Apa itu kiai?
Kiai (dibaca ki-ai) diartikan sebagai ungkapan semangat dalam bentuk teriakan yang dilakukan saat seseorang melakukan gerakan ataupun teknik beladiri yang biasanya berupa pukulan, tendangan, ataupun tangkisan.
Kiai ini akan sering kali kita dengar terutama di dalam seni beladiri Jepang (secara kiai adalah bahasa Jepang). Tapi menariknya, dengan konsep yang sama, kiai pun juga bisa ditemukan di dalam seni beladiri Korea seperti taekwondo dan dikenal sebagai k'ihap.
Menarik untuk diketahui bahwa istilah kiai tidak hanya ditemukan di dalam seni beladiri saja tetapi juga bisa dijumpai di dalam berbagai bentuk seni lain diluar seni beladiri seperti taiko (seni menabuh alat musik drum di Jepang) dan juga go (catur tradisional Jepang) misalnya dimana kiai diartikan sebagai semangat bertanding.
Kiai sendiri tersusun atas dua karakter huruf kanji yaitu:
Kiai adalah "menyerang" dengan menggunakan suara karena itu suara tersebut harus dipenuhi dengan emosi untuk "menghabisi" lawan bukan hanya emosi kemarahan atau frustrasi semata.
Kiai (dibaca ki-ai) diartikan sebagai ungkapan semangat dalam bentuk teriakan yang dilakukan saat seseorang melakukan gerakan ataupun teknik beladiri yang biasanya berupa pukulan, tendangan, ataupun tangkisan.
Kiai ini akan sering kali kita dengar terutama di dalam seni beladiri Jepang (secara kiai adalah bahasa Jepang). Tapi menariknya, dengan konsep yang sama, kiai pun juga bisa ditemukan di dalam seni beladiri Korea seperti taekwondo dan dikenal sebagai k'ihap.
Menarik untuk diketahui bahwa istilah kiai tidak hanya ditemukan di dalam seni beladiri saja tetapi juga bisa dijumpai di dalam berbagai bentuk seni lain diluar seni beladiri seperti taiko (seni menabuh alat musik drum di Jepang) dan juga go (catur tradisional Jepang) misalnya dimana kiai diartikan sebagai semangat bertanding.
Kiai sendiri tersusun atas dua karakter huruf kanji yaitu:
- "ki" (kanji: 気) berarti energi, tenaga, atau semangat
- "ai" (kanji: 合) yang berarti harmonis, atau selaras
Kiai adalah "menyerang" dengan menggunakan suara karena itu suara tersebut harus dipenuhi dengan emosi untuk "menghabisi" lawan bukan hanya emosi kemarahan atau frustrasi semata.
Photo credit: tpsdave |
Kalau kiai adalah harmonisasi atau penyatuan tiga tenaga yang berasal dari tubuh, jiwa, dan pikiran kita; maka aiki adalah harmonisasi tenaga kita dengan tenaga lawan untuk kemudian mengalihkan (atau memanfaatkan) tenaga tersebut (yang bisa kita lihat dalam seni beladiri aikido).
Sayangnya di dalam gendai budo (seni beladiri modern) sekarang ini (apalagi diluar Jepang), praktek kiai dilakukan hanya sebagai formalitas saja (hanya berteriak dengan keras) tanpa disertai pengertian tentang konsep kiai yang sebenarnya.
Ada cerita tentang Matsumura "Bushi" Sokon seorang master Okinawa-karate.
"Matsumura Sokon sangat terkenal di kalangan masyarakat Okinawa. Suatu hari Matsumura mendatangi seorang tukang untuk memperbaiki sesuatu. Si tukang yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya pun mengaku bahwa dirinya adalah seorang karateka juga serta meminta Matsumura untuk mengajarinya. Matsumura yang menolak permintaan tersebut kemudian ditantang oleh si tukang untuk bertanding. Karena terus didesak, akhirnya Matsumura menerima tantangan tersebut dan setuju untuk bertanding keesokan harinya.
Keesokan harinya kedua orang tersebut saling berhadapan. Si tukang sangat percaya diri karena merasa bahwa kekuatan dan ukuran tubuhnya lebih unggul dari Matsumura. Tetapi ketika si tukang hendak menyerang Matsumura dia melihat sesuatu yang tidak biasa, Matsumura tidak memasang kuda-kuda layaknya orang yang akan bertarung, melainkan hanya berdiri diam dengan pandangan mata yang sangat tajam. Si tukang merasa kehilangan tenaga dan terpaksa harus menghentikan serangannya.
Ketika si tukang berhasil mengumpulkan tenaganya lagi, dia kembali berusaha menyerang Matsumura namun mengalami hal yang sama. Ketika si tukang sedang mempersiapkan diri untuk serangan yang terakhir, Matsumura mengeluarkan teriakan yang sangat keras laksana petir yang menyambar. Si tukang yang menerima "serangan" itu pun seketika langsung berdiri terdiam untuk kemudian membatalkan pertandingan tersebut dan meminta maaf."
Cerita ini memang tidak bisa dibuktikan kebenarannya, tetapi kisahnya sangat menarik. Apa yang terjadi di dalam cerita ini bukanlah sesuatu yang mistis, Matsumura menang secara psikologis.
Secara insting, manusia mempunyai kemampuan untuk mengenali ancaman dan secara alami akan berusaha untuk menghindar dari ancaman tersebut. Keahlian serta kepercayaan diri Matsumura telah mencapai suatu tingkat dimana dia mampu menimbulkan rasa takut dan gentar di hati lawannya tanpa harus menggerakkan tubuhnya.
Kiai-nya mampu mengalahkan lawan tanpa harus adu jotos.
[Bacaan terkait: Perbedaan antara Kiai dan Kisei]
Bagaimana cara melatih kiai?
Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah bagaimana cara kita
Seperti semua hal di dalam seni beladiri, kiai tidak bisa dilatih dalam waktu singkat. Berikut adalah langkah-langkah untuk berlatih kiai.
- Berdiri tegak dengan punggung lurus. Badan harus rileks.
- Tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Bayangkan kita bernapas dari dasar paru. Kalau dilakukan dengan benar, kita akan merasakan perut kita mengembang dan mengempis, bukan dada kita.
- Ketika sudah siap, tarik napas dalam-dalam kemudian keluarkan semua udara sekaligus dari dasar paru, untuk melakukannya gunakan kontraksi otot-otot perut.
- Berteriaklah dengan mengeluarkan suara yang berasal dari bagian belakang tenggorokan, dan perlu diingat bahwa sumber suara tersebut bukan berasal dari pita suara. Di dalam seni beladiri Jepang biasanya kita berteriak dengan mengeluarkan suara "a" atau "un".
- Berteriaklah dengan keras, kita tidak perlu berteriak sekuat tenaga, tetapi ada bedanya antara bersuara keras dengan berteriak.
Latihan ber-kiai seharusnya sudah dilakukan bahkan saat baru mulai berlatih beladiri. Seorang pemula yang baru berlatih pastinya akan mengalami kesulitan, tetapi kesulitan-kesulitan tersebut lama-kelamaan akan teratasi bila tekun berlatih.
Perlu diketahui bahwa kiai juga merupakan salah satu cara untuk melatih pernapasan dimana pernapasan ini adalah salah satu hal yang sangat penting dalam seni beladiri.
Perlu diketahui bahwa kiai juga merupakan salah satu cara untuk melatih pernapasan dimana pernapasan ini adalah salah satu hal yang sangat penting dalam seni beladiri.
Kapan saya harus kiai?
Tidak ada patokan kapan kita harus kiai, tetapi ada beberapa keadaan dimana kita diharuskan untuk ber-kiai:
Saya tutup postingan ini dengan cerita yang saya kutip dari artikel yang ditulis oleh Jesse Enkamp:
"Bayangkan Anda berada di padang rumput sendirian
Sejauh mata memandang hanya terlihat rerumputan
Tidak ada pohon, gua, bangunan, ataupun manusia
Tetapi ada seekor singa besar di depan Anda
Dan singa itu sangat lapar
Singa itu mengaum!
"Dia akan menyerang!" Anda membatin
Singa itu mengaum lebih keras!!
Dalam tiga detik Anda akan menjadi makanan singa
Singa itu memamerkan taringnya yang tajam
Dua detik tersisa...
Anda tidak bisa lari
Anda tidak bisa bersembunyi
Anda tidak bisa melawan
Satu detik tersisa...
Singa itu mengaum lebih keras lagi!!!
Anda hanya punya satu kesempatan terakhir untuk meyakinkan singa itu supaya tidak memakan Anda.
Apa yang akan Anda lakukan?"
Silakan sampaikan pendapat Anda.
Tidak ada patokan kapan kita harus kiai, tetapi ada beberapa keadaan dimana kita diharuskan untuk ber-kiai:
- Ketika kita menyerang atau melakukan counterattack.
- Ketika kita ingin menambah semangat kita.
- Ketika kita ingin mengganggu fokus lawan.
- Ketika kita ingin menunjukkan kekuatan kita.
- Ketika kita ingin menyalurkan tenaga kita.
Saya tutup postingan ini dengan cerita yang saya kutip dari artikel yang ditulis oleh Jesse Enkamp:
"Bayangkan Anda berada di padang rumput sendirian
Sejauh mata memandang hanya terlihat rerumputan
Tidak ada pohon, gua, bangunan, ataupun manusia
Tetapi ada seekor singa besar di depan Anda
Dan singa itu sangat lapar
Singa itu mengaum!
"Dia akan menyerang!" Anda membatin
Singa itu mengaum lebih keras!!
Dalam tiga detik Anda akan menjadi makanan singa
Singa itu memamerkan taringnya yang tajam
Dua detik tersisa...
Anda tidak bisa lari
Anda tidak bisa bersembunyi
Anda tidak bisa melawan
Satu detik tersisa...
Singa itu mengaum lebih keras lagi!!!
Anda hanya punya satu kesempatan terakhir untuk meyakinkan singa itu supaya tidak memakan Anda.
Apa yang akan Anda lakukan?"
Silakan sampaikan pendapat Anda.
Terus klu cara meng harmonisasi kan tenaga luar dan dalam bagaimana?
ReplyDeleteSetahu saya waktu kita melakukan pukulan, tendangan, atau tangkisan kita harus mengeluarkan napas secara cepat tetapi halus, dan visualisasikan tenaga berasal dari tanden.
DeleteBukannya kita harus memperhitungkan/menilai lawan dulu sebelum mengeluarkan cara yang tepat/pas.
ReplyDeleteBenar sekali mas/mbak, selain harus menilai lawan, kita juga harus menilai/memperhitungkan kemampuan kita sendiri. Tapi bukan itu inti dari postingan ini, saya hanya ingin menunjukkan (semampu saya) bahwa kiai adalah sesuatu yang dianggap sangat penting oleh praktisi beladiri di Jepang yang sayangnya hanya dianggap sebagai formalitas saja di luar Jepang.
Delete