"There is no such thing as motivation, there is only love"
Sebuah kutipan yang cukup menarik.
Intinya adalah kalau kita menyukai (baca: mencintai) suatu aktivitas, tanpa punya motivasi pun kita akan mau (dan bahkan dengan senang hati) melakukannya.
Anda yang sering mengunjungi blog saya ini pastinya menyukai seni beladiri bukan? Anda selalu menunggu-nunggu hari latihan tiba, Anda juga diam-diam merasa bangga dengan lebam dan memar di kaki dan tangan Anda setelah selesai berlatih, bukan begitu? (atau cuma saya saja?).
Namun terkadang kita seperti kehilangan "motivasi" untuk berlatih, terkadang kita merasa kalau latihan beladiri adalah hal yang paling tidak ingin kita lakukan. Kita ingin bersantai. Kita ingin menonton tv, bermain video game, atau membaca buku. Kita ingin jalan-jalan dan cuci mata.
Jadi... dengan berat hati kita memutuskan untuk tidak berlatih beladiri hari ini.
Nggak masalah kan libur latihan sehari saja?
Tentu saja itu masalah, masalah besar bahkan.
Kok bisa?
Meski mungkin Anda tidak menyadarinya, Anda telah mulai membiasakan diri Anda dengan sebuah kebiasaan buruk. Awalnya mungkin akan terasa berat untuk meninggalkan latihan, tetapi lama-kelamaan Anda akan semakin "nyaman" dan semakin mudah menemukan alasan untuk ngeles dari latihan.
Memang sih tidak semua orang mengalaminya (contohnya saya ;p), tetapi kalau menjelang waktu latihan tiba Anda mengalami gejala-gejala seperti:
"Kepala saya agak pusing"
"Saya lagi sibuk ngerjain 'tugas'"
"Saya mau berangkat latihan tapi hujan"
"Dogi (seragam latihan) saya belum kering"
Anda perlu waspada.
Percayalah, sebagai pelatih, saya sudah banyak mendengar berbagai macam "alasan" seperti itu.
Dan hasil akhirnya akan selalu sama, orang yang dulunya sangat menyukai (baca: mencintai) latihan beladiri, yang sebelumnya tidak pernah melewatkan latihan beladiri sehari pun, tiba-tiba berhenti total dari latihan dan menghilang tanpa jejak.
Untuk mempertahankan motivasi--tidak hanya dalam seni beladiri tetapi juga dalam pekerjaan, studi, dan bahkan rumah tangga--ternyata rasa cinta atau rasa suka saja tidaklah cukup.
Kita butuh lebih dari "hanya" sekedar rasa cinta. Kita butuh sebuah resep, sebuah formula yang bisa mempertahankan motivasi kita agar tetap "greng". Sebuah trik jitu yang menjamin kita untuk selalu termotivasi apapun yang terjadi.
Untuk para Gobloger di luar sana, jangan kuatir, karena saya punya jawabannya.
Saya punya cara-cara rahasia untuk selalu mempertahankan motivasi Anda. Cara-cara yang pernah saya beberkan saat menjadi bintang tamu di acara Punch Andy, Merah Hitam, serta [bukan] Enam Mata, dan bahkan pernah disebut-sebut dalam pidato kenegaraan bapak Presiden Jaka Widodo.
Resep Jitu 1000% untuk Mempertahankan Motivasi Anda
Tetapi sebelumnya, Anda perlu memahami terlebih dulu apa yang dimaksud dengan "motivasi".
Secara garis besar, motivasi ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Motivasi ekstrinsik, dan
Motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar, sedangkan
Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri kita sendiri.
Motivasi yang berasal dari luar bisa berupa medali, uang, penghargaan, gelar juara, pengakuan, dsb. Kendati 'menggiurkan', motivasi ekstrinsik ini hanya bersifat "jangka pendek", dalam artian kemungkinan besar Anda akan kehilangan motivasi Anda setelah semuanya itu Anda dapatkan.
Itulah sebabnya Anda membutuhkan motivasi intrinsik, motivasi yang sifatnya "jangka panjang" {perlu dicatat bahwa motivasi intrinsik ini tidak hanya bisa digunakan untuk memotivasi diri kita sendiri tetapi juga bisa dipakai untuk memotivasi orang lain. Jadi kalau Anda seorang coach, instruktur, sensei, CEO, manajer, ayah/ibu, suami/istri, postingan ini akan amat sangat berguna sekali bagi Anda}.
