Pariwara

Followers

Pelatih tanpa Tanda Jasa [Curahan Hati Saya part 4]

Posted by Yonatan Adi on 2:11 PM

Baru-baru ini saya dimasukkan ke sebuah grup media sosial oleh seorang teman. Grup tersebut beranggotakan para yudansha (sabuk hitam) dari seni beladiri yang saya tekuni.

Meskipun baru bergabung, sudah ada beberapa hal yang membikin saya sedikit "geli", salah satunya adalah--kendati grup tersebut berisi orang-orang yang cukup tinggi tingkatannya--banyak anggota grup yang seolah-olah tidak paham dengan istilah-istilah dalam seni beladiri Jepang (terutama penulisannya). Misalnya, ada beberapa anggota grup yang menyebut seniornya dengan sebutan simpe, simpai, bahkan seinpey (??) (penulisan yang benar adalah senpai = senior/ kakak). Dan parahnya, meski sempat ditegur oleh salah seorang senior, hal itu tetap saja tidak berubah (saya segan untuk menegur karena saya termasuk paling junior dalam grup tersebut).

Pagi hari ini, saya sedikit terusik dengan obrolan dari para senior saya. Saya tidak akan panjang lebar menuliskannya, yang jelas ada seorang anggota grup yang menanggapi obrolan diatasnya seperti ini: "Jadi adik-adik yang berlatih di dojo dan pelatih dojo-nya tidak ada artinya?" yang kemudian ditanggapi oleh seorang anggota grup yang lain: "Pasti ada senpai, hal sekecil apapun pasti ada manfaatnya". [Sekali lagi saya tidak menanggapi karena alasan yang sama, karena itu--daripada ngganjel di hati--saya menuliskannya di postingan ini 😁].

Saya tahu maksudnya baik, tapi saya sedikit kurang setuju dengan kalimat "hal sekecil apapun pasti ada manfaatnya". Jadi pelatih dojo hanya dianggap sebagai hal yang kecil? Pelatih dojo yang mengajarkan hal-hal paling dasar dalam seni beladiri seperti teknik (yang benar) untuk memukul, menendang, dan menangkis dianggap kurang berarti?

Sekarang saya bertanya kepada Anda: "Menurut Anda, selain kedua orang tua Anda, siapakah orang yang paling berjasa dalam hidup Anda?". Jawabannya bisa bermacam-macam, tapi untuk saya orang yang paling berjasa bagi saya selain kedua ortu saya adalah guru SD (sekolah dasar) kelas 1 saya.

"Bu Tarto", demikian kami biasa memanggil beliau, adalah orang yang telah berjasa besar mengajari saya membaca dan menulis, tanpa beliau--sepandai apapun saya, dan saya merasa cukup pandai :D--saya tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini.

Saya menyebut diri saya pandai karena hanya dalam waktu sebulan saya sudah bisa menguasai calistung (baca-tulis-hitung). Apa? Anda menguasai calistung dalam waktu yang lebih singkat? Jangan bohong ah 😀. Sekarang, seandainya saja membaca serangan lawan bisa dikuasai dalam waktu singkat seperti halnya baca tulis huruf dan angka.
Photo creditgeralt
... Ok, cukup ngelanturnya.

Intinya adalah, walaupun guru-guru ataupun dosen-dosen Anda yang lain juga tidak kalah berjasa, guru kelas 1 sekolah dasar Anda-lah yang paling berjasa. Tanpa beliau kita tidak akan bisa membaca dan menulis, tanpa beliau kita tidak akan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tanpa beliau kita tidak akan bisa mendapatkan ilmu dari buku-buku yang kita baca, tanpa beliau kita tidak akan bisa mendapatkan pelajaran dari komik Kenji, tanpa beliau kita tidak akan bisa menjadi seperti diri kita yang sekarang.

Sama dengan pelatih dojo, beliau yang "hanya" mengajari dasar-dasar dari seni beladiri yang kita pilih, beliau yang telah membentuk kita mulai dari nol, yang dengan tekun dan "sabar" :D melatih kita sampai benar-benar bisa, sehingga kita pun bisa melanjutkan latihan ke tingkatan yang lebih tinggi. [Dan saya tidak perlu mengingatkan Anda bahwa kihon/ latihan dasar adalah latihan terpenting dalam seni beladiri bukan?].

Tugas seorang pelatih dojo adalah yang paling berat. Bukan berarti saya menganggap enteng tugas dari seorang pelatih TC (pemusatan latihan) misalnya--karena beliau-beliau ini juga memikul tanggung jawab besar untuk membawa anak didiknya berprestasi--tapi pelatih TC hanya tinggal "memoles" sesuatu yang sudah 90% jadi.

Dan jangan salah, saya sangat menghormati semua pelatih saya, tapi bagi saya--bukan karena saya lahir di keluarga guru, ataupun karena sekarang ini saya diberi amanat untuk melatih sebuah dojo--pelatih dojo adalah pelatih yang paling berjasa bagi saya.

Dan seperti halnya guru sekolah yang mendapat "gelar" kehormatan "pahlawan tanpa tanda jasa", pelatih dojo juga pantas mendapatkan gelar "pelatih tanpa tanda jasa".


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:11 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB