Anda tentunya sudah menonton pertandingan antara Conor McGregor melawan Floyd "Money" Mayweather, bukan?
Terus terang, saya sedikit kecewa dengan pertandingan ini. Bukan karena hasil dari pertandingan tersebut, yang dimenangkan oleh Mayweather pada ronde ke-10 dengan TKO, tetapi karena pertandingan tersebut dilangsungkan dengan memakai peraturan pertandingan boxing. Saya, dan banyak penggila seni beladiri yang lain, tentunya (sempat) berharap pertandingan tersebut akan dilangsungkan "tanpa aturan" layaknya pertandingan MMA.
Meskipun begitu, (menurut saya) kita bisa mengambil banyak pelajaran dari pertandingan antara dua juara dunia di dua cabang olahraga yang berbeda ini.
"Pelajaran apa Yonatan-san? Bahwa olahraga boxing atau tinju lebih hebat daripada olahraga MMA?" Tentu saja bukan. Seperti yang sudah sering saya singgung di blog milik saya ini, saya berkeyakinan teguh (walah bahasanya) bahwa tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri lain, yang ada adalah praktisi beladiri yang lebih hebat daripada praktisi beladiri lain.
"Oo... saya tahu, Mayweather lebih hebat daripada McGregor?" Gak gitu juga. Mayweather adalah seorang petinju sedangkan McGregor adalah seorang fighter MMA. Tentu saja--di pertandingan yang menggunakan peraturan boxing--99% McGregor akan mengalami kekalahan. Ini sama saja dengan mempertandingkan seorang petenis profesional melawan seorang pebulutangkis profesional dalam pertandingan badminton yang tentu saja 99% akan dimenangkan oleh si pebulutangkis.
Lantas apa pelajaran yang bisa kita ambil?
Terus terang, saya sedikit kecewa dengan pertandingan ini. Bukan karena hasil dari pertandingan tersebut, yang dimenangkan oleh Mayweather pada ronde ke-10 dengan TKO, tetapi karena pertandingan tersebut dilangsungkan dengan memakai peraturan pertandingan boxing. Saya, dan banyak penggila seni beladiri yang lain, tentunya (sempat) berharap pertandingan tersebut akan dilangsungkan "tanpa aturan" layaknya pertandingan MMA.
Meskipun begitu, (menurut saya) kita bisa mengambil banyak pelajaran dari pertandingan antara dua juara dunia di dua cabang olahraga yang berbeda ini.
"Pelajaran apa Yonatan-san? Bahwa olahraga boxing atau tinju lebih hebat daripada olahraga MMA?" Tentu saja bukan. Seperti yang sudah sering saya singgung di blog milik saya ini, saya berkeyakinan teguh (walah bahasanya) bahwa tidak ada seni beladiri yang lebih hebat daripada seni beladiri lain, yang ada adalah praktisi beladiri yang lebih hebat daripada praktisi beladiri lain.
"Oo... saya tahu, Mayweather lebih hebat daripada McGregor?" Gak gitu juga. Mayweather adalah seorang petinju sedangkan McGregor adalah seorang fighter MMA. Tentu saja--di pertandingan yang menggunakan peraturan boxing--99% McGregor akan mengalami kekalahan. Ini sama saja dengan mempertandingkan seorang petenis profesional melawan seorang pebulutangkis profesional dalam pertandingan badminton yang tentu saja 99% akan dimenangkan oleh si pebulutangkis.
Lantas apa pelajaran yang bisa kita ambil?
Gambar dari maxpixel.freegreatpicture.com |
Dalam pertandingan olahraga apapun, syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang atlet adalah stamina yang prima. Selain wajib memiliki mental yang kuat serta teknik yang bagus, seorang praktisi beladiri juga harus memiliki stamina yang prima.
Dan sebelum saya dikeroyok oleh para penggemar McGregor ;D, tidak, stamina Mc Gregor tidak lebih buruk daripada stamina Mayweather. Tetapi perlu diperhatikan bahwa aturan pertandingan tinju dan MMA sangatlah berbeda.
- Dari segi lamanya pertandingan, pertandingan tinju profesional bisa berlangsung selama 10-12 ronde (durasi masing-masing ronde adalah 3 menit) dengan istirahat 1 menit diantara satu ronde dengan ronde berikutnya. Bandingkan dengan pertandingan MMA yang "hanya" berlangsung selama 3-5 ronde (durasi masing-masing ronde adalah 5 menit) dengan istirahat 1 menit diantara satu ronde dengan ronde berikutnya. Meskipun secara total hampir sama [30-36 menit untuk tinju dan 15-25 menit untuk MMA], tentunya dibutuhkan strategi yang berbeda untuk "menghemat" tenaga.
- Dari segi "beban" yang harus dibawa, gloves dalam pertandingan tinju memiliki bobot sekitar 8-10 ons (227-284 gram) sedangkan gloves dalam pertandingan MMA hanya berbobot 4-6 ons (113-170 gram) saja. Walaupun mungkin tidak berbeda jauh, tetapi tetap saja menguras stamina kalau tidak terbiasa.
- Belum lagi efek "kerusakan" yang ditimbulkan oleh gloves tinju yang lebih besar daripada gloves MMA.
#2. Tidak ada seni beladiri yang paling hebat, yang ada adalah seni beladiri yang lebih efektif untuk situasi tertentu
Boxing atau tinju adalah olahraga yang mempunyai spesialisasi di standing fight, sedangkan MMA [meskipun McGregor lebih banyak memenangkan pertandingan MMA dengan "tinju"-nya (18 KO berbanding dengan 1 submission)] lebih terspesialisasi di groundfight. Dan seperti analogi saya di awal postingan ini, kalau saja pertandingan antara Mayweather dengan McGregor dilangsungkan menggunakan aturan MMA, hasilnya mungkin akan sangat berbeda.
#3. Pengalaman adalah guru terbaik
Mayweather sudah berkarir di atas ring tinju profesional selama 20 tahun, dan sudah melakukan (dan memenangkan) pertandingan sebanyak 49 kali. Sedangkan bagi McGregor, ini adalah pertandingan tinju profesional-nya yang pertama.
#4. Usia bukanlah penghalang bagi kita untuk berprestasi
Mayweather yang sudah berusia 40 tahun--dengan pengalamannya--masih mampu "melayani" McGregor yang berusia 12 tahun lebih muda. Dan karena Mayweather menyatakan bahwa pertandingannya melawan McGregor ini adalah pertandingan terakhirnya dan akan menggantung sarung tinju alias pensiun setelahnya, Mayweather mengakhiri karir tinju-nya tanpa cacat (50 kali kemenangan tanpa mengalami satu pun kekalahan). Kalau Anda ingin menjadi seperti Mayweather, silakan membaca tips dan trik supaya tidak pernah kalah dalam perkelahian di blog saya ini.
Itulah dia beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari pertandingan antara petinju Floyd Mayweather melawan petarung MMA Conor McGregor. Dan sebelum saya dicap sok tahu (lagi), saya bukan seorang pengamat olahraga profesional, semua analisa saya di atas adalah pendapat saya pribadi dan hanya sebatas pengetahuan saya saja. Karena itu saya tunggu kritik dan saran (yang membangun) dari teman-teman pembaca semuanya.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment