Anda pastinya pernah (atau bahkan sering) ditegur oleh pelatih beladiri Anda saat sedang berlatih. Teguran itu bisa bermacam-macam, mulai dari kamae yang jelek, kurang bersemangat, ogah-ogahan, sampai dengan pemakaian obi yang kurang rapi.
Seringkali kita merasa bosan karena selalu saja ditegur, tetapi tahukah Anda bahwa pelatih beladiri Anda sebenarnya juga bosan terus-terusan menegur Anda? Namun para pelatih kita--walaupun bosan--akan terus menegur kita karena yang mereka inginkan adalah supaya kita bisa berkembang dalam seni beladiri yang kita pelajari.
Berikut ini adalah beberapa teguran yang akan selalu kita dengar:
#1:
"Tekuk lututmu"
"Tekuk lututmu"
Dalam seni beladiri, kamae (atau yang sering salah kita artikan sebagai kuda-kuda) adalah salah satu hal yang sangat penting. Kamae tidak hanya mencerminkan kesiapan kita secara fisik saja tetapi juga secara mental.
Salah satu unsur penting dari kamae adalah keseimbangan. Keseimbangan akan kita dapatkan kalau pusat gravitasi tubuh kita--yang terletak di tanden--berada sedekat mungkin dengan permukaan tanah. Semakin dekat jarak antara tanden dengan permukaan tanah, keseimbangan kita akan semakin baik, tetapi kecepatan kita akan semakin berkurang.
Karena itulah pelatih kita sering mengingatkan supaya kita sedikit menekuk lutut saat berdiri (kamae). Dengan menekuk lutut (dengan sudut sekitar 15-30 derajat), kita akan mendapatkan keseimbangan yang cukup baik sekaligus masih bisa mempertahankan kecepatan kita.
Karena itulah pelatih kita sering mengingatkan supaya kita sedikit menekuk lutut saat berdiri (kamae). Dengan menekuk lutut (dengan sudut sekitar 15-30 derajat), kita akan mendapatkan keseimbangan yang cukup baik sekaligus masih bisa mempertahankan kecepatan kita.
Bicara tentang keseimbangan mengingatkan kita pada...
#2:
"Jangan membungkuk"
Unsur lain--selain pusat gravitasi yang rendah--yang harus dipenuhi untuk mendapatkan keseimbangan yang baik adalah punggung atau tulang belakang yang lurus (tidak bungkuk).
Ingat bahwa membungkuk tidak sama dengan mencondongkan badan. Dalam banyak aliran seni beladiri, saat kita melakukan teknik pukulan atau tendangan biasanya badan akan dicondongkan ke arah tertentu untuk mendapatkan tenaga tambahan dari berat badan. Tetapi kalau kita membungkukkan badan, bukan tenaga tambahan yang akan kita dapatkan melainkan keseimbangan kita-lah yang akan terganggu.
#3:
"Putar pinggulmu"
"Putar pinggulmu"
Dalam seni beladiri atau cabang olahraga lain yang mengandalkan teknik pukulan (seperti karate dan boxing), putaran pinggul dianggap lebih penting daripada kekuatan otot lengan itu sendiri.
Bobot lengan (plus tangan) hanyalah sekitar 5% dari berat badan kita. Misalnya berat badan Anda 60 kg, kalau Anda memukul hanya dengan menggunakan kekuatan otot lengan saja maka Anda hanya akan mendapatkan tenaga pukulan sebesar 3 kg (5% dari 60 kg) ditambah dengan kekuatan otot lengan itu sendiri, tetapi kalau Anda melancarkan pukulan sambil memutar pinggul Anda searah dengan arah pukulan (atau lebih tepatnya Anda 'mencambukkan' pinggul Anda searah dengan arah pukulan sesaat sebelum Anda melancarkan pukulan) Anda akan menambahkan seluruh bobot berat badan Anda ke dalam pukulan Anda.
#4:
"Kiai!!"
Kiai adalah harmonisasi tenaga luar dengan tenaga 'dalam' kita. Cara melatihnya adalah dengan mengeluarkan teriakan saat melakukan gerakan memukul, menendang, maupun menangkis. Tapi yang perlu diingat teriakan tersebut tidak boleh berasal dari tenggorokan melainkan berasal dari perut (tepatnya tanden) Anda -- sama seperti ketika Anda sedang bernyanyi.
