Pariwara

Followers

Ikan Paus, Singa, dan Kihon

Posted by Yonatan Adi on 2:11 PM

Apa yang biasa Anda lakukan untuk mengisi waktu luang Anda di malam hari?

Yang saya maksud waktu luang disini adalah waktu santai sesudah Anda makan malam, setelah Anda menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab Anda, dan sebelum Anda naik ke peraduan untuk terlelap tidur.

Main game? Itu mah saya ;).

Kebanyakan orang (paling tidak yang saya kenal sih) menghabiskan waktu santainya itu dengan menonton televisi.

Tetapi bagaimana kalau saya memberi alternatif lain (daripada nonton acara tv yang sebagian besar tidak mendidik; dan juga untuk memberi contoh baik bagi putra-putri Anda)?

Kalau Anda meluangkan waktu 15 menit saja setiap harinya untuk membaca buku, maka dalam waktu setahun Anda akan menyelesaikan sekitar 15 buah buku.

Misalkan Anda membaca buku tentang filsafat 15 menit setiap harinya, maka dalam 7 tahun Anda akan selesai membaca 100 buku filsafat, dan Anda akan menjadi orang yang paling bijaksana se-alam semesta, emejing bukan?

Dan Anda bisa melakukannya hanya dengan meluangkan waktu 15 menit saja setiap harinya untuk membaca buku.

Apa yang ingin saya sampaikan disini?

Bayangkan saja seandainya saya meminta Anda seperti ini: "Bacalah 100 buah buku (yang positif tentu saja ;p), dan Anda akan mendapatkan banyak sekali faedah".

Apakah Anda akan melakukannya? Kemungkinan (sangat) besar tidak. Bukan karena Anda malas atau karena "emang loe siapa nyuruh-nyuruh gue", tapi karena Anda bingung, kapan, dimana, dan bagaimana Anda memulainya.

Itu sama saja dengan meminta Anda untuk memakan habis seekor ikan paus beluga hanya dalam sekali lahap! (anggap saja daging ikan paus rasanya enak ;D).

Terlihat sangat mustahil bukan?

Akan tetapi, saat Anda tahu kalau Anda bisa melakukannya hanya dengan meluangkan waktu 15 menit saja setiap harinya, semuanya akan terasa sangat mudah.

Dan beginilah juga cara Anda untuk menyelesaikan banyak hal besar: dengan melakukannya sedikit demi sedikit namun berulang kali.

Dan kalau ada satu hal yang 100 persen akan kita lakukan berulang kali di dalam seni beladiri, kihon atau latihan dasar adalah jawabannya.

Dalam seni beladiri yang saya dalami, dan terutama di Jepang sana (seni beladiri yang saya dalami berasal dari Jepang betewe), kihon tidak jauh berbeda dengan pemanasan. Maksud saya adalah mereka melakukannya setiap kali akan berlatih, tanpa terkecuali, seperti halnya pemanasan. Latihan "sebenarnya" baru dimulai setelah mereka selesai ber-kihon.

Sedikit kihon, lakukan berulang kali, maka Anda akan menjadi mahir dalam seni beladiri yang Anda tekuni.

Di benak mereka tidak pernah terlintas pikiran "Hari ini kihon gak ya? Apa langsung latihan waza saja?". Bagi mereka kihon bukanlah sebuah pilihan. Sebelum berlatih hal lain, kihon harus selalu dilakukan.

Setiap saat.

Ngomong-ngomong, kihon juga-lah yang menjadi alasan banyak orang untuk berhenti berlatih beladiri. Mereka bosan melakukan hal yang sama (berulang kali pula) dalam setiap sesi latihan.

Chojun Miyagi, pendiri aliran karate Goju-ryu, memiliki sebuah kutipan favorit:

"Raion wa gake kara omochite sodatsu mono dake ga sodatsu".

Yang secara garis besar berarti: "seekor induk singa hanya akan membesarkan anaknya yang mampu naik dari dasar tebing (setelah dijatuhkan oleh si induk dari puncak tebing)." Anak singa yang tidak mampu melakukannya akan ditinggalkan untuk mati di dasar tebing.
Image credit: dutchpirate | pixabay
Terlepas dari benar tidaknya singa melakukan hal itu, hal yang sama terjadi juga dalam seni beladiri.

Chojun Miyagi sendiri menyuruh murid-muridnya untuk hanya berlatih sanchin saja selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Murid yang lemah tekadnya (tentu saja) akan merasa bosan dan berhenti berlatih.

Hanya mereka yang tertinggal sajalah yang kemudian diajari seni beladiri karate, yaitu mereka yang telah berhasil mendaki 'tebing' kihon.

Mungkin hal itu terjadi ratusan tahun yang lalu, tetapi kenyataannya sekarang juga masih tetap seperti itu.

Banyak kenshi (praktisi Shorinji kempo) yang bertanya-tanya kenapa murid dari seorang sensei Jepang selalu menguasai dengan baik teknik-teknik (dan juga teori serta filosofi) Shorinji kempo, saya pun juga pernah menanyakan hal yang sama... sampai saya menemukan sendiri jawabannya: murid-murid yang malas (baca: gak niat) sudah berhenti berlatih sejak lama, karena mereka tidak betah dan bosan untuk selalu melakukan latihan yang sama (kihon) dalam setiap sesi latihan.

Yang tersisa adalah anak singa murid-murid dengan semangat empat lima yang membara.

Sedikit kihon dalam setiap sesi latihan (ditambah dengan semangat menggelora yang tak pernah surut) akan menuntun mereka menuju kesuksesan.

Saya sering bilang kepada adik-adik junior saya: "Saya memakai sabuk hitam bukan berarti saya hebat, saya hanya mulai berlatih lebih dulu daripada kalian, karena saya bertahan lebih lama daripada orang lain. Karena itu kalian hanya cukup bertahan, bertahan, dan bertahan, dan suatu saat nanti pasti kalian akan mendapatkan sabuk hitam (atau beli saja sekarang ;p)".

Bukan karena melakukan segala sesuatunya dengan sempurna, tetapi karena mau bertahan; melakukannya sedikit demi sedikit namun berulang-ulang kali, dan pada akhirnya Anda akan mencapai tujuan Anda.

Orang-orang yang sukses dikenal bukan karena kehebatannya, tetapi karena keuletan dan semangat pantang menyerah mereka.

Dua sikap yang akan menjamin kesuksesan Anda dalam seni beladiri, bisnis, musik, nge-blog, dan juga di semua bidang kehidupan yang lain adalah semangat dan tekad untuk terus bertahan sekalipun orang lain memilih untuk beristirahat dan melakukan hal lain seperti main game nonton acara televisi.

Sebagai penutup, bagaimana cara Anda memakan habis seekor ikan paus beluga?

Dengan cara menggigit, mengunyah, dan menelannya sedikit demi sedikit.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 2:11 PM

0 komentar:

Post a Comment

Copyscape

Protected by Copyscape

Blog Archive

Powered by Blogger.

Paling Dilihat

CB