Pariwara

Followers

Tai Sabaki: Pentingnya "Olah Tubuh" dalam Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 3:12 PM

Beberapa hari yang lalu, dalam sebuah sesi latihan, saya melakukan satu eksperimen sederhana.

Eksperimennya seperti ini:

Saya meminta beberapa orang kohai saya untuk berlatih secara berpasangan. Tetapi, kalau biasanya di Shorinji kempo kita berlatih berpasangan untuk secara bergantian mengaplikasikan waza (yang dikenal sebagai kumite shutai), kali ini agak berbeda. Saya meminta beberapa kohai saya tersebut untuk "sparing" saling bergerak mencari jarak yang tepat untuk melakukan serangan (ataupun untuk bertahan dari serangan) akan tetapi tidak boleh melakukan serangan.

Hasilnya cukup mengejutkan, dari beberapa orang kenshi tersebut, 33% diantaranya mengalami kebingungan, gerakan mereka "kaku" dan terlihat dipaksakan. Kendati hampir semua dari yang 33% ini adalah murid-murid pemula (minarai dan 5 kyu), saya seperti diingatkan dan mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga: "bahwa latihan olah tubuh (tai sabaki) sangatlah penting dan tidak kalah pentingnya dengan latihan tan'en hokei ataupun latihan waza."

Sayangnya, latihan "sepele" ini seringkali diabaikan bahkan cenderung dilupakan.

Jujur saja, apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda ketika mendengar (dua) kata "latihan beladiri"? Berlatih cara-cara untuk memukul mungkin? Atau latihan bermacam-macam jenis tendangan? Kemungkinan besar dua hal itulah yang akan muncul pertama kali di benak Anda.

Eits... jangan baper dulu, kebanyakan orang (terutama yang awam dengan seni beladiri) hampir pasti akan membayangkan hal yang sama dengan Anda.

Dan itu tidaklah salah...


... tetapi juga tidak sepenuhnya benar.

Kalau Anda pernah membaca postingan saya tentang kihon, Anda tentunya tahu bahwa dalam kihon (latihan dasar dalam seni beladiri Jepang), kita tidak hanya berlatih teknik atau cara-cara untuk memukul atau menendang saja, kita juga belajar kuda-kuda (kamae), teknik menangkis, mengelak, dan juga olah tubuh. Sayangnya, banyak sekali dojo (termasuk dojo saya sendiri ;p) yang melupakan hal tersebut.

Menurut pengamatan saya, ketika melakukan kihon, olah tubuh adalah latihan yang paling sering terlupakan disusul kemudian dengan latihan kuda-kuda. Padahal dua latihan tersebut sama pentingnya dengan latihan teknik pukulan dan atau tendangan.

Tanpa mengesampingkan kamae (kuda-kuda) [yang pernah saya bahas disini], di postingan ini saya hanya akan sedikit membahas tentang olah tubuh.

Olah tubuh atau tai sabaki dalam bahasa Jepang [bukan tai sak baki (bahasa jawa = tai satu baki) ;D] adalah teknik yang digunakan untuk "berkelit", atau lebih tepatnya teknik yang dipakai untuk mendapatkan "jarak" yang tepat untuk menyerang maupun bertahan. Di dalam seni beladiri Shorinji kempo, ada sekitar 20-an teknik olah tubuh, beberapa contohnya antara lain han tenshin, fumi komi ashi, dan nisoku tenkai.

Diagram gerakan kaki nisoku tenkai [image credit: chris]
Sayangnya, banyak murid senior yang jangankan menguasai, hafal saja tidak. Padahal teknik tai sabaki ini sangatlah penting dalam pertandingan (apalagi dalam pertarungan sebenarnya), tanpa tai sabaki, kita akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan jarak yang "ideal" dengan lawan kita.

Untuk dapat menguasai teknik olah tubuh ini dengan baik, kita tentu saja harus menguasai terlebih dulu cara-cara melangkah yang benar, karena itu tai sabaki ini sangat erat hubungannya dengan ashi sabaki (footwork/ langkah) yang sayangnya juga sering terlupakan. [kapan terakhir kali Anda berlatih ashi sabaki di dojo Anda?]

Dan seperti yang sudah saya singgung di atas, selain berhubungan erat dengan ashi sabaki, tai sabaki ini juga memiliki kaitan yang erat dengan maai (jarak antara kita dengan lawan).

Anda tentunya tahu bahwa hanya ada 3 macam maai dalam seni beladiri, yaitu (urut dari terdekat hingga terjauh): "chikai maai (chikama)", "ishoku ikken no maai", dan "toi maai (toma)". Dan masing-masing teknik beladiri memiliki maai efektif yang berbeda-beda.

Misalnya untuk dapat mengaplikasikan teknik bantingan (dan atau kuncian), Anda harus berada dalam chikama. Akan sangat tidak mungkin untuk melakukan teknik bantingan kalau Anda berada dalam toma, yang lebih efektif untuk teknik tendangan. Atau kebalikannya, kalau Anda (terpaksa) berkelahi dengan seseorang yang ahli dalam teknik tendangan, maka toma adalah "musuh" Anda (chikama kalau Anda berhadapan dengan seseorang yang menguasai teknik bantingan).

Bagaimana cara Anda mengatur "jarak" tersebut? Dengan tai sabaki. Tetapi jangan lupa bahwa lawan pun pasti juga akan melakukan hal yang sama, sehingga siapa yang lebih unggul dalam tai sabaki, kemungkinan besar dialah yang akan menjadi pemenang.

Lalu bagaimana cara melatih tai sabaki ataupun ashi sabaki ini?

Selain dengan [1] kihon (Anda harus berlatih teknik-teknik tai sabaki dan ashi sabaki ini secara berulang-ulang seperti halnya Anda melatih teknik pukulan, tendangan, dan atau tangkisan), Anda juga harus melatih [2] kelincahan Anda.

Kelincahan diartikan sebagai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi secara mendadak (cepat) dan tepat. Meskipun kecepatan memang dibutuhkan untuk menjadi lincah, kelincahan tidak sama dengan kecepatan. Dalam seni beladiri taichi-quan misalnya, kendati terlihat "lambat", praktisinya tetap bisa "lincah" dengan cara mengharmonisasikan gerakannya dengan gerakan lawan.

Tentunya ada banyak cara latihan yang bisa dipakai untuk melatih kelincahan antara lain:
  • Suicide run 
  • Sprint jarak pendek (5 - 50 m)
  • Plyometric training yang dilakukan dengan cara meloncat setinggi kurang lebih 1 meter, kemudian segera setelah mendarat langkahkan salah satu kaki ke depan dengan cepat seolah-olah akan berlari, dan masih banyak lagi yang lain.
Perlu diperhatikan, karena latihan ini akan sangat membebani otot dan persendian, lakukan latihan-latihan tersebut dengan intensitas rendah; berhentilah dari sesi latihan kalau Anda merasa kecepatan Anda mulai menurun; dan jangan lakukan latihan ini setiap hari, beri jeda latihan 24-48 jam.

Yang tidak kalah penting, Anda harus tetap [3] rileks baik secara fisik maupun mental. Kalau Anda gugup, tidak tenang, atau kamae Anda "kaku", Anda tidak akan bisa bergerak sesuai dengan keinginan Anda, gerakan Anda juga akan menjadi lambat dan kaku. Lakukan meditasi secara rutin untuk melatih ketenangan, konsentrasi (bukan fokus), dan kewaspadaan Anda.

Sebagai penutup, saking pentingnya olah tubuh ini, saya berani mengklaim bahwa hanya dengan tai sabaki saja (dan tanpa melakukan satu serangan pun), Anda akan bisa melakukan tindakan beladiri dengan baik (ingat bahwa tujuan kita mem-bela diri adalah untuk selamat, tujuan kita melakukan beladiri bukanlah untuk mencari kemenangan melainkan "hanya" untuk tidak kalah).

Setuju dengan saya?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:12 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB