin mengubah dunia, ubahlah diri Anda terlebih dahulu". Contoh dalam lingkup kecil: Anda ingin anak Anda lebih banyak membaca buku dan mengurangi 'aktivitasnya' di media sosial, tetapi Anda sendiri tidak pernah mau membaca buku atau malah lebih aktif di media sosial daripada anak Anda. Jangan kaget apabila Anda tidak akan bisa mengubah perilaku anak Anda karena Anda sendiri tidak mau berubah.
Daripada berdemo tanpa hasil (dan sebagian besar demonstrasi memang berakhir tanpa hasil), lebih baik Anda mempersiapkan diri Anda untuk menjadi seorang pemimpin yang lebih baik daripada para pemimpin Anda yang sekarang (dan yang mungkin sedang Anda demo-i).
Paling tidak jangan jadi seperti mereka yang dulu saat menjadi aktivis sibuk melakukan demonstrasi anti korupsi tetapi setelah menjadi pejabat justru melakukan korupsi. Dan perlu Anda ingat, korupsi bukan hanya soal mengambil uang yang bukan hak Anda; memarkir kendaraan di tempat yang bertuliskan "dilarang parkir" juga termasuk korupsi, memakai alas kaki di tempat yang bertuliskan "lepas alas kaki" juga termasuk korupsi, TA atau "titip absen" saat Anda tidak masuk kelas kuliah juga termasuk korupsi.
Ingat bahwa semua hal besar selalu bermula dari hal yang kecil. Kalau saat ini Anda sering melakukan korupsi kecil-kecilan, maka hampir bisa dipastikan bahwa suatu saat nanti Anda akan melakukan korupsi dalam jumlah besar.
Lalu apa hubungannya dengan seni beladiri?
Salah satu cara untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik adalah dengan belajar seni beladiri.
Kalau Anda sering membaca blog saya ini, Anda pastinya tahu bahwa banyak sekali hal positif yang bisa didapatkan dari latihan seni beladiri seperti mengembangkan jiwa pemimpin, membangun karakter, melatih kesabaran, dan lain sebagainya.
Daripada berdemo lebih baik Anda berlatih seni beladiri. Jasmani dan rohani sehat, Anda juga akan ikut berperan mengubah negara ini (paling tidak di masa depan) menjadi lebih baik.
Selamat berdemo... eh maksud saya selamat berlatih.
0 komentar:
Post a Comment