Pariwara

Followers

Cara Mudah Mencapai Kesempurnaan dalam Seni Beladiri

Posted by Yonatan Adi on 3:18 PM

Pernahkah Anda mendengar sebuah konsep dalam teori psikologi modern tentang disonansi kognitif?

Belum pernah? Sama donk ;D.

Menurut sensei Wick. I. Pedia, disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan yang kemudian memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.

Singkatnya adalah adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan.

Dalam teori psikologi, setiap manusia (saya dan Anda), memiliki dua "dunia":

[1] Dunia di "dalam" diri kita--yang berisi keinginan, harapan, kepercayaan, dan segala sesuatu yang kita pikirkan dan kita rasakan.

[2] Dunia "luar"--yang berisi tindakan, kejadian, dan segala sesuatu yang terjadi disekitar kita.

Kabar buruknya, dua dunia ini jarang sekali klop.

Contoh:
Anda ingin hari ini cerah, namun ternyata hujan.
Anda ingin peserta latihan hari ini banyak, tetapi hanya segelintir orang saja yang datang.
Anda naksir pada seseorang, tapi bicara dengan Anda saja doski ogah.

Dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Pada prinsipnya, dunia di dalam diri Anda hampir selalu bertentangan/ tidak sesuai dengan dunia luar.

Inilah yang oleh para ahli psikologi disebut sebagai disonansi kognitif--ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan.

Model disonansi kognitif

Akan sangat sulit, bahkan mungkin mustahil, bagi kita untuk mampu mengendalikan dunia luar agar bisa sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Untungnya hal itu tidaklah penting, karena yang lebih penting adalah bagaimana cara kita menyikapi dan mengambil tindakan atas segala sesuatu yang terjadi disekitar kita. Itulah yang akan menentukan karakter kita.

Dan tahukah Anda kalau tujuan latihan seni beladiri adalah mengembangkan karakter seseorang?

"Martial arts is not about fighting, it's about building character" ~ Funakoshi Gichin 

Lalu apakah dalam seni beladiri terdapat suatu cara untuk meng-klop-kan dua dunia itu?

Tentu saja ada.

Bahkan Anda sering melakukannya.

Jawabannya adalah jurus/ katapoomsae.

Dalam Shorinji kempo, hanya ada satu latihan yang identik dengan tiga istilah tersebut: Tan'en hokei atau yang oleh para kenshi (praktisi shorinji kempo) biasa disebut dengan "ken".

Bagaimana tan'en hokei melakukannya?

Karena ada 11 "ken" dalam Shorinji kempo, saya ambil contoh salah satu saja yaitu "ten chi ken" [Anda tentunya tahu bukan kalau ten chi ken I - VI sebenarnya merupakan satu rangkaian?].

Sekarang coba visualisasikan diri Anda sedang berlatih ten chi ken di dalam pikiran Anda. Dalam benak Anda lakukan ten chi ken tersebut sampai selesai dan--ini yang penting--harus sempurna.

Ya, Anda tidak salah baca, harus sempurna, dalam artian tidak ada kesalahan sekecil apapun dalam setiap detil gerakannya.

Sudah?

Bagus

Langkah berikutnya adalah wujudkan visualisasi Anda itu dalam gerakan fisik.

Yoi?! Ichi!!

"Tu... tunggu sebentar Yonatan-senpai... mana mungkin saya melakukannya dengan sempurna?"

Benar sekali.

Anda tidak akan bisa melakukan ten chi ken ini sama sempurnanya dengan yang Anda 'lakukan' dalam pikiran Anda.

Jadi...

... kenapa Anda masih saja berharap semuanya akan berjalan sempurna sesuai dengan keinginan Anda?

Tidak akan mungkin mas bro...

Itulah kehidupan.

Dan berlatih tan'en hokei dengan cara ini akan membuat kita menyadari dan menerima kenyataan itu, kenyataan bahwa hidup ini tidaklah sempurna.

Kita seringkali mempunyai ekspektasi yang muluk-muluk (dan tidak masuk akal) dan berharap harapan itu akan terwujud (yang sangat jarang sekali terjadi betewe). Latihan jurus/ katapoomsaetan'en hokei inilah yang akan menjadi jembatan yang menghubungkan dunia luar dengan dunia di dalam diri kita.

Latihan jurus/ kata/ poomsae/ tan'en hokei akan membantu kita untuk menerima kenyataan kalau harapan dan realita itu berbeda.

Dengan memvisualisasikan jurus/ kata/ poomsae/ tan'en hokei yang "sempurna" di dalam pikiran kita dan berusaha untuk mewujudkannya dalam kenyataan, perlahan tapi pasti, kita akan menyelaraskan ekspektasi dengan realita, mengharmonisasikan niat dengan tindakan kita.

Semakin sering kita berlatih, gerakan kita tentu saja juga akan semakin bagus, dan mungkin saja suatu saat nanti kita akan mencapai kesempurnaan...

Gambar dari QuotesEverlasting
... atau tidak.

Karena seperti halnya kehidupan, tidak ada yang namanya jurus/ kata/ poomsae/ tan'en hokei yang "sempurna".

Namun justru itulah inti dari latihan seni beladiri: kesempurnaan bukanlah tujuannya, perjalanan menuju kesana-lah yang menjadi tujuan utama kita. Dan itulah kenapa seni beladiri disebut sebagai "do" (jalan hidup). Kita tidak harus (dan tidak mungkin) menjadi sempurna tetapi selalu berusahalah untuk menjadi sempurna.

Setuju dengan saya?


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:18 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB