Pariwara

Followers

Tentang Alas Kaki (dan Hubungannya dengan Seni Beladiri)

Posted by Yonatan Adi on 12:32 PM

Latihan beladiri tidak hanya bisa dilakukan di dalam dojo saja. Bahkan, latihan yang sebenarnya justru dimulai saat kita melangkahkan kaki keluar dari pintu dojo.

Setidaknya itulah pendapat saya.

Latihan beladiri 'resmi' (yang dilakukan di dalam dojo) menurut saya sangatlah kurang dalam mempersiapkan diri kita untuk menghadapi situasi perkelahian yang sebenarnya.

Sayangnya, banyak orang menganggap bahwa latihan beladiri baru afdal dilakukan saat mereka mengenakan dogi dengan sabuk berwarna yang melilit di pinggangnya, saat mereka tidak memakai alas kaki, serta hanya bisa dilakukan di tempat yang cukup luas (dan aman) untuk bisa bergerak dengan bebas.

Kita seringkali lupa bahwa 'praktek nyata' beladiri bisa terjadi kapanpun dan di manapun: saat kita sedang mengenakan kemeja, jas, ataupun kaos; saat sedang bercelana jins ataupun saat mengenakan rok mini (bukan saya); ketika kita sedang memakai sepatu pantofel ataupun sepatu hak tinggi (sekali lagi bukan saya, sueer '-'v); saat kita sedang berada di tempat yang sempit atau di tempat yang kurang ideal untuk membela diri seperti di tempat yang licin, berpasir, berkerikil, berbatu-batu, dan lain sebagainya.

Kendati 'halangan' bagi kita untuk bisa melakukan pembelaan diri dengan 'ideal' itu cukup banyak--yang beberapa diantaranya sudah saya sebutkan di paragraf sebelumnya--di postingan kali ini saya hanya akan fokus pada satu hal saja yaitu rok mini... *ehem* alas kaki.

Bicara tentang seni beladiri, kaki adalah salah satu bagian tubuh yang paling penting. Kita memasang kamae atau kuda-kuda (tentu saja) dengan kaki kita; tanpa kaki kita tidak akan bisa mengatur maai (jarak) dengan lawan kita; kita juga tidak akan bisa bergerak ataupun bereaksi terhadap serangan lawan kalau tidak ada kaki.

Dan kalau Anda bertanya-tanya kenapa sebagian besar praktisi seni beladiri berlatih dengan kaki telanjang, jawabannya adalah:  

#pertama--sebagian besar latihan seni beladiri berlangsung di dalam ruangan, dan sudah menjadi tradisi (terutama di Jepang dan Asia) untuk melepas alas kaki apabila akan masuk ke sebuah ruangan supaya tidak mengotori ruangan tersebut.
#kedua--dengan kaki telanjang, kita akan lebih bisa 'merasakan' permukaan tempat kita berdiri.

Memang benar bahwa dengan kaki telanjang kita akan lebih bisa 'merasakan' dan menerima umpan balik dari permukaan tempat kita berdiri dengan lebih baik, tetapi sayangnya sekarang ini hampir semua permukaan tanah sudah tertutup dengan aspal, paving, ataupun semen. Kaki telanjang memang akan memberikan grip atau 'cengkeraman' yang lebih baik pada permukaan tanah, pasir, ataupun rerumputan, akan tetapi telapak kaki kita justru akan mudah sekali mengalami luka pada permukaan yang berkerikil ataupun pada permukaan aspal di waktu siang hari yang terik misalnya.

Kalau Anda berlatih di dalam ruangan, di tepi pantai, atau di lapangan rumput, saya sangat setuju kalau Anda berlatih dengan kaki telanjang. Tetapi kalau Anda harus (dan terpaksa) berlatih di permukaan seperti aspal misalnya, ada baiknya kalau Anda memakai semacam alas untuk melindungi kaki Anda.

Geta, sandal tradisional Jepang [photo credit: Haragayato]
Banyak pula orang beranggapan bahwa saat sedang memakai sepatu kita akan mengalami kesulitan untuk melakukan teknik tendangan, tetapi menurut saya justru sebaliknya. Kalau Anda sering membaca blog saya ini, Anda pastinya pernah membaca tentang tsumasaki-geri yaitu tendangan dengan menggunakan ibu jari kaki sebagai senjatanya (kalau belum Anda bisa membacanya disini). Tanpa latihan yang rutin dan berkelanjutan untuk mengkondisikan ibu jari kaki kita, boro-boro melumpuhkan lawan, ibu jari kaki kita lah yang justru akan mengalami cedera. Dengan memakai sepatu, teutama sepatu yang mempunyai ujung sol yang keras, jari-jari kaki kita akan terlindungi sehingga kita bisa menendang menggunakan 'ujung jari kaki' tanpa harus takut mengalami cedera.

Bagaimana dengan sepatu hak tinggi? Kalau Anda (yang merasa perempuan) sedang memakai sepatu hak tinggi, Anda akan memiliki keuntungan ketika melakukan teknik injakan (dengan memanfaatkan hak sepatu Anda), tetapi jangan coba-coba melakukan teknik tendangan seperti mawashi-geri misalnya (kecuali Anda sudah benar-benar terlatih dengan baik).

Gambar dari pixabay.com
Yang penting adalah ketahuilah seberapa besar luas permukaan serta 'daya cengkeram' sol sepatu atau alas kaki Anda pada permukaan tempat Anda berdiri.

Lebih jauh lagi, selain berfungsi untuk melindungi jari-jari kaki (dan bisa dimanfaatkan sebagai 'senjata'), sepatu juga akan melindungi telapak kaki, punggung kaki, dan juga ujung kaki Anda.

Di awal postingan ini saya menyebutkan bahwa latihan beladiri yang sebenarnya dimulai justru saat Anda keluar dari pintu dojo, atau dengan kata lain, bawalah latihan Anda (yang di dalam dojo) ke dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang bagaimana kalau kita balik: bawalah situasi kehidupan sehari-hari Anda (dalam hal ini pemakaian sandal/ sepatu) ke dalam dojo.

Saya tidak meminta Anda untuk memakai sandal/ sepatu di dalam dojo, karena selain menodai tradisi seni beladiri itu sendiri, memakai alas kaki di dalam dojo juga akan mengotori atau bahkan merusak lantai dojo Anda. Tetapi bukan berarti Anda tidak bisa berlatih di luar ruangan bukan? Carilah tempat yang cukup luas, dan cobalah untuk bergerak dan saling mengaplikasikan teknik-teknik beladiri bersama rekan latihan Anda dengan memakai alas kaki. Atau, kalau mau lebih ekstrim lagi, Anda juga bisa memakai pakaian sehari-hari.

Saya jamin Anda akan menemukan banyak hal baru yang tidak akan Anda temukan dalam latihan konvensional. Selain itu Anda juga akan merasa lebih fresh dengan perubahan suasana latihan ini.

Setuju dengan saya?    


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 12:32 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB