Mengejutkan, Gamer Ternyata Memiliki Refleks Secepat Pilot Pesawat Tempur

Kejuaraan 'olahraga' video games (atau yang ngetren dengan sebutan e-sport) saat ini sedang booming-booming-nya. Saking booming-nya sampai-sampai banyak gamer dan bahkan non-gamer yang banting setir beralih profesi menjadi pemain game profesional.

Gimana tidak, seorang atlet gamer profesional bisa menghasilkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah dalam setahun hanya dengan mengikuti berbagai kejuaraan e-sport, tetapi para ahli kesehatan mengingatkan bahwa ada harga yang harus dibayar, kesehatan mereka.

Photo credit: lalesh aldarwish

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah benarkah e-sport ini bisa dikategorikan ke dalam olahraga?

Sebuah penelitian untuk mengetahui keadaan fisik dan mental para gamer profesional untuk kemudian dibandingkan dengan kondisi fisik dan mental dari atlet olahraga profesional yang dilakukan di University of Essex memberikan hasil yang cukup mengejutkan.

Para 'olahragawan' dunia maya ini ternyata memiliki ketajaman mental dan kondisi psikologis yang setara dengan atlet olahraga beneran, bahkan saat mendapatkan rangsangan secara visual, reaksi yang mereka berikan sama cepatnya dengan reaksi dari seorang pilot jet tempur.

Namun... ada tetapi-nya, kondisi fisik dan kebugaran mereka sangatlah buruk dan bisa disamakan dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua daripada usia mereka yang sebenarnya.

Seorang gamer berusia duapuluhan, yang terlihat fit dan sehat serta memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan seorang atlet maraton, setelah melalui serangkaian tes, diketahui memiliki kondisi paru dan tingkat kebugaran yang sama dengan seorang perokok berat berusia 60 tahun.

Menurut dokter Dominic Micklewright, salah seorang peneliti dalam penelitian tersebut, gaya hidup seorang gamer yang rata-rata menghabiskan 10 jam setiap harinya didepan layar komputer diduga kuat sebagai penyebabnya.

"Seseorang yang berusia 20 tahun-an seharusnya memiliki tingkat kebugaran yang jauh lebih bagus, tapi mungkin ini adalah resiko pekerjaan seorang gamer yang bisa menghabiskan 10 jam setiap harinya di depan layar komputer", ungkapnya.

"Sulit memperkirakan apa yang akan terjadi kedepannya, yang jelas hal ini akan memberikan efek buruk jangka panjang terhadap kesehatan seperti peningkatan resiko penyakit jantung. Anak-anak yang menghabiskan waktunya di depan layar komputer atau gadget memiliki korelasi kuat dengan obesitas dan peningkatan resiko penyakit jantung di masa depan", ujar kepala dari Sport, Performance, and Fatique Research Unit ini.

Tetapi, dokter Micklewright sendiri mengaku terkejut dengan fakta bahwa banyak sekali karakteristik atlet profesional yang ditemukan pada diri seorang gamer. "Refleks, kemampuan motorik, jiwa kompetitif, serta kondisi emosional seorang gamer bisa disetarakan dengan seorang atlet profesional."

"Alangkah baiknya kalau seorang gamer menyeimbangkan waktu antara bermain game dengan aktivitas fisik olahraga," katanya.

"Bermain video game, atau e-sport dalam hal ini, memiliki karakteristik yang hampir sama dengan olahraga, keduanya sama-sama kompetitif, sama-sama membutuhkan skill khusus, serta memiliki aturan yang baku dan terstruktur.

Tetapi perbedaan besar diantara keduanya--yang membuat e-sport tidak bisa digolongkan ke dalam olahraga--adalah kurang/ tidak adanya aktivitas fisik, " tandas Micklewright.

Kalau Anda seorang gamer dan bingung mau melakukan aktivitas fisik alias olahraga apa, seni beladiri bisa menjadi salah satu alternatif, bahkan menurut saya seni beladiri adalah jenis 'olahraga' yang sangat klop dengan seorang gamer.

Seperti yang kita semua tahu, refleks (selain mental, fisik, dan teknik) adalah salah satu faktor penting dalam seni beladiri. Sekarang coba bayangkan seandainya seorang gamer, yang dikatakan memiliki refleks secepat pilot pesawat tempur, berlatih seni beladiri, bisa kalah tuh si McGregor.