Cedera adalah momok bagi setiap atlet. Cedera membuat seorang atlet harus berhenti dari aktivitas olahraganya untuk sementara waktu, bahkan cedera yang parah bisa menyebabkan seorang atlet profesional pensiun dini dari dunia olahraga yang digelutinya.
Dalam seni beladiri, cedera bisa terjadi kapanpun--saat Anda sedang bertanding, melakukan sparring ringan, latihan memukul sansak, ataupun saat sedang melakukan pemanasan--dan pada siapapun tidak peduli Anda sabuk hitam atau sabuk putih, tua ataupun muda.
Walaupun cedera memang lebih sering terjadi pada olahraga dimana sering terjadi kontak fisik (seperti seni beladiri), cedera juga sering kita jumpai pada semua cabang olahraga seperti sepak bola, tenis, american football, dan sebagainya.
Peneliti telah lama mempelajari cedera akut untuk mencari cara yang paling efektif untuk mempercepat proses penyembuhan dari si atlet. Hasil dari berbagai penelitian tersebut adalah sebuah metode yang disebut dengan P. R. I. C. E (sebelumnya hanya R. I. C. E).
Anda pasti pernah mendengarnya bukan?
P. R. I. C. E adalah akronim dari Pressure, Rest, Ice, Compression, dan Elevation. Metode ini digunakan secara luas oleh para atlet profesional, dan tim-tim olahraga di seluruh dunia. Sayangnya metode ini kurang dikenal di kalangan atlet dan praktisi olahraga amatir yang notabene lebih rawan terkena cedera.
Sebagai olahragawan non profesional, sudah saatnya kita mengubah hal tersebut, untuk itu langsung saja kita bahas satu persatu:
P untuk Pressure
Segera setelah terjadi cedera, beri pressure atau tekanan pada daerah (yang terkena cedera) tersebut.
Memegang daerah yang sakit sebenarnya adalah hal yang alami dan sudah menjadi insting kita. Tanpa kita sadari, kita telah melakukannya sepanjang hidup kita. Contohnya kalau ibu jari kaki Anda terbentur kaki meja, apa yang Anda lakukan? memegangi (memberi tekanan) pada ibu jari Anda bukan? atau saat lutut Anda terbentur sesuatu, Anda pasti akan langsung memegang lutut Anda.
Karena sudah menjadi insting maka jangan melawan dorongan itu. Kalau terjadi cedera pada salah satu bagian tubuh Anda, segera tekan daerah tersebut. Hal ini akan meminimalisir terjadinya pembengkakan.
R untuk Rest
Langkah kedua adalah rest atau beristirahat, dengan kata lain hentikan aktivitas olahraga Anda dan beristirahatlah.
Untuk cedera ringan yang hanya melibatkan salah satu bagian tubuh misalnya pergelangan tangan, rest bisa dilakukan dengan tidak menggunakan pergelangan tangan (yang mengalami cedera) tersebut untuk sementara. Tetapi untuk cedera yang lebih berat, Anda mungkin butuh beristirahat total selama 2-3 hari supaya bisa benar-benar pulih.
Beristirahat dan tidak melakukan olahraga apapun memang terdengar membosankan (apalagi untuk Anda yang terbiasa berolahraga setiap hari), tapi berpikirlah jangka panjang. Untuk menghilangkan rasa bosan, Anda bisa membaca buku, bermain game, atau membaca blog (utamanya yonatanadi.blogspot.com ;D).
I untuk Ice
Walaupun banyak ahli yang menentang penggunaan es untuk 'mendinginkan' bagian tubuh yang mengalami cedera, es terbukti sangat efektif untuk mengurangi nyeri.
Es telah terbukti menurunkan resiko bengkak, perdarahan, dan inflamasi walaupun ada juga bukti lain yang menunjukkan bahwa es justru bisa memperparah cedera. Karena itu gunakan es hanya untuk mengurangi rasa nyeri, dan pastikan ada sesuatu yang memisahkan bongkahan es tersebut dengan kulit kita (misalnya handuk) saat menempelkannya pada bagian tubuh yang cedera. Apabila rasa nyeri telah berkurang atau hilang, segera hentikan penggunaan es tersebut.
C untuk Compression
Hampir sama dengan Pressure, Compression dilakukan dengan cara membebat daerah yang mengalami cedera. Anda bisa menggunakan bebat elastis, handuk, t-shirt, sabuk (obi), atau apapun yang ada di sekitar Anda (asalkan bersih dan bisa digunakan untuk membebat).
Pembebatan eksternal bisa mengurangi perdarahan dan pembengkakan dan bisa Anda lakukan sepanjang hari. Yang perlu diingat adalah lepaskan bebatan tersebut saat Anda tidur.
E untuk Elevation
Untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan internal, tinggikan bagian tubuh yang cedera (di atas level jantung). Atau untuk lebih mudahnya berbaringlah dan taruh sesuatu di bawah bagian tubuh yang cedera.
Hal ini akan mengurangi perdarahan (jantung akan lebih sulit memompa darah ke daerah yang cedera) dan meningkatkan aliran balik vena (sehingga cairan tidak terkumpul di daerah yang cedera). Hal ini sangat penting terutama pada malam hari (saat aktivitas tubuh sedang woles).
__________
Itulah dia lima prinsip dasar metode P. R. I. C. E. Apabila Anda, teman Anda, atau siapapun juga mengalami cedera akut (entah itu di dojo atau di lapangan, saat bertanding ataupun saat latihan), tidak ada cara lain yang lebih simpel dan efektif selain mengaplikasikan metode P. R. I. C. E. Tapi ingat, cara ini hanya efektif untuk cedera akut yaitu cedera yang terjadi kurang dari 6 jam, kalau lebih dari batas waktu itu cara ini akan menurun keefektifannya.
Selamat berolahraga.
Dalam seni beladiri, cedera bisa terjadi kapanpun--saat Anda sedang bertanding, melakukan sparring ringan, latihan memukul sansak, ataupun saat sedang melakukan pemanasan--dan pada siapapun tidak peduli Anda sabuk hitam atau sabuk putih, tua ataupun muda.
Walaupun cedera memang lebih sering terjadi pada olahraga dimana sering terjadi kontak fisik (seperti seni beladiri), cedera juga sering kita jumpai pada semua cabang olahraga seperti sepak bola, tenis, american football, dan sebagainya.
Photo credit: Alexas_Fotos |
Anda pasti pernah mendengarnya bukan?
P. R. I. C. E adalah akronim dari Pressure, Rest, Ice, Compression, dan Elevation. Metode ini digunakan secara luas oleh para atlet profesional, dan tim-tim olahraga di seluruh dunia. Sayangnya metode ini kurang dikenal di kalangan atlet dan praktisi olahraga amatir yang notabene lebih rawan terkena cedera.
Sebagai olahragawan non profesional, sudah saatnya kita mengubah hal tersebut, untuk itu langsung saja kita bahas satu persatu:
P untuk Pressure
Segera setelah terjadi cedera, beri pressure atau tekanan pada daerah (yang terkena cedera) tersebut.
Memegang daerah yang sakit sebenarnya adalah hal yang alami dan sudah menjadi insting kita. Tanpa kita sadari, kita telah melakukannya sepanjang hidup kita. Contohnya kalau ibu jari kaki Anda terbentur kaki meja, apa yang Anda lakukan? memegangi (memberi tekanan) pada ibu jari Anda bukan? atau saat lutut Anda terbentur sesuatu, Anda pasti akan langsung memegang lutut Anda.
Karena sudah menjadi insting maka jangan melawan dorongan itu. Kalau terjadi cedera pada salah satu bagian tubuh Anda, segera tekan daerah tersebut. Hal ini akan meminimalisir terjadinya pembengkakan.
R untuk Rest
Langkah kedua adalah rest atau beristirahat, dengan kata lain hentikan aktivitas olahraga Anda dan beristirahatlah.
Untuk cedera ringan yang hanya melibatkan salah satu bagian tubuh misalnya pergelangan tangan, rest bisa dilakukan dengan tidak menggunakan pergelangan tangan (yang mengalami cedera) tersebut untuk sementara. Tetapi untuk cedera yang lebih berat, Anda mungkin butuh beristirahat total selama 2-3 hari supaya bisa benar-benar pulih.
Photo credit: sciencefreak |
I untuk Ice
Walaupun banyak ahli yang menentang penggunaan es untuk 'mendinginkan' bagian tubuh yang mengalami cedera, es terbukti sangat efektif untuk mengurangi nyeri.
Es telah terbukti menurunkan resiko bengkak, perdarahan, dan inflamasi walaupun ada juga bukti lain yang menunjukkan bahwa es justru bisa memperparah cedera. Karena itu gunakan es hanya untuk mengurangi rasa nyeri, dan pastikan ada sesuatu yang memisahkan bongkahan es tersebut dengan kulit kita (misalnya handuk) saat menempelkannya pada bagian tubuh yang cedera. Apabila rasa nyeri telah berkurang atau hilang, segera hentikan penggunaan es tersebut.
C untuk Compression
Hampir sama dengan Pressure, Compression dilakukan dengan cara membebat daerah yang mengalami cedera. Anda bisa menggunakan bebat elastis, handuk, t-shirt, sabuk (obi), atau apapun yang ada di sekitar Anda (asalkan bersih dan bisa digunakan untuk membebat).
Pembebatan eksternal bisa mengurangi perdarahan dan pembengkakan dan bisa Anda lakukan sepanjang hari. Yang perlu diingat adalah lepaskan bebatan tersebut saat Anda tidur.
E untuk Elevation
Untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan internal, tinggikan bagian tubuh yang cedera (di atas level jantung). Atau untuk lebih mudahnya berbaringlah dan taruh sesuatu di bawah bagian tubuh yang cedera.
Hal ini akan mengurangi perdarahan (jantung akan lebih sulit memompa darah ke daerah yang cedera) dan meningkatkan aliran balik vena (sehingga cairan tidak terkumpul di daerah yang cedera). Hal ini sangat penting terutama pada malam hari (saat aktivitas tubuh sedang woles).
__________
Itulah dia lima prinsip dasar metode P. R. I. C. E. Apabila Anda, teman Anda, atau siapapun juga mengalami cedera akut (entah itu di dojo atau di lapangan, saat bertanding ataupun saat latihan), tidak ada cara lain yang lebih simpel dan efektif selain mengaplikasikan metode P. R. I. C. E. Tapi ingat, cara ini hanya efektif untuk cedera akut yaitu cedera yang terjadi kurang dari 6 jam, kalau lebih dari batas waktu itu cara ini akan menurun keefektifannya.
Selamat berolahraga.
0 komentar:
Post a Comment