#5:
"Santai, rileks, dan jangan tegang"
"Santai, rileks, dan jangan tegang"
Inilah yang sering kita lakukan, kita berpikir bahwa latihan beladiri adalah aktivitas super serius yang mengharuskan kita untuk selalu fokus dan tegang sepanjang waktu. Konsentrasi (bukan fokus) memang sangat dibutuhkan dalam latihan beladiri, tetapi kalau Anda terlalu tegang (secara fisik dan/ atau mental) Anda tidak akan bisa bergerak dan menghasilkan tenaga dengan optimal.
Karena itu walaupun pelatih Anda sangat disiplin (dan juga galak), usahakan untuk tetap tenang dan santai, karena itu juga merupakan salah satu tujuan latihan beladiri, tetap tenang walaupun dalam tekanan.
Nyambung ke...
#6:
"Jangan lupa tersenyum"
"Jangan lupa tersenyum"
Bukan berarti Anda harus terus tersenyum di sepanjang sesi latihan (karena Anda sedang berlatih beladiri bukan menjadi pemandu sorak). Anda harus serius saat berlatih. Tersenyumlah saat sedang rehat dan/ atau setelah Anda selesai melakukan sparring atau melakukan kata. Tersenyum akan membuat Anda lebih santai dan rileks.
#7:
"Atur napas"
Photo credit: seanbjack |
"Atur napas"
Bernapas adalah hal yang sangat vital untuk kelangsungan hidup kita, tetapi ironisnya kita sering kali 'lupa' bernapas (baca: menahan napas) saat sedang melakukan teknik pukulan/ tendangan misalnya (dan terengah-engah setelahnya).
Salah satu 'pengingat' kita untuk bernapas adalah kiai, karena untuk bisa ber-kiai dengan baik kita harus mengeluarkan udara dari paru kita (untuk bisa mengeluarkan udara kita harus menghirup udara terlebih dulu).
Ada banyak cara/ teknik bernapas (yang berbeda antara satu seni beladiri dengan seni beladiri yang lain), silakan bertanya pada pelatih beladiri Anda. Intinya adalah jangan sampai 'lupa' bernapas.
"In order to harmonize your soul, you must harmonize your breathing" -- Mabuni Kenei
#8:
"Datang tepat waktu"
Anda pastinya tahu bahwa latihan beladiri dimulai dengan pemanasan dan latihan dasar (kihon). Kalau Anda datang terlambat Anda pasti akan terburu-buru melakukan pemanasan (sendirian pula) dan bahkan mungkin ketinggalan kihon, padahal keduanya adalah dua hal yang sangat penting. Tanpa pemanasan yang cukup, tubuh Anda akan kurang siap untuk berlatih dan beresiko mengalami cedera, sedangkan kihon adalah sesi latihan yang paling penting.
"Datang tepat waktu"
Image dari maxpixel.freegreatpicture.com |
#9:
"Lupakan (untuk sementara) masalahmu"
Kita semua punya kesibukan di luar latihan beladiri: kerja, kuliah, sekolah, merawat anak, dan sebagainya. Kita juga punya banyak masalah yang harus diselesaikan: membayar tagihan telpon, tagihan PDAM, membayar pajak, dan sebagainya. Tetapi itu semua tidak boleh Anda bawa ke tempat latihan (dojo).
Sesuai dengan namanya--'DO' ('jalan hidup') - 'JO' (tempat)--dojo adalah tempat dimana kita belajar 'jalan hidup' melalui latihan beladiri. Di tempat ini tidak boleh ada pengganggu yang bernama masalah duniawi.
Lupakan sejenak masalah-masalah Anda (sayangnya masalah-masalah tersebut tidak akan menghilang namun masih tetap ada saat Anda keluar dari dojo ;p). Anda tidak akan pernah bisa berkembang dalam seni beladiri kalau hati dan pikiran Anda masih saja memikirkan masalah-masalah di luar dojo. Jangan sia-siakan waktu latihan Anda untuk memikirkan masalah duniawi.
__________
Itulah dia beberapa hal yang sering kali diingatkan (bahkan sampai bosan) oleh pelatih beladiri kita. Apakah pelatih beladiri Anda sering mengingatkan Anda tentang hal-hal yang belum ada di postingan ini? Kalau iya, tidak usah sungkan untuk mendiskusikannya di kolom komentar.
__________
Itulah dia beberapa hal yang sering kali diingatkan (bahkan sampai bosan) oleh pelatih beladiri kita. Apakah pelatih beladiri Anda sering mengingatkan Anda tentang hal-hal yang belum ada di postingan ini? Kalau iya, tidak usah sungkan untuk mendiskusikannya di kolom komentar.
0 komentar:
Post a Comment