Silakan disimak
#1. Tujuan
Sederhana saja, kalau Anda tidak tahu apa yang menjadi tujuan dari apa yang Anda kerjakan, Anda tidak akan mempunyai motivasi untuk mengerjakannya.
Untuk tetap termotivasi, kita membutuhkan goal, dan goal tersebut harus masuk akal (jangan menargetkan menjadi seorang Dan 7 dalam waktu dua tahun misalnya).
Memiliki tujuan adalah salah satu dari 8 sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktisi beladiri, jadi, pastikan Anda tahu apa yang menjadi tujuan Anda.
Kalau tidak, motivasi Anda akan hilang secepat pacar Anda yang pergi meninggalkan Anda saat mengetahui mobil yang Anda pakai hanyalah pinjaman.
#2. Otonomi
Otonomi adalah keinginan kita untuk bebas, keinginan kita untuk tidak terkekang.
Tetapi bukan berarti kita akan bisa melakukan segala sesuatunya seorang diri. Dalam seni beladiri misalnya, kita tetap membutuhkan seorang sensei untuk membimbing kita, untuk menunjukkan kepada kita bagaimana caranya mengaplikasikan sebuah teknik dengan benar, untuk menuntun kita dalam menjalani "do".
Arti sebenarnya dari otonomi adalah:
Tidak pernah merasa dipaksa
Saya mengenal banyak praktisi beladiri yang berlatih seni beladiri tertentu karena "dipaksa" oleh orang tuanya yang adalah "petinggi" dalam seni beladiri yang bersangkutan. Pada awalnya mereka sangat bersemangat sekali untuk berlatih, tetapi setelah mencapai tingkatan tertentu (atau saat harus terpisah dari orang tuanya karena pekerjaan atau studi), mereka mulai mundur teratur dan akhirnya... cling, menghilang.
Kenapa?
Karena berlatih beladiri bukanlah pilihan yang dipilih dan diputuskannya sendiri melainkan dipaksakan kepadanya.
Kalau kita merasa bahwa apa yang akan kita lakukan adalah pilihan dan keputusan kita sendiri, kita tentunya akan lebih termotivasi untuk memulai, menjalani, dan menyelesaikannya.
Jadi pastikan Anda selalu memiliki otonomi dalam latihan beladiri Anda, terutama kalau itu ada kaitannya dengan tujuan--entah itu untuk turun dalam kejuaraan, mengikuti ujian kenaikan tingkat, untuk meningkatkan kepercayaan diri, supaya lebih bugar, atau hanya untuk mencari gebetan.
Dan pastikan kalau Anda-lah yang bertanggung jawab atas pilihan Anda itu dan bukan orang lain.
#3. Penguasaan
Penguasaan ini adalah apa yang kita persepsikan sebagai suatu kemajuan.
Untuk mempertahankan motivasi, kita harus merasakan "keberhasilan menguasai sesuatu" ini secara konstan. Karena itu penting bagi seorang pelatih, coach, atau sensei untuk memuji anak latih atau muridnya saat mereka berhasil menguasai sebuah teknik baru atau saat mereka mengalami kemajuan dalam latihannya (tetapi jangan terlalu berlebihan karena pujian berlebihan justru bisa menghambat perkembangan mereka).
Kita sangat membutuhkan pengakuan tersebut untuk terus berjalan menuju penguasaan sejati (walah bahasanya ;D) yang dalam seni beladiri disamakan (walaupun sebenarnya salah) oleh banyak orang dengan "simbol" sabuk hitam.
Sayangnya, kesalahan persepsi inilah (bahwa sabuk hitam adalah seorang ahli) yang mengakibatkan munculnya 'penyakit' yang saya sebut dengan "penyakitnya sabuk hitam" dengan gejala utama tiba-tiba kehilangan motivasi untuk berlatih karena merasa tidak ada lagi yang perlu dipelajari.
Itulah sebabnya Anda harus terus mengalami kemajuan kecil setiap saat, pastikan Anda selalu belajar sesuatu yang baru, darimanapun sumbernya, termasuk dari kohai Anda (saya pribadi justru merasa banyak belajar dari pemula yang baru memulai latihan beladirinya).
__________
Itulah dia resep rahasia ala Goblog untuk membantu Anda agar selalu memiliki motivasi tinggi.
Kalau Anda sudah memiliki motivasi intrinsik--dengan memegang tiga hal yaitu otonomi, penguasaan, dan tujuan--sekaligus motivasi ekstrinsik (penghargaan, uang, pengakuan), saya pastikan Andaakan menjadi seorang motivator tidak akan pernah kehilangan motivasi dalam segala hal apapun yang Anda kerjakan.
