Pernah menerima info seperti ini?
"Penting!! Sebarkan ke teman-teman dan orang-orang yang Anda sayangi.
MINUM BANYAK AIR PUTIH DI MALAM HARI BISA MEMBUAT ANDA TERKENA HIV.
Sebuah penelitian di Universitas Weissritter Jerman mengungkapkan fakta yang sangat mengejutkan, HIV ternyata bisa disebabkan oleh minum air putih di malam hari. Para peneliti menyebutkan bahwa HIV bisa berkembang dengan cepat bila berada di lingkungan bersuhu rendah. Karena itu, para peneliti menyarankan untuk menghindari minum air (terutama air dingin/es) di malam hari pada pukul 21.00 - 01.00 karena resiko terjangkit HIV sangat besar. Untungnya, HIV ini berbeda dengan HIV pada umumnya karena dapat disembuhkan. Cara mengobati HIV jenis ini, menurut para ahli, adalah dengan buang air kecil segera setelah Anda merasakan gejala-gejala HIV.
HIV = Hasrat Ingin Vivis 😂😂😂"
Informasi yang biasanya disebarkan melalui grup whatsapp ini, memang hanya berupa guyonan, tapi banyak juga lho yang gara-gara membaca "informasi" ini mengira bahwa HIV (dikira Human Immunodeficiency Virus) benar-benar bisa menular lewat air putih.
Kok bisa? Bukannya di bagian akhir dijelaskan bahwa HIV yang dimaksud bukanlah virus penyebab AIDS melainkan Hasrat Ingin Vivis?
Karena informasi tersebut tidak dibaca sampai habis, itulah sebabnya.
Kembali ke niche blog ini...
Anda pastinya pernah (atau bahkan sering??) mendengar pendapat yang menyebutkan bahwa seni beladiri hanya mengajarkan kekerasan, atau seni beladiri hanya mengajarkan cara-cara untuk berkelahi saja. Pendapat tersebut memang ada benarnya. Lagian, siapa yang mau bergabung dengan suatu organisasi beladiri kalau di organisasi tersebut tidak diajarkan teknik-teknik untuk "berkelahi"?
Tetapi yang jarang diketahui (terutama oleh orang awam) adalah seni beladiri tidak "hanya" mengajarkan kekerasan ataupun cara-cara untuk berkelahi saja. Bahkan dalam gendai budo (seni beladiri modern) perkembangan karakter justru lebih diutamakan daripada teknik beladiri-nya (tanpa melupakan teknik-teknik beladiri-nya tentu saja),seperti yang dikatakan oleh salah seorang pionir karate modern, Funakoshi Gichin: "Martial arts is not about fighting, it's about building character".
Lalu darimana pendapat yang salah tersebut berasal?
Kemungkinan besar pendapat tersebut mencuat karena kurang lengkapnya pengetahuan tentang seni beladiri yang memang kalau dilihat sekilas "hanya" mengajarkan cara-cara menendang, memukul, membanting, dan atau mengunci [yang dibarengi dengan berteriak-teriak nggak jelas]. Hal ini diperparah dengan banyaknya oknum praktisi beladiri yang "menyalahgunakan" pengetahuan beladiri-nya.
Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai orang yang bergelut di bidang per-seni beladiri-an untuk menjelaskan sejelas-jelasnya perihal seni yang kita cintai bersama ini kepada orang awam.
Saat sedang mendemokan seni beladiri kepada khalayak ramai misalnya, jangan hanya menunjukkan teknik-teknik beladiri-nya seperti kihon, kata/jurus, aplikasi, atau tameshiwari (memecahkan/mematahkan benda) saja, jelaskan juga filosofi beladiri-nya, jelaskan (dan tunjukkan) bahwa seni beladiri juga mengajarkan banyak hal positif [seperti kedisiplinan (samu dan kyakka shoko), etika (rei/gassho), sikap bushido/ksatria, kepemimpinan, kesabaran, tanggung jawab, dan suka mengalah], jelaskan bahwa teknik-teknik beladiri tidak boleh digunakan sembarangan dan hanya boleh dipakai dalam keadaan sangat terpaksa.
Dengan begitu, seni beladiri (dan praktisinya) tidak lagi dipandang sebelah mata, dan hanya dilihat sisi negatifnya saja [saya tidak memungkiri bahwathe force seni beladiri, seperti halnya bidang-bidang kehidupan yang lain, juga memiliki dark side sisi negatif].
Dan untuk Anda yang awam dengan seni beladiri, jangan terburu-buru menilai bahwa seni beladiri adalah sesuatu yang buruk sebelum Anda mendapatkan informasi selengkap mungkin yang berasal dari sumber yang kompeten. Anda bisa bertanya dan mendapatkan informasi yang lengkap (dan benar) dengan mengunjungi dojo/dojang/padepokan/gym beladiri terdekat serta ngobrol dengan sensei/pelatih/instruktur di tempat-tempat tersebut. Atau lebih baik lagi apabila Anda mencoba masuk ke dalam suatu organisasi beladiri, karena akan lebih mudah menilai sesuatu (dengan benar) kalau Anda berada di "dalamnya" dan bukan dari luar saja.
Tidak ada sesuatupun (termasuk seni beladiri) yang buruk, orangnya-lah yang membuat sesuatu itu menjadi buruk, seperti kata guru besar Shorinji kempo, Doshin So: "Hito, hito, hito, subete wa hito no shitsu ni aru" (orangnya, orangnya, orangnya, segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat orangnya).
"Penting!! Sebarkan ke teman-teman dan orang-orang yang Anda sayangi.
MINUM BANYAK AIR PUTIH DI MALAM HARI BISA MEMBUAT ANDA TERKENA HIV.
Sebuah penelitian di Universitas Weissritter Jerman mengungkapkan fakta yang sangat mengejutkan, HIV ternyata bisa disebabkan oleh minum air putih di malam hari. Para peneliti menyebutkan bahwa HIV bisa berkembang dengan cepat bila berada di lingkungan bersuhu rendah. Karena itu, para peneliti menyarankan untuk menghindari minum air (terutama air dingin/es) di malam hari pada pukul 21.00 - 01.00 karena resiko terjangkit HIV sangat besar. Untungnya, HIV ini berbeda dengan HIV pada umumnya karena dapat disembuhkan. Cara mengobati HIV jenis ini, menurut para ahli, adalah dengan buang air kecil segera setelah Anda merasakan gejala-gejala HIV.
HIV = Hasrat Ingin Vivis 😂😂😂"
Informasi yang biasanya disebarkan melalui grup whatsapp ini, memang hanya berupa guyonan, tapi banyak juga lho yang gara-gara membaca "informasi" ini mengira bahwa HIV (dikira Human Immunodeficiency Virus) benar-benar bisa menular lewat air putih.
Kok bisa? Bukannya di bagian akhir dijelaskan bahwa HIV yang dimaksud bukanlah virus penyebab AIDS melainkan Hasrat Ingin Vivis?
Karena informasi tersebut tidak dibaca sampai habis, itulah sebabnya.
Photo credit: Ron Mader |
Anda pastinya pernah (atau bahkan sering??) mendengar pendapat yang menyebutkan bahwa seni beladiri hanya mengajarkan kekerasan, atau seni beladiri hanya mengajarkan cara-cara untuk berkelahi saja. Pendapat tersebut memang ada benarnya. Lagian, siapa yang mau bergabung dengan suatu organisasi beladiri kalau di organisasi tersebut tidak diajarkan teknik-teknik untuk "berkelahi"?
Tetapi yang jarang diketahui (terutama oleh orang awam) adalah seni beladiri tidak "hanya" mengajarkan kekerasan ataupun cara-cara untuk berkelahi saja. Bahkan dalam gendai budo (seni beladiri modern) perkembangan karakter justru lebih diutamakan daripada teknik beladiri-nya (tanpa melupakan teknik-teknik beladiri-nya tentu saja),seperti yang dikatakan oleh salah seorang pionir karate modern, Funakoshi Gichin: "Martial arts is not about fighting, it's about building character".
Lalu darimana pendapat yang salah tersebut berasal?
Kemungkinan besar pendapat tersebut mencuat karena kurang lengkapnya pengetahuan tentang seni beladiri yang memang kalau dilihat sekilas "hanya" mengajarkan cara-cara menendang, memukul, membanting, dan atau mengunci [yang dibarengi dengan berteriak-teriak nggak jelas]. Hal ini diperparah dengan banyaknya oknum praktisi beladiri yang "menyalahgunakan" pengetahuan beladiri-nya.
Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai orang yang bergelut di bidang per-seni beladiri-an untuk menjelaskan sejelas-jelasnya perihal seni yang kita cintai bersama ini kepada orang awam.
Saat sedang mendemokan seni beladiri kepada khalayak ramai misalnya, jangan hanya menunjukkan teknik-teknik beladiri-nya seperti kihon, kata/jurus, aplikasi, atau tameshiwari (memecahkan/mematahkan benda) saja, jelaskan juga filosofi beladiri-nya, jelaskan (dan tunjukkan) bahwa seni beladiri juga mengajarkan banyak hal positif [seperti kedisiplinan (samu dan kyakka shoko), etika (rei/gassho), sikap bushido/ksatria, kepemimpinan, kesabaran, tanggung jawab, dan suka mengalah], jelaskan bahwa teknik-teknik beladiri tidak boleh digunakan sembarangan dan hanya boleh dipakai dalam keadaan sangat terpaksa.
Dengan begitu, seni beladiri (dan praktisinya) tidak lagi dipandang sebelah mata, dan hanya dilihat sisi negatifnya saja [saya tidak memungkiri bahwa
Dan untuk Anda yang awam dengan seni beladiri, jangan terburu-buru menilai bahwa seni beladiri adalah sesuatu yang buruk sebelum Anda mendapatkan informasi selengkap mungkin yang berasal dari sumber yang kompeten. Anda bisa bertanya dan mendapatkan informasi yang lengkap (dan benar) dengan mengunjungi dojo/dojang/padepokan/gym beladiri terdekat serta ngobrol dengan sensei/pelatih/instruktur di tempat-tempat tersebut. Atau lebih baik lagi apabila Anda mencoba masuk ke dalam suatu organisasi beladiri, karena akan lebih mudah menilai sesuatu (dengan benar) kalau Anda berada di "dalamnya" dan bukan dari luar saja.
Tidak ada sesuatupun (termasuk seni beladiri) yang buruk, orangnya-lah yang membuat sesuatu itu menjadi buruk, seperti kata guru besar Shorinji kempo, Doshin So: "Hito, hito, hito, subete wa hito no shitsu ni aru" (orangnya, orangnya, orangnya, segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat orangnya).
0 komentar:
Post a Comment