Pariwara

Followers

Spiritual, Aspek Seni Beladiri yang Terlupakan

Posted by Yonatan Adi on 2:28 PM

Siapa bilang bermain game itu bikin bodoh? Pengetahuan "langka" ini justru saya dapatkan saat bermain video game.

Sewaktu saya memainkan game berjudul "The Legend of Heroes: Trails in the Sky - the Second Chapter", saya sempat dibikin kaget (dan sedikit tidak percaya) dengan ucapan dari salah seorang NPC (non playable character) yang kurang lebih berkata seperti ini: "[...] as a bonus, I'll give this thing to you gratis". Yup, Anda nggak salah baca. Gratis. G - R - A - T - I - S.

Penasaran, saya kemudian bertanya kepada sensei Gugel, dan mendapatkan jawaban bahwa "gratis" ternyata adalah kosakata dalam bahasa Inggris. Menurut senpai wikipedia, "gratis" berarti "the process of providing goods or services without monetary compensation" atau dengan kata lain, proses menyediakan barang atau jasa secara "gratis".

Selama ini saya mengira kalau bahasa Inggris dari "gratis" itu adalah "free" (yang tidak hanya berarti "tanpa biaya" tetapi juga bisa berarti bebas, tidak terkekang), dan ternyata saya benar...



-benar salah :D.


__________

Banyak orang mengira bahwa seni beladiri hanyalah mengajarkan jurus, teknik, ataupun cara-cara untuk berkelahi (baca: membela diri) saja, akan tetapi--seperti halnya saya yang salah mengira kalau kata "gratis" adalah kosakata dalam bahasa Indonesia--mereka salah.

Selain mengajarkan cara-cara dan metode untuk mem-beladiri (secara namanya aja seni beladiri), seni beladiri juga mengajarkan banyak hal positif kepada para praktisinya. Beberapa diantaranya adalah sikap bushido, menghargai diri sendiri dan orang lain, sabar, pantang menyerah, dan banyak lagi yang lain (Anda yang sering membaca blog saya ini tentunya sudah tahu).

Tetapi, satu hal yang--jangankan oleh orang awam, praktisinya pun juga--sering tidak diketahui/ dilupakan adalah bahwa seni beladiri juga melatih aspek spiritual (bukan hanya mental) dari praktisinya.

Di Shorinji kempo misalnya, pelatihan spiritual ini salah satunya dilakukan dalam bentuk meditasi duduk atau yang biasa disebut dengan "sazen".
 
Photo creditjennyzhh2008
Sazen ini dilakukan dengan cara duduk dalam posisi "setengah lotus" (anza), dengan mata yang sedikit terbuka (meimoku). Para kenshi (praktisi Shorinji kempo) kemudian berkonsentrasi (bukan fokus) pada napas dan menenangkan pikirannya untuk mempersiapkan diri menjalani sesi latihan hari itu.

Inilah yang seringkali disalahartikan. Banyak orang (termasuk saya duluuu :D) menyalahartikan "menenangkan" pikiran dengan "mengosongkan" pikiran. Kenyataannya adalah (kejutan!) Anda tidak akan pernah bisa mengosongkan pikiran Anda. Semakin Anda berusaha, semakin "ramai" pula pikiran Anda.

"Aku berpikir, karena itu aku ada" ~ Rene Descartes

Yang dimaksudkan dengan menenangkan pikiran disini adalah tidak menghiraukan pikiran kita dan hanya berkonsentrasi pada napas kita saja, dengan menikmati proses masuk dan keluarnya udara ke/ dari tubuh kita.

Sebaiknya, sazen atau meditasi ini dilakukan secara rutin setiap hari (tidak hanya sebelum berlatih beladiri saja) selama minimal 15 menit. Anda bisa membaca cara untuk bermeditasi ini secara lengkap di postingan saya tentang meditasi dan beladiri.

Konon katanya, para samurai dan ninja di jaman feodal Jepang juga mempraktekkan meditasi ini untuk meningkatkan penguasaan seni beladiri kenjutsu dan ninjutsu-nya

Dengan melakukan sazen secara rutin (selain melatih fisik dan mental kita melalui latihan teknik-teknik "jasmaniah" beladiri), berarti kita telah melatih spirit atau jiwa kita sehingga tercapailah tujuan dari budo (seni beladiri) itu sendiri yaitu melatih serta menguatkan tubuh, pikiran, dan jiwa. Fisik, mental, dan spiritual. Shin - gi - tai.

Semoga bermanfaat.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:28 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB