Ada yang pernah bercita-cita menjadi tentara? Saya sih enggak. Bukannya apa, tapi fisik saya (saat itu) yang kecil, mungil, dan juga imut sangat tidak memenuhi syarat untuk mendaftar pendidikan tentara.
Menjadi tentara adalah salah satu profesi favorit di Indonesia. Alasannya ada dua: (1) digilai oleh kaum hawa, dan (2) terlihat gagah saat mengenakan seragam lengkap.
Tapi postingan saya kali ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan tentara ataupun dunia militer. Saya hanya ingin memberi ilustrasi bahwa mengenakan pakaian khusus atau seragam bisa meningkatkan taraf kegagahan atau kecantikan seseorang. Laki-laki mana coba yang tidak suka melihat seorang perawat perempuan yang memakailingerie... err seragam perawatnya? ;p
Bicara soal seragam, tidak hanya tentara dan perawat saja lho yang memilikinya, praktisi beladiri juga mempunyai seragam yang dengan bangga selalu dikenakannya saat sedang berlatih. Apalagi kalau obi-nya sudah hitam, wihh... level ketampanan langsung meningkat 200%.
Tapi tahukah Anda nama seragam yang kita kenakan saat berlatih beladiri. Ya, benar sekali, kita biasa menyebutnya dengan 'gi'.
Apa itu gi?
Gi secara harfiah berarti pakaian atau seragam. Istilah ini dipakai secara umum untuk menjelaskan pakaian seragam yang dipakai ketika sedang berlatih dalam seni beladiri Jepang.
Istilah gi ini sendiri sebenarnya kurang tepat, karena istilah yang benar dalam bahasa Jepang adalah keikogi (稽古着) atau dogi (道着) (keiko berarti latihan, sedangkan do berarti "jalan"). Di dalam seni beladiri Korea, keikogi ini dikenal dengan istilah dobok.
Keikogi terdiri atas tiga bagian yaitu baju atau jaket yang disebut dengan uwagi (uwa = atas), celana yang disebut zubon atau shitabaki (shita = bawah), dan obi atau sabuk.
Menjadi tentara adalah salah satu profesi favorit di Indonesia. Alasannya ada dua: (1) digilai oleh kaum hawa, dan (2) terlihat gagah saat mengenakan seragam lengkap.
Tapi postingan saya kali ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan tentara ataupun dunia militer. Saya hanya ingin memberi ilustrasi bahwa mengenakan pakaian khusus atau seragam bisa meningkatkan taraf kegagahan atau kecantikan seseorang. Laki-laki mana coba yang tidak suka melihat seorang perawat perempuan yang memakai
Bicara soal seragam, tidak hanya tentara dan perawat saja lho yang memilikinya, praktisi beladiri juga mempunyai seragam yang dengan bangga selalu dikenakannya saat sedang berlatih. Apalagi kalau obi-nya sudah hitam, wihh... level ketampanan langsung meningkat 200%.
Tapi tahukah Anda nama seragam yang kita kenakan saat berlatih beladiri. Ya, benar sekali, kita biasa menyebutnya dengan 'gi'.
Apa itu gi?
Gi secara harfiah berarti pakaian atau seragam. Istilah ini dipakai secara umum untuk menjelaskan pakaian seragam yang dipakai ketika sedang berlatih dalam seni beladiri Jepang.
Istilah gi ini sendiri sebenarnya kurang tepat, karena istilah yang benar dalam bahasa Jepang adalah keikogi (稽古着) atau dogi (道着) (keiko berarti latihan, sedangkan do berarti "jalan"). Di dalam seni beladiri Korea, keikogi ini dikenal dengan istilah dobok.
Keikogi terdiri atas tiga bagian yaitu baju atau jaket yang disebut dengan uwagi (uwa = atas), celana yang disebut zubon atau shitabaki (shita = bawah), dan obi atau sabuk.
Darimana keikogi atau dogi ini berasal?
Beberapa sumber menyebutkan bahwa keikogi berasal dari Okinawa. Tetapi sepertinya hal ini kurang tepat. Bukti-bukti berupa foto menunjukkan bahwa orang Okinawa berlatih karate dengan memakai t-shirt dan celana pendek, bahkan ada yang hanya memakai celana pendek saja. Gichin Funakoshi--yang dianggap sebagai bapak karate modern--sendiri berlatih karate memakai t-shirt dan celana pendek sebelum ia datang ke Jepang pada tahun 1922.
Penggunaan keikogi diperkenalkan pertama kali oleh Jigoro Kano. Murid-murid pertama Kano berlatih dengan memakai pakaian (berupa kimono) sehari-hari. Karena kimono terlalu tipis, mudah robek, dan tidak cocok untuk judo yang mengutamakan bantingan dan cengkeraman pada baju, Kano-sensei kemudian memutuskan untuk membuat seragam latihan yang lebih kuat, yang terbuat dari campuran kain katun dan linen.
Menurut Dave Lowry, seorang ahli sejarah seni beladiri Jepang, desain yang dipakai Jigoro terinspirasi dari jaket yang dipakai oleh para petugas pemadam kebakaran Jepang yang disebut "hanten".
Sedangkan warna putih dipilih karena melambangkan kemurnian, kesucian, dan kesederhanaan, serta tidak melambangkan status sosial tertentu sehingga semua murid judo dipandang sama dan sederajat.
Sejak tahun 1920-an, Kano dan murid-muridnya sudah berlatih dengan memakai seragam latihan yang sama seperti yang kita lihat sekarang.
Kano dan Funakoshi adalah sahabat baik, itulah sebabnya saat hendak melakukan demo karate di Kodokan (pusat judo di Jepang), Kano menyarankan supaya Funakoshi memakai keikogi judo--daripada memakai t-shirt dan celana pendek--agar terlihat lebih profesional. Ketika Funakoshi kembali ke Okinawa, Kano menghadiahkan keikogi tersebut sehingga pemakaian keikogi kemudian menyebar di Okinawa.
Lama-kelamaan praktisi karate Okinawa memodifikasi keikogi judo yang tebal dan berat menjadi lebih tipis dan ringan sehingga lebih nyaman untuk gerakan memukul dan menendang.
Apakah masih perlu menggunakan keikogi di jaman modern ini?
Beladiri modern seperti kickboxing dan mixed martial arts (MMA) telah meninggalkan pemakaian keikogi dan lebih memilih memakai pakaian modern seperti celana pendek atau celana pendek yang dipadukan dengan t-shirt, tetapi sebagian besar beladiri tradisional masih mempertahankan pemakaian keikogi ataupun menggunakan keikogi modifikasi dengan warna selain putih.
Menurut saya ada enam alasan kenapa kita tetap harus memakai keikogi saat berlatih beladiri:
#1. Menunjukkan bahwa dojo (tempat latihan) adalah tempat yang "berbeda"
Dengan memakai keikogi, kita selalu diingatkan bahwa dojo adalah tempat yang berbeda dari tempat kita hidup dan beraktivitas sehari-harinya. Saat memasuki dojo, masalah dan kekhawatiran di dalam hidup keseharian kita harus disingkirkan dulu untuk sementara, sehingga kita bisa fokus melatih aspek fisik, mental, dan spiritual kita.
#2. Keseragaman
Di dalam dojo kita semua memakai seragam yang sama, sehingga tidak ada perbedaan status sosial, semuanya sama dan sederajat.
#3. Menunjukkan hierarki
Dengan memakai keikogi otomatis tingkatan dari tiap-tiap orang akan terlihat, sehingga akan mudah mengetahui siapa senior dan siapa junior. Dengan sistem tingkatan dan hierarki ini (yang bisa dilihat dari warna obi yang dipakai) akan terlihat pula sampai dimana tahap latihan dari masing-masing murid. Selain itu kita juga bisa dengan mudah mengetahui posisi kita di dalam dojo.
#4. Praktis
Keikogi itu nyaman dipakai, praktis, dan tidak mudah rusak. Merasa nyaman akan membuat kita betah berlatih berlama-lama dan pada akhirnya akan meningkatkan skill dan keterampilan kita.
#5. Komitmen
Pemakaian keikogi secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kita dalam berlatih seni beladiri.
#6. Mengingat sejarah
Memakai keikogi menunjukkan bahwa kita menghormati sejarah, budaya, dan asal mula dari seni beladiri yang sedang kita pelajari.
Kesimpulannya keikogi bukan hanya sekedar seragam latihan saja, keikogi adalah simbol dari seorang praktisi beladiri. Jagalah keikogi Anda supaya tetap bersih dan rapi, serta pakailah dengan penuh rasa kebanggaan.
Setuju dengan saya?
Image dari pixabay.com |
Menurut Dave Lowry, seorang ahli sejarah seni beladiri Jepang, desain yang dipakai Jigoro terinspirasi dari jaket yang dipakai oleh para petugas pemadam kebakaran Jepang yang disebut "hanten".
Sedangkan warna putih dipilih karena melambangkan kemurnian, kesucian, dan kesederhanaan, serta tidak melambangkan status sosial tertentu sehingga semua murid judo dipandang sama dan sederajat.
Sejak tahun 1920-an, Kano dan murid-muridnya sudah berlatih dengan memakai seragam latihan yang sama seperti yang kita lihat sekarang.
Kano dan Funakoshi adalah sahabat baik, itulah sebabnya saat hendak melakukan demo karate di Kodokan (pusat judo di Jepang), Kano menyarankan supaya Funakoshi memakai keikogi judo--daripada memakai t-shirt dan celana pendek--agar terlihat lebih profesional. Ketika Funakoshi kembali ke Okinawa, Kano menghadiahkan keikogi tersebut sehingga pemakaian keikogi kemudian menyebar di Okinawa.
Apakah masih perlu menggunakan keikogi di jaman modern ini?
Beladiri modern seperti kickboxing dan mixed martial arts (MMA) telah meninggalkan pemakaian keikogi dan lebih memilih memakai pakaian modern seperti celana pendek atau celana pendek yang dipadukan dengan t-shirt, tetapi sebagian besar beladiri tradisional masih mempertahankan pemakaian keikogi ataupun menggunakan keikogi modifikasi dengan warna selain putih.
#1. Menunjukkan bahwa dojo (tempat latihan) adalah tempat yang "berbeda"
Dengan memakai keikogi, kita selalu diingatkan bahwa dojo adalah tempat yang berbeda dari tempat kita hidup dan beraktivitas sehari-harinya. Saat memasuki dojo, masalah dan kekhawatiran di dalam hidup keseharian kita harus disingkirkan dulu untuk sementara, sehingga kita bisa fokus melatih aspek fisik, mental, dan spiritual kita.
#2. Keseragaman
Di dalam dojo kita semua memakai seragam yang sama, sehingga tidak ada perbedaan status sosial, semuanya sama dan sederajat.
#3. Menunjukkan hierarki
Dengan memakai keikogi otomatis tingkatan dari tiap-tiap orang akan terlihat, sehingga akan mudah mengetahui siapa senior dan siapa junior. Dengan sistem tingkatan dan hierarki ini (yang bisa dilihat dari warna obi yang dipakai) akan terlihat pula sampai dimana tahap latihan dari masing-masing murid. Selain itu kita juga bisa dengan mudah mengetahui posisi kita di dalam dojo.
#4. Praktis
Keikogi itu nyaman dipakai, praktis, dan tidak mudah rusak. Merasa nyaman akan membuat kita betah berlatih berlama-lama dan pada akhirnya akan meningkatkan skill dan keterampilan kita.
#5. Komitmen
Pemakaian keikogi secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kita dalam berlatih seni beladiri.
#6. Mengingat sejarah
Memakai keikogi menunjukkan bahwa kita menghormati sejarah, budaya, dan asal mula dari seni beladiri yang sedang kita pelajari.
Kesimpulannya keikogi bukan hanya sekedar seragam latihan saja, keikogi adalah simbol dari seorang praktisi beladiri. Jagalah keikogi Anda supaya tetap bersih dan rapi, serta pakailah dengan penuh rasa kebanggaan.
Setuju dengan saya?
0 komentar:
Post a Comment