Dan yang jauh lebih penting, jangan hanya dibaca dan dipahami saja, tetapi segera terapkan detik ini juga. Terapkan pada diri Anda sendiri dan juga pada orang lain.
Sebuah kutipan yang cukup menarik.
Intinya adalah kalau kita menyukai (baca: mencintai) suatu aktivitas, tanpa punya motivasi pun kita akan mau (dan bahkan dengan senang hati) melakukannya.
Anda yang sering mengunjungi blog saya ini pastinya menyukai seni beladiri bukan? Anda selalu menunggu-nunggu hari latihan tiba, Anda juga diam-diam merasa bangga dengan lebam dan memar di kaki dan tangan Anda setelah selesai berlatih, bukan begitu? (atau cuma saya saja?).
Namun terkadang kita seperti kehilangan "motivasi" untuk berlatih, terkadang kita merasa kalau latihan beladiri adalah hal yang paling tidak ingin kita lakukan. Kita ingin bersantai. Kita ingin menonton tv, bermain video game, atau membaca buku. Kita ingin jalan-jalan dan cuci mata.
Jadi... dengan berat hati kita memutuskan untuk tidak berlatih beladiri hari ini.
Nggak masalah kan libur latihan sehari saja?
Tentu saja itu masalah, masalah besar bahkan.
Kok bisa?
Meski mungkin Anda tidak menyadarinya, Anda telah mulai membiasakan diri Anda dengan sebuah kebiasaan buruk. Awalnya mungkin akan terasa berat untuk meninggalkan latihan, tetapi lama-kelamaan Anda akan semakin "nyaman" dan semakin mudah menemukan alasan untuk ngeles dari latihan.
Memang sih tidak semua orang mengalaminya (contohnya saya ;p), tetapi kalau menjelang waktu latihan tiba Anda mengalami gejala-gejala seperti:
"Kepala saya agak pusing"
"Saya lagi sibuk ngerjain 'tugas'"
"Saya mau berangkat latihan tapi hujan"
"Dogi (seragam latihan) saya belum kering"
Anda perlu waspada.
Percayalah, sebagai pelatih, saya sudah banyak mendengar berbagai macam "alasan" seperti itu.
Dan hasil akhirnya akan selalu sama, orang yang dulunya sangat menyukai (baca: mencintai) latihan beladiri, yang sebelumnya tidak pernah melewatkan latihan beladiri sehari pun, tiba-tiba berhenti total dari latihan dan menghilang tanpa jejak.
Untuk mempertahankan motivasi--tidak hanya dalam seni beladiri tetapi juga dalam pekerjaan, studi, dan bahkan rumah tangga--ternyata rasa cinta atau rasa suka saja tidaklah cukup.
Kita butuh lebih dari "hanya" sekedar rasa cinta. Kita butuh sebuah resep, sebuah formula yang bisa mempertahankan motivasi kita agar tetap "greng". Sebuah trik jitu yang menjamin kita untuk selalu termotivasi apapun yang terjadi.
Untuk para Gobloger di luar sana, jangan kuatir, karena saya punya jawabannya.
Saya punya cara-cara rahasia untuk selalu mempertahankan motivasi Anda. Cara-cara yang pernah saya beberkan saat menjadi bintang tamu di acara Punch Andy, Merah Hitam, serta [bukan] Enam Mata, dan bahkan pernah disebut-sebut dalam pidato kenegaraan bapak Presiden Jaka Widodo.
Resep Jitu 1000% untuk Mempertahankan Motivasi Anda
Tetapi sebelumnya, Anda perlu memahami terlebih dulu apa yang dimaksud dengan "motivasi".
Secara garis besar, motivasi ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Motivasi ekstrinsik, dan
Motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar, sedangkan
Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri kita sendiri.
Motivasi yang berasal dari luar bisa berupa medali, uang, penghargaan, gelar juara, pengakuan, dsb. Kendati 'menggiurkan', motivasi ekstrinsik ini hanya bersifat "jangka pendek", dalam artian kemungkinan besar Anda akan kehilangan motivasi Anda setelah semuanya itu Anda dapatkan.
Ilustrasi orang yang kehilangan motivasi (gambar dari PublicDomainPictures) |
Silakan disimak
#1. Tujuan
Sederhana saja, kalau Anda tidak tahu apa yang menjadi tujuan dari apa yang Anda kerjakan, Anda tidak akan mempunyai motivasi untuk mengerjakannya.
Untuk tetap termotivasi, kita membutuhkan goal, dan goal tersebut harus masuk akal (jangan menargetkan menjadi seorang Dan 7 dalam waktu dua tahun misalnya).
Memiliki tujuan adalah salah satu dari 8 sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktisi beladiri, jadi, pastikan Anda tahu apa yang menjadi tujuan Anda.
Kalau tidak, motivasi Anda akan hilang secepat pacar Anda yang pergi meninggalkan Anda saat mengetahui mobil yang Anda pakai hanyalah pinjaman.
#2. Otonomi
Otonomi adalah keinginan kita untuk bebas, keinginan kita untuk tidak terkekang.
Tetapi bukan berarti kita akan bisa melakukan segala sesuatunya seorang diri. Dalam seni beladiri misalnya, kita tetap membutuhkan seorang sensei untuk membimbing kita, untuk menunjukkan kepada kita bagaimana caranya mengaplikasikan sebuah teknik dengan benar, untuk menuntun kita dalam menjalani "do".
Arti sebenarnya dari otonomi adalah:
Tidak pernah merasa dipaksa
Saya mengenal banyak praktisi beladiri yang berlatih seni beladiri tertentu karena "dipaksa" oleh orang tuanya yang adalah "petinggi" dalam seni beladiri yang bersangkutan. Pada awalnya mereka sangat bersemangat sekali untuk berlatih, tetapi setelah mencapai tingkatan tertentu (atau saat harus terpisah dari orang tuanya karena pekerjaan atau studi), mereka mulai mundur teratur dan akhirnya... cling, menghilang.
Kenapa?
Karena berlatih beladiri bukanlah pilihan yang dipilih dan diputuskannya sendiri melainkan dipaksakan kepadanya.
Kalau kita merasa bahwa apa yang akan kita lakukan adalah pilihan dan keputusan kita sendiri, kita tentunya akan lebih termotivasi untuk memulai, menjalani, dan menyelesaikannya.
Jadi pastikan Anda selalu memiliki otonomi dalam latihan beladiri Anda, terutama kalau itu ada kaitannya dengan tujuan--entah itu untuk turun dalam kejuaraan, mengikuti ujian kenaikan tingkat, untuk meningkatkan kepercayaan diri, supaya lebih bugar, atau hanya untuk mencari gebetan.
Dan pastikan kalau Anda-lah yang bertanggung jawab atas pilihan Anda itu dan bukan orang lain.
#3. Penguasaan
Penguasaan ini adalah apa yang kita persepsikan sebagai suatu kemajuan.
Untuk mempertahankan motivasi, kita harus merasakan "keberhasilan menguasai sesuatu" ini secara konstan. Karena itu penting bagi seorang pelatih, coach, atau sensei untuk memuji anak latih atau muridnya saat mereka berhasil menguasai sebuah teknik baru atau saat mereka mengalami kemajuan dalam latihannya (tetapi jangan terlalu berlebihan karena pujian berlebihan justru bisa menghambat perkembangan mereka).
Kita sangat membutuhkan pengakuan tersebut untuk terus berjalan menuju penguasaan sejati (walah bahasanya ;D) yang dalam seni beladiri disamakan (walaupun sebenarnya salah) oleh banyak orang dengan "simbol" sabuk hitam.
Sayangnya, kesalahan persepsi inilah (bahwa sabuk hitam adalah seorang ahli) yang mengakibatkan munculnya 'penyakit' yang saya sebut dengan "penyakitnya sabuk hitam" dengan gejala utama tiba-tiba kehilangan motivasi untuk berlatih karena merasa tidak ada lagi yang perlu dipelajari.
Itulah sebabnya Anda harus terus mengalami kemajuan kecil setiap saat, pastikan Anda selalu belajar sesuatu yang baru, darimanapun sumbernya, termasuk dari kohai Anda (saya pribadi justru merasa banyak belajar dari pemula yang baru memulai latihan beladirinya).
__________
Itulah dia resep rahasia ala Goblog untuk membantu Anda agar selalu memiliki motivasi tinggi.
Kalau Anda sudah memiliki motivasi intrinsik--dengan memegang tiga hal yaitu otonomi, penguasaan, dan tujuan--sekaligus motivasi ekstrinsik (penghargaan, uang, pengakuan), saya pastikan Anda
Dan yang jauh lebih penting, jangan hanya dibaca dan dipahami saja, tetapi segera terapkan detik ini juga. Terapkan pada diri Anda sendiri dan juga pada orang lain.
0 komentar:
Post a Comment