Pertanyaan: "Apa yang akan Anda lakukan kalau Anda diserang dengan salah satu dari beberapa jenis serangan berikut ini?
- dorongan di bagian dada (biasanya diikuti dengan pukulan dari pihak yang mendorong kepada pihak yang terdorong).
- pukulan melingkar (roundhouse/haymaker) kearah kepala.
- cengkeraman di bahu atau kerah baju dengan satu tangan diikuti dengan pukulan lurus ke arah kepala.
- cengkeraman di kerah baju dengan dua tangan diikuti dengan hantaman kepala.
- cengkeraman di kerah baju dengan dua tangan diikuti dengan hantaman lutut pada kemaluan.
- hantaman botol, gelas, atau asbak ke arah kepala.
- tendangan lurus ke arah kemaluan atau tungkai bawah.
- tusukan benda tajam ke arah muka.
- sabetan dengan menggunakan pisau kecil.
- pitingan pada kepala (kuncian kepala samping)."
(Serangan-serangan tersebut di atas adalah 10 jenis serangan yang paling umum dilakukan dalam perkelahian jalanan menurut kepolisian Inggris.)
Tik... tok... tik... tok...
Tik... tok... tik... tok...
Kalau untuk menjawab pertanyaan ini Anda butuh waktu 2-5 detik, maka dalam perkelahian jalanan, bisa dipastikan Anda sudah terkapar saat ini.
Kalau Anda harus berpikir panjang untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka ada yang salah dalam latihan beladiri Anda.
Photo credit: Kyle Lane |
Tapi saya belum pernah diajari cara untuk mengatasi serangan-serangan tersebut dalam latihan.
Mungkin itu yang ada dalam pikiran Anda.
Di dalam seni beladiri (apalagi seni beladiri tradisional seperti judo, karate, dan kungfu), kita memang tidak pernah diajari cara-cara untuk menghadapi serangan-serangan tersebut saat latihan di dojo, benar begitu?
Salah.
Kalau seni beladiri--yang sebelum munculnya beladiri kompetisi adalah seni untuk bertahan hidup, membunuh atau dibunuh--tidak mengajari praktisinya untuk menghadapi situasi hidup dan mati, maka Anda tidak akan mungkin berlatih seni beladiri yang saat ini sedang Anda pelajari.
Kenapa begitu?
Tentu saja karena para guru besar dari seni beladiri yang saat ini sedang Anda pelajari sudah koit duluan sebelum sempat menurunkan ilmu beladirinya kepada muridnya yang kemudian menurunkannya kepada puluhan generasi murid berikutnya sampai akhirnya ilmu tersebut sampai kepada Anda.
Tapi benar lho saya belum pernah diajari cara mengatasi serangan-serangan tersebut dalam latihan.
Sebenarnya Anda sudah diajari hal itu melalui kihon, kata/hokei/jurus yang tentunya sudah Anda lakukan puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan kali.
Yang kurang adalah Anda tidak (atau belum) memahami makna dari setiap gerakan kihon, kata/hokei/jurus yang sudah Anda pelajari.
Sebenarnya Anda sudah diajari hal itu melalui kihon, kata/hokei/jurus yang tentunya sudah Anda lakukan puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan kali.
Yang kurang adalah Anda tidak (atau belum) memahami makna dari setiap gerakan kihon, kata/hokei/jurus yang sudah Anda pelajari.
Ada dua kemungkinan kenapa hal tersebut bisa terjadi:
Yang pertama adalah Anda kurang aktif bertanya.
Sekarang ini, metode latihan beladiri sangat berbeda dengan jaman dulu. Pelatih beladiri yang kekinian biasanya lebih terbuka dengan pertanyaan dari murid-muridnya. Tetapi terkadang, karena saking banyaknya murid yang harus dilatih dalam satu sesi latihan, pelatih Anda melupakan beberapa detail. Pertanyaan Anda adalah seperti pengingat bagi pelatih Anda untuk menjelaskan detail-detail tersebut [dan kalau pelatih Anda memang betul-betul paham, beliau akan dengan senang hati (dan panjang lebar) menjelaskannya kepada Anda].
Sekarang ini, metode latihan beladiri sangat berbeda dengan jaman dulu. Pelatih beladiri yang kekinian biasanya lebih terbuka dengan pertanyaan dari murid-muridnya. Tetapi terkadang, karena saking banyaknya murid yang harus dilatih dalam satu sesi latihan, pelatih Anda melupakan beberapa detail. Pertanyaan Anda adalah seperti pengingat bagi pelatih Anda untuk menjelaskan detail-detail tersebut [dan kalau pelatih Anda memang betul-betul paham, beliau akan dengan senang hati (dan panjang lebar) menjelaskannya kepada Anda].
Yang kedua adalah pelatih Anda juga nggak paham.
Ini terjadi kalau pelatih atau senpai Anda (tidak peduli apapun tingkatannya) terlalu bernapsu mengejar tingkatan (baca: sabuk), beliau terobsesi mengikuti ujian kenaikan tingkat secepat mungkin untuk segera meraih tingkatan tertentu (dan status pelatih) sehingga kurang memahami makna dari gerakan-gerakan kihon, kata/hokei/jurus, dan waza (teknik) yang sudah "dikuasainya".
Ini terjadi kalau pelatih atau senpai Anda (tidak peduli apapun tingkatannya) terlalu bernapsu mengejar tingkatan (baca: sabuk), beliau terobsesi mengikuti ujian kenaikan tingkat secepat mungkin untuk segera meraih tingkatan tertentu (dan status pelatih) sehingga kurang memahami makna dari gerakan-gerakan kihon, kata/hokei/jurus, dan waza (teknik) yang sudah "dikuasainya".
Intinya adalah Anda sebenarnya sudah berlatih cara-cara untuk menghadapi 10 jenis serangan tersebut di atas, tetapi Anda tidak menyadarinya.
Itulah yang terjadi kalau kita hanya belajar seni beladiri 'luarnya' saja. Kita hanya mengkopi gerakan dari pelatih atau senpai kita tanpa mau berusaha untuk memahami makna dan tujuan dari gerakan-gerakan tersebut.
Kalau Anda mau survive, bertahan dalam kerasnya kehidupan ;p, mau tidak mau Anda harus mau memahami makna dan tujuan dari setiap gerakan beladiri yang Anda pelajari, Anda juga harus mau berlatih secara rutin dan berkesinambungan dan jangan bosan mengulang-ulang gerakan yang sama. Dengan begitu, tubuh (bukan otak) Anda akan 'hafal' dengan gerakan-gerakan tersebut dan akan bergerak secara otomatis untuk menghindar, menangkis, dan atau menyerang balik apabila mendapat serangan; dan yang nggak kalah penting, pelajari juga teori serta filosofi dari beladiri yang bersangkutan.
"If you have to think about a technique, you haven't done it enough" ~ Norman Harris
Semoga bermanfaat.
http://combatotaku.blogspot.co.id/2016/04/street-fighting.html Author, ini saya kasih bocoran mengenai teknik berkelahi yg digunakan preman dan geng berandalan dari berbagai dunia. Mereka berlatih tarung secara otodidak, terinspirasi dari Boxing lalu mereka latih sendiri, anda pasti pernah lihat video2 youtube tentang geng motor dari berbagai negara yg sedang sparring gaya tarung bebas di lapangan. Inilah beladiri yg mereka pelajari. Mereka semua agresif dan berkelahi dengan cepat, saya harap artikel ini dapat membantu anda dalam memahami bagaimana strategi menghadapi penjahat dalam pertarungan asli.
ReplyDelete